Desa Lamalera terletak di selatan Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur. Tempat ini sudah menjadi favorit bagi wisatawan, karena mereka bisa melihat paus hasil buruan dari dekat. Ternyata, perburuan paus di Desa Lamalera sudah menjadi kebudayaan dan tradisi turun-menurun sejak abad ke-16. Paus yang diburu menyangkut kehidupan puluhan suku di tempat tersebut selama satu tahun ke depan.
Selain itu, perburuan paus di Desa Lamalera adalah perburuan yang legal. Hal ini dikarenakan daging paus yang ditangkap menyangkut kehidupan masyarakat dan hasil buruan tidak diperdagangkan. Dalam berburu paus, masyarakat Lamalera juga mempunyai beberapa ritual dan pantangan yang tidak boleh dilakukan. Hal ini sudah menjadi adat tradisi dari Desa Lamalera. Badan konservasi internasional World Wild Fund (WWF) juga tidak melarang perburuan paus di Lamalera, namun WWF memberikan konservasi dan pemberdayaan tentang pengelolaan habitat kehidupan laut pada masyarakat Lamalera.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perburuan paus dilakukan saat bulan Mei-Oktober, saat laut tenang. Masyarakat Lamalera melakukan ritual adat sebelum memulai perburuan paus. Pada akhir bulan April, Suku Wujon yang tinggal di gunung akan turun ke pantai dan berdoa memanggil paus. Lalu, semua masyarakat Lamalera akan berdoa untuk keselamatan nelayan yang akan pergi ke laut dan berdoa untuk orang yang meninggal di laut. Mereka berdoa menurut keyakinan agama Kristen.
Pada tanggal 1 Mei, perahu Paraso Sapang, yang menandakan suku tertua di Lamalera, adalah satu-satunya perahu yang boleh keluar dan memulai pencarian Paus. Jika Paraso Sapang pada hari itu mendapatkan paus, maka 19 perahu lainnya boleh keluar dan memburu paus. Jumlah perahu tersebut menandakan jumlah suku di Lamalera.
Ada 3 jabatan penting dalam satu perahu dalam berburu paus. Jabatan tersebut adalah Lamuri (juru kemudi perahu), Matros (kru perahu), dan Lamafa, orang yang berdiri di ujung kapal dan penombak paus. Hanya orang-orang yang memiliki bakat khusus atau keturunan yang bisa menjadi Lamafa dan Lamuri. Nyawa adalah taruhannya saat berburu paus.
Saat melihat paus, merekan akan berteriak "Baleo, Baleo!" yang berarti paus dalam bahasa Lamalera. Perahu akan mendekat 1-2 meter ke arah paus dan Lamafa akan meloncat ke atas paus dan menombak jantung paus di bagian bawah sirip. Dibutuhkan perjuangan yang kuat dan beberapa kali tusukan tombak sampai paus benar-benar mati.
Paus adalah sumber kehidupan bagi masyarakat Lamalera. Jika ingin melihat langsung dari dekat, datanglah ke Desa Lamalera di NTT. Dijamin, Anda akan terpukau oleh kehebatan masyarakat Lamalera dalam berburu paus.
(gst/gst)
Komentar Terbanyak
Bus Pun Tak Lagi Memutar Musik di Perjalanan
Ogah Bayar Royalti Musik, PO Bus Larang Kru Putar Lagu di Jalan
Hotel di Mataram Kaget Disurati LMKN, Ditagih Royalti Musik dari TV di Kamar