Kisah Penjelajahan Orang Indonesia di Kota Barrow dekat Kutub Utara
Selasa, 02 Apr 2019 14:36 WIB

Jjoko Kuang
Jakarta - Kota Barrow di Alaska hanya berjarak 2.100 km dari Kutub Utara. Simak kisah penjelajahan traveler asal Indonesia di Kota Barrow ini.Begitu pintu pesawat dibuka, hawa dingin seperti es pun melaju menghampiri saya. Jaket tebal, kaos tangan kulit, dan topi wool sudah melekat di badan sedari tadi, namun hawa dingin itu tetap terasa di kulit.Perlahan-lahan saya segera keluar menuruni anak tangga pesawat Alaska Airlines jenis boeing 737-400 combi yang pintu keluar masuk utamanya berada di sisi kiri belakang. Bandar udara Wiley Post Will Rogers Memorial ini memang beroperasi sepanjang tahun, meski musim winter yang ekstrim sekalipun.Ruangan utamanya hanya ada satu, tetapi multifungsi. Bisa sebagai konter check in, ruang tunggu untuk keberangkatan, sekaligus tempat kedatangan. Untung saja tempat saya akan menginap jaraknya hanya 150 meter, jadi tidak perlu keluar ongkos taksi dan bisa segera terbebas dari hawa dingin yang sangat menusuk tulang.Tiba di penginapan, Mr Andre si pemilik Airport Inn sangat surprise, katanya saya pelancong asal Indonesia pertama yang akan tinggal di penginapannya. Kami pun bercakap-cakap sebentar. Setelah membayar USD 488.25 untuk menginap tiga malam, beliau langsung memberikan sebuah kunci kamar."Enjoy your Arctic Adventure in Barrow, Alaska" katanya.Hawa yang sangat dingin membuat perut ini menjadi sangat lapar. Mahalnya harga makanan dan barang-barang di Barrow karena penduduk di sini mangandalkan pesawat terbang sebagai alat transportasi utama untuk melakukan pengiriman semua kebutuhan.Bahkan orang sakit pun mereka akan mencari pesawat terbang untuk membawanya berobat ke kota Anchorage. Jarak yang hanya 2.100 km dari kutub utara membuat Barrow memiliki iklim kutub yang mampu mempertahankan suhu di bawah titik beku meski matahari sudah bersinar 24 jam.Ketika Saya berkeliling kota ini seorang diri, tak satupun saya menjumpai rumah igloo di sini, yang ada hanya rumah panggung karena untuk menghindari timbulnya panas pada tanah permafrost yang mengakibatkan bangunan menjadi miring dan tenggelam. Tidak heran jika semua jalan di sini juga tidak diaspal.Barrow adalah kota paling ujung utara dari wilayah Amerika Serikat yang masih kental mempertahankan tradisi leluhurnya. Kota kecil yang penghuninya 60% adalah suku Inupiat Eskimo itu, sampai saat ini masih mengandalkan makanan sehari-harinya dengan berburu binatang seperti walrus, karibau, beruang kutub, unggas air, ataupun ikan paus jenis bowhead whale.Yang bikin Saya agak sedikit geli ketika melewati sebuah kotak tempat sampah bertuliskan 'save whales for dinner'. Tapi menurut International Whaling Commision, Barrow memang salah satu kota yang penduduknya masih diberi keleluasaan untuk berburu bowhead whale dengan kuota tidak lebih dari dua puluh lima ekor pertahun supaya tidak mengganggu ekosistem.Di Barrow tidak ada toko yang menjual minuman yang mengandung alkohol. Namun penduduk bisa membeli dari tempat lain dengan batasan tertentu. Selain untuk mencegah meningkatnya tindak kejahatan, jika peminumnya sampai mabuk dan tak sadarkan diri di luar rumah maka orang tersebut bisa dipastikan akan terkena frostbite yaitu rusaknya