Para traveler yang berkunjung ke Bangkok berkata, kota itu tak ubahnya Jakarta. Suhu yang panas dan deretan gedung pencakar langit memenuhi hampir seluruh kota. Jika bajaj banyak ditemukan di Jakarta, maka tuk-tuk menjadi alat transportasi yang hilir mudik di Bangkok.
Namun, cobalah buang jauh-jauh bayangan itu. Di Chiang Rai, Anda bisa menikmati suasana sebuah kota kecil yang sejuk. Kota dengan luas wilayah 11.678 kilometer persegi ini memiliki panorama alam yang tak diragukan lagi. Lanskap pegunungan akan memanjakan mata Anda selama berada di sini.
Chiang Rai merupakan provinsi di bagian utara Thailand yang berbatasan langsung dengan Laos dan Myanmar. Jaraknya sekitar 320 kilometer dari Kota Bangkok. Anda bisa mengambil rute perjalanan udara dengan waktu tempuh sekitar 90 menit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tiket minibus menuju Doi Tung bisa didapat dari agen perjalanan. Tiketnya dipatok 1.600 Baht (sekitar Rp 480.000) dengan waktu tempuh dua jam. Sepanjang perjalanan, jarang sekali kendaraan bermotor seperti motor dan mobil yang lalu lalang. Udara sangat bersih dan nyaman.
Dari Doi Tung, Anda bisa melanjutkan perjalanan menuju Golden Triangle. Ini adalah wilayah perbatasan langsung antara Laos dan Myanmar, yang hanya dipisahkan oleh Sungai Mekong. Dengan tarif 100 Baht (sekitar Rp 30.000) per orang, Anda bisa menyeberang sungai menggunakan perahu dan menginjak Laos! Bila ingin memasuki wilayah Laos, cukup merogoh kocek 50 Baht saja.
Satu objek wisata yang tak boleh dilewatkan adalah Hall of Opium. Di sini, Anda bisa mendapat banyak pengetahuan tentang penyebaran opium di dunia, termasuk di Golden Triangle. Museum yang terdiri dari tiga lantai ini dibuat sedemikian rupa untuk memberikan pengetahuan bagi pengunjung tentang sejarah dan seluk beluk opium. Mulai dari perang Inggris-China, hingga perdagangan di bawah komando Jenderal Khun Sa.
Museum ini buka mulai Selasa-Minggu pukul 08.30-16.00 waktu setempat. Ada dua kelas tiket, yaitu 150 Baht untuk warga Thailand dan 200 Baht untuk wisatawan mancanegara.
Objek menarik lainnya adalah Museum Khun Sa, yang terletak di Ban Thoed Thai. Berdiri sejak November 2007 silam, museum yang disebut Khun Sa Old Camp ini merupakan tempat kediaman Jenderal Khun Sa. Ialah jenderal pemegang kendali atas perdagangan opium di Golden Triangle.
Ada tiga bangunan di museum ini, yaitu dua ruang pertemuan dan satu kamar tidur. Salah satu ruang pertemuan diisi oleh berbagai foto bersejarah tentang peredaran opium, sedangkan satunya lagi berada tepat di sebelah kamar tidur. Kamar tidur Khus Sa masih tertata apik dengan pakaian kebesaran militernya yang tertutup plastik.
Di bagian luarnya, terdapat tempat pelatihan militer juga sel bawah tanah. Sel ini adalah tempat dijebloskannya para pasukan Khun Sa yang berkhianat. Sel yang bisa menampung hingga tiga orang itu berbentuk seperti sumur, tanpa adanya penerangan sama sekali.
"Lamanya penahanan tergantung kadar kesalahan. Bila kesalahannya ringan, maka hanya tiga hari ia ditahan. Tapi kalau kesalahannya berat, bisa ditahan berbulan-bulan. Ketika keluar, kulit mereka akan menguning ketika terkena sinar matahari," tutur salah seorang pemandu yang adalah warga sekitar.
Masih di Doi Tung, Anda bisa mengunjungi Doi Tung Royal Palace yang merupakan tempat peristirahatan Ibu Suri Sondej Phra Sirnagarindra Boromarajajonani. Ia adalah tokoh perempuan yang dihormati akan jasanya dalam Development Project, sebuah proyek mengangkat harkat dan martabat penduduk sekitar dari ketergantungan menanam dan menggunakan opium.
Chiang Rai tak hanya kaya akan destinasi wisata, tapi juga petualangan kuliner dan belanja. Sebuah tempat yang siang harinya menjadi terminal angkutan umum, malam harinya disulap menjadi Chiang Rai Night Bazaar. Di sini, Anda bisa membeli beragam pernak-pernik khas Thailand dan Chiang Rai, dengan harga relatif murah.
Beragam produk tenun buatan tangan tersedia dengan harga mulai dari 100 Baht hingga ribuan Baht. Asyiknya, di pasar ini Anda bisa melakukan tawar menawar. Anda harus sabar menawar karena hampir seluruh pedagang tidak fasih berbahasa Inggris. Cara paling baik, pinjamlah kalkulatornya dan ketik angka hasil penawaran Anda.
Selain surga belanja, Chiang Rai Night Market juga merupakan surga kuliner. Ratusan kursi dan meja disusun sedemikian rupa di tengah lapangan, dikelilingi oleh para penjaja makanan dan minuman. Jangan sungkan untuk bertanya menu apa yang dihidangkan, karena rata-rata menu ditulis dalam bahasa Thai. Hal ini diperlukan bagi Anda umat Muslim yang tidak mengonsumsi daging babi. Namun jika Anda mengonsumsi daging babi, beberapa lapak menyediakan menu ini.
Lengkaplah sudah perjalanan menuju Chiang Rai. Lansekap, fesyen, kuliner, sejarah, hingga belanja, semuanya ada di sini. Maka, lupakan sejenak hiruk pikuk Kota Bangkok dan nikmatilah damai di Chiang Rai.
Andry Haryanto - detikNews
(gst/gst)
Komentar Terbanyak
Belum Dibayar, Warga Sekitar Sirkuit Mandalika Demo-Tagih ke ITDC
10 Negara yang Mengeluarkan Travel Warning ke Indonesia karena Demo
Warga Harap Wapres Gibran Beri Solusi Atasi Banjir Bali