Pantai Syiah Kuala, Tempat Bersantai dan Wisata Religi di Banda Aceh

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pantai Syiah Kuala, Tempat Bersantai dan Wisata Religi di Banda Aceh

Yopi Ilhamsyah - detikTravel
Selasa, 25 Feb 2020 11:57 WIB
loading...
Yopi Ilhamsyah
Pantai Syiah Kuala dengan pemandangan Pulau Weh Sabang.
Informasi mengenai Syiah Kuala. Teungku (Guru) Syiah Kuala sangat mendorong emansipasi wanita. Terlihat dalam 59 tahun, Kesultanan Aceh dipimpin oleh Wanita bergelar Sri Ratu
Makam Syiah Kuala yang wafat pada tahun 1696. Makam di bibir pantai ini tetap utuh walaupun dilanda Tsunami hebat 2004.
Pantai Syiah Kuala yang landai cocok bagi keluarga sekaligus berziarah.
Pantai Syiah Kuala dengan pemandangan Pulo Aceh. Tanggul dibangun untuk menahan erosi pantai.
Pantai Syiah Kuala, Tempat Bersantai dan Wisata Religi di Banda Aceh
Pantai Syiah Kuala, Tempat Bersantai dan Wisata Religi di Banda Aceh
Pantai Syiah Kuala, Tempat Bersantai dan Wisata Religi di Banda Aceh
Pantai Syiah Kuala, Tempat Bersantai dan Wisata Religi di Banda Aceh
Pantai Syiah Kuala, Tempat Bersantai dan Wisata Religi di Banda Aceh
Jakarta - Aceh memiliki pantai-pantai indah. Satu di antaranya spesial, karena traveler bisa sekaligus berziarah, yakni di Pantai Syiah Kuala. Pantai Syiah Kuala berada tak jauh dari Banda Aceh, sekitar 3 km. Namanya diambil dari seorang ulama Aceh yang sohor hingga ke luar negeri dan telah meninggal dunia.Kisah itu bermula dari tsunami berketinggian 30 meter pada akhir tahun 2004 yang menerjang kawasan itu. Kendati tsunami meluluhlantakkan Aceh, namun   makam Syiah Kuala utuh dan tidak mengalami kerusakan sedikitpun. Padahal, makamnya berada di bibir pantai.Sejak itu, makam Syiah Kuala ramai dikunjungi peziarah, baik pelancong Indonesia, negeri Malaysia maupun dari negara lain. Oleh pemerintah Aceh, makam itu pun menjadi salah satu rekomendasi wisata religi. Nama ulama dan cendekia ini sebenarnya adalah Teungku Syekh Abdurrauf. Karena mengelola sekolah agama Islam di muara Sungai Aceh, jadilah ulama ini dikenal dengan sebutan Teungku (Guru) Syekh di Kuala, dalam literasi berbahasa Indonesia disebut Syiah Kuala. Namanya diabadikan menjadi nama Universitas di Aceh yakni Universitas Syiah Kuala.Ulama ini adalah Mufti (Penasehat Negara) Kesultanan Aceh yang saat itu dipimpin oleh seorang wanita bernama Sri Ratu Safiatuddin yang memerintah antara tahun 1641-1675. Syiah Kuala sangat mendorong emansipasi wanita. Oleh karenanya, kita sering mendengar cerita-cerita kepahlawanan wanita Aceh seperti Laksamana Malahayati, Cut Nyak Dhien, Cut Mutia yang juga diakui oleh serdadu Belanda yang berdinas di Aceh.Syiah Kuala dimakamkan di Desa Deah (dayah/sekolah) Raya di pinggir pantai yang dulunya berada dalam lingkungan sekolah yang dibina oleh beliau. Dari Kota Banda Aceh dapat ditempuh melalui Jalan Syiah Kuala berjarak 3 kilometer. Ikuti saja hingga ujung jalan tersebut. Nah selepas ziarah, traveler dapat jalan-jalan atau duduk-duduk di tanggul sambil menikmati jagung bakar dan segelas Kopi khas Aceh yang dijual penduduk setempat serta menikmati pemandangan Pulau Weh Sabang dan Pulo Aceh di sekitarnya. Bagi anak-anak dapat bermain air dan pasir di sekitar pantai ini.Pantainya bertopografi landai, sedikit jauh dari tepi pantai hanya berkedalaman sepinggang orang dewasa. Ombaknya pun tenang boleh jadi karena menghormati Syiah Kuala.Jangan ragu lagi untuk singgah di Aceh!
Hide Ads