jaringan kulit akibat terlalu lama terkena hawa yang sangat dingin.Akhirnya malam ini saya tertarik untuk masuk dan bersantap di Sam & Lee restaurant dengan menu andalannya mongolian beef. Selain itu di sini ada beberapa tempat makan yang rasanya nikmat seperti Barrow kitchen, Osaka restaurant, Northen Light restaurant, East Coast Pizzeria, dan Arctic pizza.Untuk observasi perubahan iklim dan cuaca maka pemerintah mendirikan Barrow Weather Service Office. Kantor ini bertujuan memberikan perakiraan cuaca serta peringatan dini jika terjadi iklim dan cuaca yang sangat ekstrim.Karena berada jauh di atas arctic circle maka tanah yang dominan di sini adalah tundra dengan tumbuh-tumbuhan yang kerdil. Untuk kota yang hanya seluas 54 km persegi iniΒ Barrow didatangi lebih banyak ahli-ahli ilmu pengetahuan alam dibandingkan dengan kota lainnya di USA.Mereka mengamati perubahan iklim dan cuaca, lautan luas yang tertutup oleh es, pemanasan global, perkembangbiakan ikan paus, lapisan tanah permafrost, serta peristiwa alam lainnya yang mempengaruhi lingkungan yang terjadi di sini. Sudah sejak lama Barrow dipercaya menyandangΒ gelar 'The Arctics Science City'.Hari kedua supaya tidak capek dan untuk alasan keselamatan dari serangan beruang kutub maka saya akan menjelajah kota Barrow bersama seorang pemandu wisata gaek yang saya kenal beberapa bulan yang lalu lewat sebuah media sosial. Namanya Mr Mike.Kami akan berkelana ke segala sudut tempat-tempat yang menjadi andalan wisata kota ini dengan menggunakan kendaraan double gardan, sebab semua jalan masih tanah dan banyak yang becek. Mr Mike berkata bahwa beruang kutub jarang sekali berkeliaran di tengah pemukiman penduduk.Mereka bergerombol di tengah laut yang membeku dan akan menuju ke pantai jika musim panen ikan paus telah tiba karena beruang kutub akan mengais sisa daging ikan paus yang tercecer ditanah. Mr Mike pun menyiapakan teropong kecil untuk mengintip beruang tersebut dari kejauhan.Di sepanjang perjalanan Mr Mike juga berbagi cerita tentang riwayat Kota Barrow yang sudah ditempati oleh suku asli Inupiat Eskimo kira-kira sejak tahun 500 A.D. Dulunya dikenal dengan nama Ukpeakvik yang artinya tempat dimana burung hantu salju diburu.Setelah kedatangan penjelajah arctic dari Inggris maka diberi nama Barrow oleh kapten William Beechey untuk menghormati laksamana Sir John Barrow pada tahun 1826. Untuk keperluan ibadah maka pada tahun 1888 sebuah gereja Presbyterian mulai dibangun oleh Misionaris dari USA. Saya pun mendengarkan cerita Mr Mike dengan sangat antusias. Ketika mobil kami berjalan mengelilingi Barrow mata saya tertuju pada pipa-pipa saluran minyak di sepanjang jalan. Meski Barrow kaya akan cadangan minyak dan gas bumi tetapi harga bahan bakar di sini cukup mahal karena masih berwujud minyak mentah maka perlu disalurkan ke pabrik untuk diolah terlebih dahulu.Kami berdua singgah di beberapa tempat yang menjadi pusat perhatian paraΒ pelancong yang berkunjung ke kota Barrow, di antaranya, Barrow Miles Post. Barrow Miles Post adalah sebuah tugu kayu dengan penunjuk jarak dari kota Barrow ke beberapa kota terkenal di penjuru dunia.Saya tertarik untuk mengamatinya. Yang membuat saya sedikit tercengang adalah jarak Kota Barrow menuju ke kutub utara, hanya sekitar 