Menyusuri Ruang Bawah Tanah Monumen Juang Bandung
Kamis, 06 Feb 2020 14:31 WIB

Agithyra Nidiapraja

Jakarta - Berdiri megah berhadapan dengan Gedung Sate, monumen ini menjadi salah satu markah tanah Kota Bandung. Namun tahukan kalian jika tepat di bawah monumen ini terdapat sebuah museum yang bisa membawa kita menyusuri Perjuangan Rakyat Jawa Barat dalam mempertahankan tanah air.Jika kita memandang lurus ke arah utara dari Gedung Sate, maka akan terlihat sebuah monumen besar berwarna putih dengan Burung Garuda Pancasila di bagian tengahnya. Monumen tersebut bernama Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat atau masyrakat sering meyingkatnya dengan sebutan Monju (Monumen Juang).Monumen ini dibangun pada tahun 1955 hasil rancangan Slamet Wiranjaya dan perupa Sunaryo dengan bentuk menyerupai bilah-bilah bambu. Selain monumen tersebut, di kiri dan kanannya terdapat relief yang menceritakan sejarah dan kejadian-kejadian penting yang pernah terjadi di Jawa Barat.Cerita relief ini berawal dari sisi kanan monumen yang menggambarkan Jawa Barat pada masa Kerajaan Hindu Buddha, peristiwa-peristiwa sebelum kemerdekaan seperti pembacaaan Pledoi "Indonesia Menggugat" oleh Soekarno, masa kemerdekaan, dan hingga penggambaran masa mempertahankan kemerdekaan terdapat sebuah pintu masuk menuju ke bawah tanah monumen yang merupakan museum.Setelah menuruni anak tangga, kita akan menemukan ruangan pertama dari museum ini. Banyak penjelasan-penjelasn serta foto yang menceritakan bagaimana kegigihan rakyat Jawa Barat dalam mempertahankan tanah air seperti Peristiwa Bojongkokosan, Peristiwa Rawagede, hingga Peristiwa Bandung Lautan Api.Di sisi lainnya terdapat cerita pengalaman dari beberapa saksi peristiwa Bandung Lautan Api. Dalam rak rak kaca juga kita dapat melihat beberapa senjata asli yang digunakan ketika berperang. Selain berisikan informasi, di bagian pertama ini juga terdapat ruang audio visual yang menampilkan dokumenter tentang perjuangan rakyat Jawa Barat.Memasuki bagian kedua museum ini, ruangan ini terlihat seperti melingkar terdapat berbagai diorama peristiwa-peristiwa yang telah terjadi. Disisi lain ada garis waktu sejarah Jawa Barat dan beberapa kota serta kabupaten di Jawa Barat.Di bagian tengah terdapat patung-patung yang menggunakan pakaian tentara baik itu tentara Indonesia, tentara Belanda, maupun Jepang. Sebagian besar koleksi yang ada di museum ini meupakan benda-benda asli dan sebagian lainnya masih tersimpan di ruangan khusus karena masih terdapat bekas tembakan dan bercak darah.Berjalan ke bagian selanjutnya sebelum keluar terdapat ruangan kepala museum dan sebuah perpustakaan yang mengoleksi berbagagai buku, terutama buku-buku yang berkatan dengan sejarah dan beberapa salinan naskah-naskah kuno.Keluar dari museum cerita dalam relief pun berlanjut, kali ini relief dimulai dari peristiwa Konferensi Asia Afrika tahun 1955, Peristiwa G30S, masa pemerintahan Presiden Soeharto, dan berkahir di peristiwa penerbangan pesawat pertama buatan Indonesia, N250 Gatotkaca .Masuk ke museum ini tidak dikenakan biaya dan sebelum masuk jangan lupa melapor dahulu ke pos satpam yang terlatak di pintu masuk Kawasan Monumen Juang. Pintu masuk ini terletak di bagian belakang monumen di Jalan Dipatiukur, berseberangan dengan Universitas Padjajaran.
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol