Suasana Klasik Kota Melaka yang Bikin Jatuh Cinta
Rabu, 22 Apr 2020 09:19 WIB

Resiana_echa
Jakarta - Berkunjung ke Malaysia seusai Corona, jangan hanya mengunjungi Twin Tower saja. Sesekali coba sambangi kota Melaka, suasana klasiknya bikin jatuh cinta.Ditempuh dalam waktu kurang lebih 2 jam 30 menit dari Terminal Bersepadu Selatan menggunakan bus, pesona Kota Malaka yang "tua", hangat, ramah, dan bersahabat akan menyambut para pelancong yang berkunjung ke sana.Mulai memasuki kawasan Melaka, para turis akan disuguhkan bangunan-bangunan bergaya klasik dan bersejarah. Melihatnya seakan-akan ingatan kita dikembalikan ke beberapa tahun silam sebelum tersentuh pesona modern.Pilihan penginapan dekat pusat kota sangatlah beragam. Mulai dari hotel berbintang sampai penginapan ala backpacker semuanya tersedia. Tempat yang saya inapi sangat dekat dengan Jonker Street.Walaupun harganya murah, tetapi penginapan tersebut sangat bersih dan nyaman. Hanya berjarak beberapa meter saja dari Jonker Street, di mana jalan tersebut setiap Jumat, Sabtu, dan Minggu malam akan di gelar berbagai macam dagangan.Dari mulai kudapan khas Malaka, pernak-pernik, pakaian, sampai barang yang unik pun semua tersedia. Soal harga tidak perlu takut karena tidak akan menguras kantong.Jika sempat menikmati hiruk pikuk Jonker Street di malam hari, jangan lupa untuk mencoba Kuih Lobak, Cendol Bibik, dan chicken rice ball. Tentunya harga makanan tersebut tidaklah mahal namun sangat memanjakan lidah.Soal makanan jangan lupa juga membawa oleh-oleh untuk keluarga berupa pineapple tarts yang bisa dengan mudah ditemui di berbagai sudut kota tersebut. Mulai dari home made sampai di buat di pabrik semuanya ada.Bahkan jika beruntung, para pelancong akan menemukan kios yang memanggang sendiri kue tersebut dengan wangi yang menggugah selera. Rasa pineapple tarts tersebut sangat "meleleh" di mulut. Perpaduan khas antara butter yang lembut dan manisnya selai nanas di dalam. Mereka pun menyediakan tester bagi para calon pembeli.Di pagi hari, para turis bisa mulai petualangan dengan menyusuri Malacca River dengan jalan kaki atau menyewa perahu. Menyusuri sungai tersebut membuat kita merasa sedang berpergian ke Benua Eropa.Di sepanjang tepian sungai, banyak di bangun rumah-rumah, cafe, dan pertokoan dengan gaya klasik. Tembok-temboknya ada yang dipenuhi mural-mural cantik yang bisa diabadikan untuk sekedar mengisi feed instagram.Belum lengkap pergi ke Melaka jika belum berpose di Red Square (Dutch Square) yang selalu ramai pengunjung sepanjang hari. Sesuai dengan namanya, di area Red Square tersebut berdiri beberapa bangunan berwarna merah seperti Stadthuys dan Christ Church.Dari Red Square, jika menanjak sedikit ke atas, akan ada bangunan bernama Church of St. Paul, yaitu berupa bangunan bersejarah berupa reruntuhan gereja.Berjalan-jalan dua hari rasanya tidak cukup untuk mengeksplorasi Melaka lebih jauh, karena kota tersebut begitu menawan. Jika wabah Corona sudah reda, jangan lupa mampir ke sana ya.
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan