Perjalanan Tak Terlupakan ke Nusa Kambangan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Perjalanan Tak Terlupakan ke Nusa Kambangan

Tri Handayani - detikTravel
Rabu, 14 Agu 2019 17:39 WIB
loading...
Tri Handayani
Kapal Penyeberangan dari Dermaga Wijaya Pura ke Dermaga Sodong, Pulau Nusakambangan
Icon LAPAS Nusakambangan
Pantai Permisan dan Pisau Komando, Pulau Nusakambangan
Pantai Permisan, Pulau Nusakambangan
Salah satu Pos Jaga di LAPAS, Pulau Nusakambangan
Perjalanan Tak Terlupakan ke Nusa Kambangan
Perjalanan Tak Terlupakan ke Nusa Kambangan
Perjalanan Tak Terlupakan ke Nusa Kambangan
Perjalanan Tak Terlupakan ke Nusa Kambangan
Perjalanan Tak Terlupakan ke Nusa Kambangan
Jakarta - Nusa Kambangan terkenal sebagai pulau penjara. Namun pulau ini juga menawarkan pemandangan yang indah.Kali ini saya akan menceritakan pengalaman saya mengunjungi Pulau Nusakambangan. Siapa yang tak kenal dengan Pulau Nusakambangan. Salah satu Pulau di Indonesia yang dahulu lebih dikenal dengan Pulau Penjara. Pulau ini tertutup dari masyarakat umum, dan hanya dihuni oleh narapidana dan petugas saja.Secara administratif dan geografis, Pulau ini terletak di Kabupaten Cilacap, namun pengelolaannya berada dibawah wewenang Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham). Saat ini, fungsi Pulau ini adalah sebagai Lembaga Pemasyarakatan (Lapas). Terdapat 7 Lapas untuk narapidana kelas kakap. Dua di antaranya termasuk ke dalam Lapas High Risk, Lapas khusus untuk bandar narkotika dan kasus terorisme (ideologi dan militan) yang dianggap sangat berbahaya, sehingga ditempatkan ke dalam Lapas Super Maximum Security (satu narapidana satu sel).Sebenarnya perjalanan kali ini berbeda dari perjalanan saya biasanya. Mengapa? Karena ini bukan traveling atau jalan-jalan ke Pulau Nusakambangan untuk menikmati keindahan pantainya. Tetapi saya berkunjung ke sini untuk melakukan penelitian sebagai syarat kelulusan program magister saya. Tidak mudah untuk mendapat izin menyeberang ke pulau ini, karena pulau ini sudah tidak lagi dijadikan sebagai objek pariwisata. Saya perlu bolak-balik ke Kemenkumham untuk mendapatkan surat izin penelitian ke pulau ini.Saya mendapatkan izin penelitian selama dua hari. Sehingga saya sangat memaksimalkan kesempatan saya untuk berkeliling ke Pulau Nusakambangan. Untuk sampai ke Pulau Nusakambangan ini saya perlu menyeberang dari dermaga Wijaya Pura menuju dermaga Sodong. Sebelum naik kapal, dilakukan pengecekan surat izin oleh petugas Lapas. Hampir saja saya tidak diperbolehkan naik kapal, karena Kepala Lapas yang ingin saya temui sedang dinas luar di Jakarta. Setelah dikontak langsung via telepon, akhirnya saya diperbolehkan naik kapal dan bertemu dengan pejabat Lapas yang ada di tempat. Hanya butuh waktu kurang dari 10 menit untuk sampai ke Dermaga Sodong, gerbang utama Pulau Nusakambangan. Kemudian saya melanjutkan perjalanan darat menggunakan motor bersama petugas Lapas menuju Lapas Batu, Lapas pertama yang ingin saya kunjungi.Sampai di sini tidak ada akses internet, saya tidak bisa berkomunikasi via wa karena akses internet benar-benar dibatasi. Setelah saya melakukan wawancara dengan Pejabat Lapas Batu, saya diperbolehkan untuk keliling Lapas lain ditemani salah satu pegawai Lapas muda yang baru menjadi Calon ASN. Saya merasa sangat beruntung, karena kalau tidak ditemani saya tidak akan bisa keliling Pulau ini. Dimana jarak antara Lapas satu ke Lapas lain sangat jauh, walaupun ada bus operasional, tapi bus ini hanya beroperasi saat jam berangkat dan pulang kerja saja.Di kesempatan hari pertama tersebut saya bisa berkeliling Lapas, dan saya diajak mampir ke salah satu pantai yang ada di pulau ini yaitu Pantai