Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian adalah peribahasa yang tepat menggambarkan perjalanan ke daerah wisata taman laut 17 pulau Riung,di kabupaten Ngada,provinsi NTT. Perjalanan yang sulit diawali dengan pilihan pesawat yang terbatas,kita harus transit di Kupang dan menyesuaikan dengan jadwal pesawat yang tidak terbang tiap hari ke Bajawa,ibukota kabupaten Ngada. Masalah tidak hanya selesai sampai disitu,jalan menuju objek wisata ini pun bagaikan off road,jangan bayangkan jalan beraspal,jalan-ini lebih mirip jalan tanah yang bisa dibayangkan bagaimana licinnya dikala hujan.
Tetapi semua itu terbayar saat kami mulai memasuki wilayah taman nasional 17 pulau Riung,dari tepian dermaga kami bisa melihat jajaran pulau kecil yang berdekatan satu dengan yang lainnya,perairan disekitar pulau-pulau itu pun tenang sehingga menjadi tempat yang sangat pas untuk yang ingin snorkling ataupun diving terutama pemula. Arus yang pelan membuat kita bisa dengan santai menikmati keindahan bawah laut di taman nasional ini,kita bisa berenang tanpa takut terbawa arus deras,seperti berada di akuarium air laut raksasa.
Puas dengan keindahan bawah lautnya yang beragam,mulai dari gerombolan ikan warna warni,bintang laut dengan ukuran besar sampai terumbu karang warna warni bisa ditemukan disini. Siap-siaplah untuk tercengang karena pulau-pulau di Riung ini memiliki pantai dengan pasir putih yang lembut. Tampaknya kami datang disaat yang tepat karena cuaca sedang bersahabat dan saat itu tidak ada pengunjung lain selain kami. Duduk-duduk santai di pantai dan bermain air di pantai dangkal menjadi pilihan,dijamin setiap pelancong yang kesini akan tergoda menambahkan hari untuk tinggal dan menikmati keindahan alam riung.
Makan siang ikan bakar segar,bunga pepaya,singkong rebus dan sejenis lontong khas flores menjadi menu yang disiapkan istri pemilik kapal sewaan kami,nikmat tiada terkira,5 ikan bakar besar itu ludes dalam waktu tidak sampai setengah jam,mata mulai mengantuk saat siang semakin tinggi,namun pasir putih taman nasional 17 pulau riung masih terlalu sulit untuk ditinggalkan. Dengan berat hati kami pun beranjak pergi dengan membuat janji,kalau ada umur panjang,suatu hari kami kan kembali.
(gst/gst)
Komentar Terbanyak
Banjir Bali, 1.000 Hektar Lahan Pertanian per Tahun Hilang Jadi Vila
Warga Harap Wapres Gibran Beri Solusi Atasi Banjir Bali
Belum Dibayar, Warga Sekitar Sirkuit Mandalika Demo-Tagih ke ITDC