Bukit Cantik di Purwokerto yang Memesona Saat Malam

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Bukit Cantik di Purwokerto yang Memesona Saat Malam

Ikrom Zain - detikTravel
Rabu, 31 Jul 2019 15:18 WIB
loading...
Ikrom Zain
Spot terbaik Bukit Agaran Purwokerto
Pemandangan alam yang indah
Bersantai sambil menikmati pemandangan
Bermalam di tenda juga bisa dilakukan
Pengunjung bisa memesan makanan dari bawah dan akan diantarkan ke atas bukit
Bukit Cantik di Purwokerto yang Memesona Saat Malam
Bukit Cantik di Purwokerto yang Memesona Saat Malam
Bukit Cantik di Purwokerto yang Memesona Saat Malam
Bukit Cantik di Purwokerto yang Memesona Saat Malam
Bukit Cantik di Purwokerto yang Memesona Saat Malam
Jakarta - Di Purwokerto, ada satu bukit cantik yang memesona saat malam hari. Bukit Agaran namanya, bisa melihat gemerlap lampu kota dari ketinggian.Apa yang ada di pikiran kita ketika mendengar wisata Purwokerto? Pasti wisata Baturraden yang terkenal akan pemandian air hangatnya. Dan tentunya, Gunung Slamet yang memagari kota ini menjadi magnet bagi keindahan bentang alamnya. Kalau bagi saya, Bukit Agaran adalah tujuan utama yang bisa saya rekomendasikan.Awalnya, saya tidak memiliki tujuan pasti selain ke Baturraden. Namun, pengemudi ojek wisata yang saya sewa menyarankan saya untuk mendatangi tempat ini di waktu malam. Menurutnya, letaknya tak begitu jauh dari pusat Kota Semu Purwokerto. Tepatnya berada di Desa Melung, Kedungbanteng, Banyumas.Kalau diukur, ya sekitar 15 kilometer dari pusat kota menuju arah utara. Untungnya, saya singgah di daerah Buaran, Purwokerto Utara yang dekat dengan Kecamatan Baturraden. Jadi, perjalanan yang saya tempuh lebih dekat dan tentunya bisa memangkas waktu perjalanan.Dimas, pengemudi ojek yang mengantarkan saya sudah siap selepas salat Magrib. Dengan baju hangat yang saya kenakan, saya siap untuk berjuang menaklukkan medan sepanjang perjalanan malam itu. Mula-mula, kami melewati persawahan dan pemukiman penduduk di sekitar Purwokerto utara.Menurut Dimas, jika siang hari, Gunung Slamet akan terlihat indah dengan berpagar bentang alam yang menawan. Walau saya tak bisa menyaksikannya, bagi saya tak masalah. Saya masih tetap semangat untuk terus menuju puncak Bukit Agaran.Semenit dua menit berlalu jalanan pun berganti dengan kontur pegunungan. Tikungan tajam dan sesekali kami harus mengalah dengan kendaraan lain akibat jalan yang cukup sempit. Belum lagi, penerangan yang cukup minim membuat kami harus hati-hati.Sekira dua puluh lima menit dari penginapan, kami telah sampai di pintu masuk obyek wisata ini. Tapi perjalanan belum selesai. Kami harus melewati jalan makadam lagi hingga tiba di parkiran. Di sana, telah banyak warung penjual makanan dan minuman hangat bagi pengunjung. Sempat gembira karena telah sampai di lokasi, namun kenyataan pahit harus saya terima.Ternyata, saya harus trekking lagi sekitar satu kilometer dengan medan menanjak sebelum sampai di puncak bukit. Walau sedikit kecewa, namun saya masih tetap semangat. Apalagi, rute trekking yang saya lalui diterangi dengan temaram lampu yang dipasang oleh penduduk sekitar.Oh ya, obyek wisata ini masih dikelola secara swadaya oleh warga desa. Jadi, fasilitas yang ada memang masih sederhana. Meski begitu, manurut saya sudah cukup lengkap.Setapak dua tapak kaki saya berjalan menanjak dengan sesekali nafas yang mulai berat. Dimas memilihkan jalan yang terjal karena selain diterangi lampu, jaraknya juga lebih dekat dibandingkan jalan lain yang cukup mudah namun memutar dan gelap.Sesekali, saya melihat bapak-bapak membawa headlamp sambil membawa nampan dan gelas-gelas. Dalam hati saya bertanya, mengapa beliau membawa semua itu tapi segera dijawab oleh Dimas. Ini adalah salah satu bentuk pelayanan dari pengelola wisata kepada pengunjung Bukit Agaran yang ingin memesan makanan dan minuman dari warung makan di bawah.Jadi, bapak-bapak itulah yang mengantarkan makanan dan minuman bolak-balik dari bawah ke atas. Sungguh, ini hal unik dan mengesankan pertama yang saya lihat selama saya traveling.Tak terasa, sembari bergurau dengan Dimas, saya telah tiba di puncak. Lansekap Kota Semu Purwokerto dan wilayah Kabupaten Banyumas lain langsung terhampar jelas dengan kerlip lampu yang menawan. Sebelum saya menikmati itu semua, saya harus membayar tiket dulu seharga 5.000 rupiah kepada petugas tiket.Dan, saya berkesempatan untuk menikmati fasilitas internet agar bisa segera mengunggah foto terbaik saya di Instagram dengan membayar 1.000 rupiah per jam. Dengan harga itu, saya mendapat kupon wifi yang dipasang di puncak bukit.Lagi-lagi, saya semakin ternganga dengan fasilitas unik nan sederhana yang ditawarkan wisata ini. Menikmati Bukit Agaran dari puncak adalah kenikmatan sendiri. Ada beberapa spot foto yang menarik untuk dijadikan latar belakang gambar diri. Mulai bentuk tangan, rumah, dan meja kursi.Asli, tempat ini benar-benar keren. Gemerlap lampu dari bawah dan dari spot foto menjadi pemanis yang sungguh elok. Selain memandang alam dari atas bukit, di Bukit Agaran pengunjung juga bisa menyewa tenda untuk dijadikan tempat bermalam. Saya melihat beberapa mahasiswa dari Purwokerto datang dan singgah untuk menikmati gemerlap Bukit Agaran.Sambil terus memandang gemerlap Purwokerto, saya jadi membayangkan bisa menyaksikan gemerlap serupa di Dubai. Dari atas Burj Khalifa, salah satu gedung tertinggi di dunia, saya sungguh ingin menikmati gemerlap kota-kota di Dubai. Saya juga ingin melihat air mancur yang menari yang hanya bisa saya saksikan di Dubai. Semoga pada suatu saat nanti saya bisa berkesempatan menikmati gemerlap Dubai yang indah dan tak ada duanya.
Hide Ads