Pulau Padar, Keindahan Alam TN Komodo yang Ikonik
Jumat, 12 Jul 2019 15:24 WIB

Acep Maulana Nugraha

Jakarta - Berwisata ke TN Komodo, tidak lengkap rasanya tanpa ke Pulau Padar. Nah, apalagi di saat tumbuhan sedang hijau-hijaunya.Taman Nasional Komodo merupakan salah satu situs yang masuk kedalam 7 (tujuh) keajaiban dunia. Taman Nasional Komodo ini merupakan kepulauan yang terdiri dari tiga pulau besar yaitu, Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pulau Padar dan beberapa pulau kecil lainnya. Nah, Pulau Padar sendiri memiliki luas sebesar 14,09 kilo meter persegi, yang merupakan padang savana di daerah perbukitan. Bukit-bukit yang menjulang dan membentuk semenajung serta dibaluti oleh savana ini, jika dilihat dari ketinggian pulau padar ini terlihat sangat menawan, terdapat tiga semenajung pantai yang diapit oleh beberapa bukit yang indah.Pulau Padar yang letaknya tidak begitu jauh dari pulau komodo, merupakan salah satu destinasi andalan di Labuan Bajo, betuknya yang menawan berupa beberapa semenajung yang membentuk garis pantai dan diapit oleh beberapa bukit yang indah, nah savanna yang tumbuh di pulau padar ini bisa berubah warna loh, warna coklat jika musim kemarau tiba dan warna hijau jika musim hujan. Waktu saya berkunjung pada bulan Maret 2019 lalu, di Labuan Bajo sedang musim hujan jadi saat berkunjung ke Pulau Padar rumput disana berwarna hijau.Labuan Bajo merupakan sebuah destinasi yang mungkin ada di list beberapa Traveller, contohnya saya yang menjadikan Labuan Bajo sebuah destinasi yang mesti dikunjungi, mungkin mesti pintar memilih jadwal keberangkatan dilihat dari waktu kunjungan minimal harus lima hari di Labuan Bajo, belum lagi tiket pesawat yang agak tinggi, jadi mesti pintar memilih waktu kunjungan dan mempersiapkan budget yang tidak sedikit.Pertama, ketika saya berkunjung ke Labuan Bajo khususnya ke Taman Nasional Komodo, yang dibenak saya adalah berkunjung ke Pulau Padar. Saat tiba di Bandara Internasional Komodo, cuaca kurang bersahabat mungkin karna masih dalam musim hujan kali ya, jadi pas mendarat disambut engan rintikan hujan. Waktu itu menunjukan pukul empat sore, yang semula saya berencana melihat sunset di dermaga ternyata gagal, jadi memutuskan untuk beristirahat di hotel sampai besok pagi.Saat pagi tiba, saya dan teman saya berkumpul didermaga untuk mulai sailing (istilah untuk menjelajah pulau-pulau di Taman Nasional Komodo), setelah menjelajah di Pulau Komodo, sekitar jam sebelas siang saya langsung mengunjungi Pulau Padar, Pantai yang luas dan dermaga yang terbuat dari kayu, secara bergantian perahu yang membawa penumpang berhenti disana, sebelum saya tracking menuju puncak di pulau padar, saya dan teman-teman lainnya diberi arahan dan peraturan yang mesti ditaati di pulau ini, seperti sampah pelastik atau botol minum pelastik diharap untuk dapat dibawa kembali.Setelah menyelesaikan administrasi di pintu masuk, kita akan disambut oleh tangga kayu yang menuju keatas, tangganya si sangat rapih dan safety jadi sangat aman untuk dipijak, medannya pun tidak terlalu curam untuk dinaiki, selain itu terdapat beberapa orang yang menjajakan jualan kerajinan berupa topeng dan miniatur komodo, jadi boleh juga nih buat oleh oleh atau sekedar cendra mata dari Pulau Padar ini.Setelah melewati dari tangga kayu ini, posisinya baru seperempat dari puncak ya jadi jangan dulu bahagia, tapi pemandangan yang dilihat cukup indah ko, bisa melihat hamparan rumput indah dan beberapa bukit yang menjulang serta bisa melihat pemandangan berupa perahu-perahu yang sedang parkir di pantai. Dari sana kita bisa naik kembali ke dataran yang lebih tinggi, dan disini akssesnya juga lebih bagus karna jalan menuju puncaknya sudah terbuat dari semen. Nah, pemandangan aslinya bisa dilihat dari puncak Pulau Padar, panorama yang dilihat sangat memanjakan mata yang memandang, stress bekerja seketika hilang, dan rasa cape saat menuju puncak pun akan dibayar lunas dengan pemandangan tersebut. Pemandanag berupa tiga relungan atau lekukan pantai yang diapit oleh beberapa tebing serta dibalut oleh hijaunya padang savanna, seakan akan rasa ini tidak mau kembali ke Jakarta, dan mungkin saya akan kembali ke Pulau Padar ini pada saat musim kemarau untuk melihat coklatnya warna savanna yang menyelimuti bukit bukit ini. Akhirnya, list dari destinasi impian untuk berkunjung sudah terlaksana, jadi berkunjung ke next destinasi-destinasi indah lainnya.Berbicara destinasi yang ingin dikunjungi selanjutnya adalah jatuh ke Negara di Timur Tengah, yaitu Dubai, kenapa Dubai? Dubai merupakan sebuah kota di Arab, yang pada awalnya padang pasir yang gersang dan panas, kini disulap menjadi sebuah kota metropolitan yang serba modern, banyak gedung-gedung pencakar langit yang dibangun dan salah satunya adalah gedung Burj Khalifa, gedung pecakar langit yang masuk kedalam deretan gedung tertinggi di dunia, nah selain adanya gedung tersebut saya rasanya ingin berkunjung atau sekedar melihat dari garis pantai hotel bintang tujuhh, etss bukan puyer bintang tujuh ya, ini hotel bintang tujuh di Dubai yang bernama Burjalarab yang merupakan salah satu icon di Dubai ini, bangunan hotel yang menawan yang letaknya di bibir pantai menjadikan setiap orang memandang ingin mengabadikan moment ini, apalagi jika ditambah dengan matahari terbenam. Apa yang akan dilakukan disana ? rasanya saat ini ingin sekali naik unta di padang pasir arab ditambah dengan menggunakan baju khas timur tengah.
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol