Tempat Memandikan Gajah di Sumatera Utara
Jumat, 06 Sep 2019 18:30 WIB

Arifin Al Alamudi
Jakarta - Theo namanya. Seekor gajah di Tangkahan, Sumatera Utara yang biasa dimandikan wisatawan.Tepat setahun yang lalu, cuaca di Tangkahan, Langkat, Sumatera Utara sedang cerah. Langit biru, daun pepohonan saling melambai seakan mengajak untuk menari bersama.Di jalan menurun yang belum beraspal terlihat Agustin, Ardana, Yuni, Sari, Albertin, Olive berjalan beriringan menuju Sungai Tangkahan. Besar mereka hampir tak bisa ku bedakan.Pada urutan paling belakang, aku terpukau. Theo, satu-satunya pejantan di rombongan ini terlihat sangat gagah. Ukuran tubuhnya paling besar dan sangat jelas terlihat ialah pemimpin rombongan tersebut.Tak buangΓ tempo, aku bergegas turun ke sungai untuk mandi bersama Theo.Ya, di Pusat Konservasi Tangkahan memandikan gajah adalah bagian dari paket wisata. Jadwal memandikan mamalia berbelalai ini setiap pagi Pukul 07.00 WIB.Pada akhir pekan, puluhan wisatawan asing dan lokal mengantre untuk membersihkan badan, belalai, dan telinga gajah-gajah jinak tersebut di bawah pengawasan sang pawang atau biasa disebut mahout.Γ Aku terpikat pada Theo, tak mau yang lain. Karena Theo satu-satunya gajah yang memiliki gading di Tangkahan. Ada satu pejantan lain bernama Asep, namun usianya masih bayi. Selebihnya adalah gajah betina yang ada di pusat konservasi ini."Betapa gagahnya jika bisa berfoto selfie bareng Theo," aku ebergumam dalam hati.Gading putihnya yang kokoh dan ukuran badannya yang paling besar menjadi daya tarik bagi siapapun. Tak sedikit wisatawan yang memilih untuk basah-basahan bareng Theo.Pada ritual mandi pagi ini, mahout pertama-tama akan menunjukkan atraksi kecil pada wisatawan. Gajah satu akan diminta memegang ekor gajah yang lain menggunakan belalai, bak sedang berbaris menuju sungai.Setelah itu semua gajah akan menghadap ke arah pengunjung. Mengangkat satu kaki, bergantian kanan dan kiri. Mahout lalu meminta setiap gajah menyedot air sungai memakai belalai dan saling menyiram gajah di sebelahnya. Wisatawan pun bertepuk tangan.Lalu, gajah diminta untuk menyodot air sungai lagi. Kali ini mahout memerintahkan 'siram'. Seluruh gajah pun serentak menyiramkan air sekencang-kencangnya ke arah wisatawan yang menonton di pinggir sungai.Wisatawan wajib basah kuyup, namun tertawa gembira sekaligus kagum dengan ulah gajah-gajah Tangkahan ini.Selanjunnya mahout meminta gajah-gajah untuk duduk. Dikeluarkanlah berus dari kantong mahout dan diberikan kepada wisatawan yang sudah membeli tiket untuk memandikan gajah.Para mahout juga mengajari bagian-bagian mana saja yang harus disikat terlebih dahulu, dari badan, punggung, ekor, telinga, dan belalai adalah bagian terakhir. Gajah-gajah yang dinaiki tubuhnya oleh wisatawan seakan pasrah dan menikmati tubuhnya disikat.Usai memandikan sesi penutup menjadi yang paling ditunggu: foto bersama gajah.Edy selaku pimpinan Conservation Respons unit (CRU) Tangkahan, Langkat, Sumatera Utara mengatakan wisata memandikan gajah ini adalah cara mengedukasi masyarakat untuk mengenal lebih dekat tentang gajah. Dengan mandi bersama gajah, orang tahu detail bagian tubuh gajah.Tak hanya mandi bareng, Edy mengatakan ada juga paket wisata patroli bersama gajah mengelilingi hutan di Tangkahan yang berada di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), serta paket memberi makan gajah."Untuk tiket memandikan gajah Rp 100 ribu, tiket patroli keliling hutan menunggangi gajah dewasa seharga Rp 650 ribu. Kalau paket keseluruhandimulai dengan tracking, memberi makan gajah hingga memandikannya dan menikmati wisata di Tangkahan bersama gajah dibanderol Rp 850 ribu," kata Edy.Untuk paket patroli gajah menjelajahi hutan ada dua alternatif yang diberikan pihak CRU. Yakni bisa berjalan kaki didampingi guide ataupun dengan menaiki Gajah Sumatera yang siap menunggu pengunjung untuk diantarkan mengelilingi rimba hutan.Bisa juga melakukan petualangan menyingkap rahasia hutan hujan tropis Sumatra dengan menunggangi gajah seharian.Sejak awal kedatangan, saya memang hanya berniat memandikan gajah. Karena saya punya tujuan lain untuk mendatangi beberapa air terjung dan goa yang ada di Tangkahan.Γ Setelah mandi, semua gajah dewasa di Tangkahan dibawa berpatroli ke hutan. Tujuannya untuk mencegah gajah-gajah liar masuh ke kawasan Tangkahan serta mencegah Harimau berburu di kawasan tersebut. Jejak kaki gajah yang berpatroli akan menjadi penanda bahwa wilayah tersebut sudah dikuasai oleh kelompok gajah di Konservasi Tangkahan yang dipimpin oleh Theo.Sedangkan saya kembali ke Visitor Centre Tangkahan untuk melakukan perjalanan lain.Malam setelah mandi bersama Theo, saya buka galeri foto kamera. Masih berdecak kagum saya dengan kepintaran para gajah tersebut. Bahkan semprotan air dari belalai Theo yang membuat saya basah kuyup seakan masih terasa di tubuh. Suara berus saat menyikat tubuhnya pun masih terngiang di telinga."Theo, saya akan kembali lagi ke sini untuk berkeliling hutan bersamamu suatu saat nanti," gumam saya dalam hati sambil mematikan kamera yang ada digenggaman.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum