Petualangan Menjejaki Atap Sumatera Barat, Gunung Talamau
Selasa, 17 Des 2019 15:55 WIB

I Gede Leo Agustina
Jakarta - Terkadang yang menarik dari sebuah perjalanan bukanlah ketika kita sampai di tempat tujuan, tapi cerita yang mengiringi perjalanan tersebut. Kadang tragedi saat perjalanan itu akan menjadi sebuah komedi yang membuat kita tersenyum, tergelak tawa saat mengingatnya.Itulah yang kadang membuat kita rindu dan candu untuk terus berjalan. Salah satu cerita seru yang pernah saya alami saat mendaki atap Sumatra Barat, Gunung Talamau bersama teman saya Baim.Gunung Talamau mungkin tidak sepopuler gunung-gunung di Jawa, Sumatra atau di pulau-pulau Indonesia lainnya. Tingginya di bawah 3.000 mdpl, tapi siapa yang sangka ternyata Talamau membuat saya dan teman saya menangis. Rasanya kapok, cukup sekali saja mendakinya.Selain saya akan menceritakan kesulitan dalam pendakian ini, cerita-cerita dibalik pendakian ini juga seru dan menarik ingin saya bagikan. Mulai dari saya dan sahabat saya Baim harus menumpang mobil bis kecil menuju Simpang Empat dari Kota Padang kurang lebih 3 jam.Sesampainya di Simpang Empat, hari sudah malam. Sudah tidak ada angkutan umum lagi menuju base camp. Saat itu sudah jam 9 malam. Sempat bingung bagaimana kami akan ke basecamp.Tiba-tiba Baim ditawari menumpang mobil yang kebetulan melewati basecamp. Sebut saja uda X, dengan ramah uda X dan dua orang rekannya menawari kami. Saya dan Baim pun menyambut tawaran baik ini dengan senang hati.Tak menunggu waktu lama, kami pun masuk ke mobil berjejal dengan barang bawaan rasanya sangat sempit, bernapaspun rasanya susah. Kami sempat berhenti di SPBU untuk mengisi bahan bakar.Kurang dari satu jam kami pun sampai dan diturunkan di pinggir jalan dekat basecamp. Tak disangka, si uda dan temannya memintai kami ongkos sebesar Rp 150.000. Mau tidak mau kami harus memberinya daripada ribut.Dalam kesepakatan awal juga tidak ada pembicaraan ongkos, kami pikir karena searah dan uda x yang menawari, jadi tumpangannya gratis. Tapi ternyata tidak dan itu ongkos yang sangat mahal.Karena saat di basecamp dan bertanya dengan Uda Andri (pengelola basecamp pendakian) jika naik ojek paling mahal bayar Rp 10.000, jika naik bis atau angkot cuma bayar Rp 5.000. Jaraknya pun dekat saja dari Simpang Empat ke basecamp.Oke, lanjut cerita pendakian saja ya. Di basecamp kami disambut baik oleh Uda Andri, ia bercerita banyak tentang Gunung Talamau sebagai gambaran umum buat kami. Mengisi buku registrasi, dan mendata semua perlengkapan mendaki yg kami bawa.Saat mengisi buku registrasi, kami cukup kaget karena sedikit sekali yang mendakinya selama dua bulan terakhir. Kami meminta guide untuk memandu pendakian kami esok paginya.Uda Ilham, itulah guide kami. Awalnya Uda Ilham sedikit merasa keberatan karena dia sendiri merasa kapok dan berat sekali mendaki Gunung Talamau ini. Dengan pendekatan yang baik akhirnya dia mau juga.Keesokan paginya, pendakian kami lakukan setelah sarapan. Trek awal yang kami lalui adalah kebun sawit warga dan persawahan. Beberapa menit berjalan kami sudah disambut dengan tanjakan yang lumayan bikin engap.Kurang lebih 2 jam kami baru sampai di Pos 1. Setelah istirahat sebentar kami melanjutkan perjalanan. Mulai memasuki hutan dengan pepohonan tidak terlalu besar hanya perdu yang rapat.Treknya bisa dibilang cukup membosankan karena tidak ada pemandangan yang bisa kami nikmati. Akhirnya tiga jam lebih kami pun sampai di Pos 2. Karena sudah terlalu lelah dan cukup lapar, kami memutuskan untuk mendirikan tenda di Pos 2.Di sini kondisi hutan sudah sangat rapat dengan pepohonan yang besar. Keputusan yang tepat