Permisan. Pantai ini terletak di sebelah selatan Lapas Permisan, Pulau Nusakambangan. Pantai ini biasa dijadikan sebagai lokasi pembaretan prajurit Kopassus. Terdapat simbol Pisau Komando yang ditancapkan pada Batu Karang di Pantai Permisan. Pantai ini sempat dibuka sebagai akses wisata sehingga masyarakat sekitar dan wisatawan masih bisa berkunjung ke Pantai ini. Namun, dengan pertimbangan adanya Lapas kelas kakap status Pulau ini ditutup kembali dari aktivitas wisata.Saya masih punya kesempatan satu hari lagi untuk berkunjung ke pulau ini. Namun, saya tidak ingin merepotkan petugas Lapas. Akhirnya, saya coba berkunjung ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Cilacap untuk wawancara kembali terkait thesis saya. Sebagai seorang wanita, saya memang dikenal pemberani pergi sendirian kemana saja termasuk ke Cilacap dan Pulau Nusakambangan ini.Di BKSDA ini, saya bertemu dengan pegawai BKSDA yang didominasi laki-laki. Pegawainya sangat ramah-ramah dan welcome dengan kedatangan saya. Bahkan, saya diajak untuk keliling Pulau Nusakambangan kembali oleh salah satu pegawainya. Saya dipinjamkan sepatu bot dan ditemani keliling Lapas menggunakan motor trail. Hari sudah menjelang sore sekitar pukul 15.30, sehingga saya sangat memaksimalkannya untuk berkeliling Pulau Nusakambangan, ke tempat yang belum saya kunjungi dihari sebelumnya. Sesampainya di Dermaga Wijaya Pura proses perizinan penyeberangan tak sesulit dihari pertama saya ke Pulau ini, karena saya ditemani oleh pihak dari BKSDA.Ini pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan. Selain pengalaman menggunakan motor trail. Saya juga ditemani oleh orang yang spesial? Mengapa? Karena saya ditemani oleh seorang mantan narapidana. Ketika berkenalan, bapak ini tidak mau bercerita banyak tentang dirinya, karena dia bilang takut saya kaget. Namun setelah saya mencari tahu sendiri, ternyata beliau adalah mantan narapidana Lapas Nusakambangan yang sudah keluar dan saat ini bekerja untuk BKSDA menjaga hutan Nusakambangan yang keberadaanya semakin terancam akibat illegal logging.Sebenernya masih ada satu spot pantai yang ingin saya kunjungi. Pantai ini dikenal dengan pasirnya yang sangat putih, dan di pantai ini berbatasan langsung Pangandaran, Jawa Barat. Karena hari sudah sore, saya tidak sempat untuk ke Pantai ini. Mengingat kapal penyeberangan menuju dermaga Wijaya Pura, Cilacap hanya beroperasi sampai pukul 18.00 dan jika hari sudah gelap di Pulau ini sangat gelap dan minim lampu, sangat berbahaya karena masih ada babi hutan yang berkeliaran. Akhirnya, saya hanya diajak keliling Pulau Nusakambangan hingga ke wilayah perbatasan Desa yang ada di Pulau ini.Ini adalah perjalanan saya yang tidak pernah saya lupakan. Selain mendapat ilmu pengetahuan, saya juga mendapat bonus keindahan Pantai yang ada di Pulau Nusakambangan. Selain itu, saya juga bisa bertemu dan berkenalan dengan orang-orang baru yang sangat baik. Kesempatan seperti ini adalah hal yang selalu saya suka setiap kali saya melakukan perjalanan kemanapun.Lalu perjalanan seperti apalagi yang saya impikan? Saya sangat ingin melakukan perjalanan ke Dubai. Dubai adalah salah satu destinasi impian yang ingin saya kunjungi ditahun 2019 ini. Saya sudah pernah naik motor trail keliling Pulau Nusakambangan. Nah kalau ke Dubai, saya sangat ingin berpetualang mengelilingi Big-Red menggunakan quad bikes, gurun pasir di Dubai yang menyuguhkan keindahan pasir yang berwarna kemerahan. Ini pasti akan menjadi pengalaman menarik dan pastinya tak terlupakan. Oleh karena itu, saya pasti akan berbagi cerita perjalanan tersebut melalui detikTravel dan juga instagram saya untuk pembaca, keluarga dan juga teman-teman.
Hide Ads