Kisah Tanah Lot, Batu Karang Sakti di Tengah Lautan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kisah Tanah Lot, Batu Karang Sakti di Tengah Lautan

Resa Noor Fauziah - detikTravel
Minggu, 10 Mei 2020 13:29 WIB
loading...
Resa Noor Fauziah
Gerbang Pura Tanah Lot
Pura Luhur Tanah Lot
Pura Batu Bolong diatas tebing
Hamparan batu karang di Tanah Lot
Kisah Tanah Lot, Batu Karang Sakti di Tengah Lautan
Kisah Tanah Lot, Batu Karang Sakti di Tengah Lautan
Kisah Tanah Lot, Batu Karang Sakti di Tengah Lautan
Kisah Tanah Lot, Batu Karang Sakti di Tengah Lautan
Jakarta - Keindahan Tanah Lot memang harus diacungi jempol. Tapi tahukah kamu asal mula Tanah Lot?Bali nampaknya akan selalu menjadi destinasi favorit bagi para wisatawan, Pura Tanah Lot salah satunya. Keberadaan Pura yang tak biasa serta arsitekturnya yang khas menjadi daya tarik tersendiri untuk dikunjungi. Selain keindahan Pura yang ada di atas batu karang dan di tengah pantai, juga terdapat di atas tebing ini lebih cocok dilakukan menjelang sore hari. Sajian keindahan sunset yang sangat dan udara yang mulai sejuk menjadi alasan yang cocok untuk memilih sore hari mengexplore keindahan Pura Tanah Lot. Dibalik keindahannya, Pura Tanah Lot mempunyai kisah sejarah besar tentang perkembangan agama Hindu di Bali. Pada abad ke 15 Bhagawan Dang Hyang Nirartha atau dikenal dengan nama Dang Hyang Dwijendra melakukan perjalanan dari pulau Jawa ke pulau Bali dengan misi menyebarkan agama Hindu. Dang Hyang Dwijendra mengenal baik Raja Dalem Waturenggong yang sedang berkuasa pada masanya. Dengan kedekatannya, Dang Hyang Dwijendra disambut dengan baik dan memudahkan misinya hingga ke pelosok pulau Bali. Dalam perjalanan misinya Dang Hyang Dwijendra melihat sinar suci dari arah laut selatan Bali. Setelah ia menelusuri, sinar suci tersebut terdapat di daerah Beraban Tabanan. Lalu beliau melakukan meditasi ditempat ini. Bendesa Beraban Sakti yang memimpin wilayah tersebut pada saat itu sangat menentang misi yang dijalankan oleh Dang Hyang Dwijendra. Betapa tidak, dengan aliran monotheisme yang dianutnya, membuat Bendesa Beraban Sakti harus mengusir Dang Hyang Dwijendra dari Tabanan. Melihat reaksi dari pemimpin Tabanan, Dang Hyang Dwijendra tidak patah arang. Dang Hyang Dwijendra mengeluarkan kesaktiannya dengan memindahkan batu karang tempat ia bermeditasi dan mendirikan Pura ke tengah pantai dengan kekuatan spiritualnya. Melihat keajaiban tersebut Bendesa Beraban Sakti pun mengakui kesaktian Dang Hyang. Maka semenjak itu, batu karang tersebut diberi nama Tanah Lot yang berarti batu karang di tengah lautan. Di dalam Pura Tanah Lot juga terdapai air suci yang diyakini masyarakat sekitar dapat mendatangkan rezeki bagi siapapun yang meminumnya. Selain itu, Dang Hyang Dwijendra merubah selendangnya menjadi seekor ular yang disucikan. Ular ini berukuran sangat besar, pada siang hari ular tersebut akan berdiam di Pura Batu Bolong di atas tebing. Saat malam hari, ular tersebut akan menyebrang ke Pura Luhur Tanah Lot untuk menjaga Pura. Kebanyakan pengunjung hanya mengetahui terdapat Pura Luhur Tanah Lot dan Pura Batu Bolong. Selain kedua Pura tersebut, masih terdapat Pura suci lainnya yang saling berdekatan diantaranya Pura Jero Kandang, Pura Enjug Galuh, Pura Penataran, Pura Batu Mejan atau Pura Beji, Pura Pekedung, juga Pura Penyawang. Begitu banyak yang dapat di eksplore di Tanah Lot ini. Maka, jika berkunjung ke Bali jangan lupa untuk berkunjung ke Tanahl Lot.
Hide Ads