kami mendirikan tenda di sini, begitu tenda berdiri hujan turun. Kondisi tanah menjadi basah dan lembab. Jangan ditanya, pacetnya banyak dan siap menghisap darah kami.Kami masak untuk makan malam, menu seadanya. Karena kesalahan kami lainnya adalah perbekalan logistik kami kurang. Kami pikir gunung dengan ketinggian di bawah 3.000 bakal seperti di Jawa dan bisa kita selesaikan dalam waktu 1-2 hari.Jadi logistik yang kami siapkan juga hanya untuk 2 hari. Tapi kami salah besar. Jadi kami harus pintar memanage logistik kami agar tidak kehabisan.Selesai makan kami langsung istirahat untuk memulihkan tenaga agar besok pagi bisa lanjut menuju Pos 4. Pos ini biasa jadi tempat mendirikan tenda sebelum menuju puncak.Keesokan harinya, lanjut perjalanan. Kondisi hutan semakin rapat, lama sekali rasanya sampai di Pos 3, lebih dari 3 jam. Hutan yang rapat, basah, dan lembab, banyak pacet.Trek yang makin menanjak sempat membuat kami ingin menyerah rasanya. Uda Ilham pun sampai berkata dia mau turun saja, tidak usah di bayar. Kami jelas-jelas menolaknya.Akhirnya sampai di Pos 3, di sini area terbuka cukup lapang. Di sini terdapat jurang dan dengan sungai mengalir yang begitu jernih. Kami memutuskan beristirahat sebentar dan membuat makanan untuk makan siang. Masak seadanya menggoreng nugget, sosis dan membuat minuman energi.Tak perlu lama-lama kami istirahat di sini, jika kelamaan justru terasa semakin dingin. Jadi selesai makan kami langsung melanjutkan perjalanan menuju Pos 4. Lama sekali rasanya kami sampai sempat menikmati sunset di perjalanan.Pukul 18.30 kami sampai di Pos 4. Hari yang melelahkan. Kami segera mendirikan tenda memasak makan malam menu seadanya dan segera tidur karena besok pagi-pagi kami harus treking menuju puncak.Pukul 03.00 pagi, kami sudah bangun bersiap melanjutkan perjalanan menuju puncak. Kami pikir dari Pos 4 ke puncak perlu waktu cepat tapi kami salah. Sekitar 4 jam kami akhirnya dengan sisa-sisa tenaga kami sampai di puncak Talamau.Rasa penuh haru melingkupi kami saat sampai di puncak. Rasanya lega sekali. Proses yang sangat berat menguras tenaga dan emosi kami akhirnya kami dapat menginjakan kaki di atap Sumatra Barat, Talamau.Untuk kalian ketahui, pemandangan yang super menakjubkan bisa kami lihat dari puncak, berjejer Gunung Singgalang, Marapi, Talang dan Bukit Barisan. Sementara. Tak kalah menakjubkan kami juga bisa melihat 13 danau atau telaga yang sangat cantik.Puas menikmati pemandangan dari puncak Talamau, kami harus segera turun. Kami harus sampai ke basecamp hari itu juga, tidak bisa bermalam lagi karena logistik kami sudah habis.Sungguh, turun gunung pun PR berat buat kami, sampai di basecamp kami sudah kemalaman. Ditambah lagi ada drama nyasar ke ladang-ladang warga karena Uda Ilham yang niatnya mencari jalan pintas malah lupa jalan.Sungguh pendakian Talamau ini memberikan banyak pelajaran terutama jangan meremehkan gunung atau tempat baru yang akan kita kunjungi walau terlihat tidak tinggi. Persiapan logistik dan fisik yang matang juga sangat penting.Ngomong-ngomong tentang liburan, siapa sih yang nggak mau? Apalagi bagi kita yang sudah penat dengan pekerjaan otomatis butuh refreshing.Eits, jangan bingung gimana nyari tiket yang banyak promo ya. Kita bisa cari di aplikasi tiket.com karena di tiket.com banyak banget promo tiket pesawat, kereta juga hotel.Jadi gak usah khawatir bujet liburanmu jebol karena harga tiket dan hotel yang mahal. Banyak voucher promo juga lho. Yuk rencanakan liburan mu dengan belanja tiket dan hotel di tiket.com.
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan
Sound Horeg Guncang Karnaval Urek Urek Malang