2.100 km saja. Pantas hawanya dingin sekali.Meskipun Barrow bukan tempat tertinggi di dunia tetapi sangat terkenal dengan sebutan Top of The world bagi kalangan pelancong. Karena tepat berada diujung utara negara Amerika Serikat.Wiley Post Will Rogers Crash Memorial: Terletak sekitar lima puluh meter dari bandara. Merupakan tugu batu marmer coklat mengkilap yang dibangun untuk memperingati komedian Will Rogers dan pilot Wiley Post yang tewas akibat pesawat yang dikendarainya mengalami kecelakaan di Walakpa Bay 24 km selatan kota Barrow.Monumen aslinya terletak di tempat jatuhnya pesawat. Sempat dijuki dengan nama 'Hollywood', karena the Walt Disney movie, Track of the Giant Snow Bear difilmkan di sana.Funakoshi Memorial : Monumen yang didirikan tahun 2008 ditepi Samudera Arctic ini untuk menghormati pilot wanita kebanggaan Alaska berkebangsaan Jepang yaitu Shima Funakoshi dan ibunya Yoshiko Funakoshi yang mana keduanya meninggal karena mengalami kecelakaan ketika terbang dari Barrow menuju Wainwright. IbunyaΒ sedang berkunjung ke Alaska dari Jepang adalah tercatat sebagai nonpaying passenger di pesawat tersebut.Birnirk Site: Adalah archeological site di tepi samudera Arctic. Tempat tinggal bawah tanah atau sod house yang dihuni oleh suku Birnirk yang merupakan cikal bakal suku Inupiat Eskimo. Tempat tersebut diregistrasikan menjadi daftar National Historic Landmark Amerika Serikat.Whale Bone Arch: Sebuah monumen yang terbuat dari tulang ikan paus. Sebagai simbol 'Gate to the Arctic Ocean' yang mendiskripsikan kedekatan penduduk inupiat dan Samudera Arctic dalam rangka perburuan ikan paus atau whaling danΒ untuk mengenang para pemburu ikan paus yang hilang ketika berlayar.Tempat ini juga menjadi icon kebanggaan kota Barrow sehingga tidak akan pernah terlewatkan jika sedang bertandang kesini. Terletak di dekat Top of The World hotel di tepi indahnya panorama Samudera Arctic.Baleen Palm Trees: Point Barrow adalah daerah paling ujung utara dari negara USA yang jaraknya sekitar 14 km dari kota Barrow. Ketika Saya ke sana mobil yang kami tumpangi hanya berhenti sekitar separuh perjalanan karena jalan menuju ke ujung masih tertutup banyak salju harus diperlukan kendaraan salju. Biaya sewa mencapai USD 1.500.Di sepanjang jalan terdapat beberapa pohon palem buatan yang cukup unik dan menarik perhatian untuk difoto. Dulu sebelum bertandang ke sini saya pikir pohon palem ini adalah satu-satunya pohon yang masih bisa tumbuh di sini. Penasaran kan? Silahkan pergi ke sini. You can see the baleen Palm Trees.Inupiat Heritage Center: Tempat perhentian yang lebih sempurna adalah Inupiat Heritage Center. Satu-satunya museum yang berisi tentang kebudayaan suku Inupiat Eskimo. Admision fee nya sebesar USD 10 untuk dewasa, dan USD 5 jika anak-anak.Di sini saya bisa melihat-lihat dan membaca cerita sejarah dan kebudayaan penduduk Inupiat Eskimo melalui foto-foto yang ada ceritanya dan artifact atau tiruan benda-benda bersejarahΒ yang dipamerkan di museum ini. Cerita tentang bagaimana whaling atau perburuan ikan paus pun bisa dibaca di sini.Berbagai macam bnatang yang diawetkan seperti burung, beruang kutub dan juga bowhead whale sungguh cantik menghiasi ruangan ini. Tarian khas penduduk Eskimo blanket toss dance juga menambah kemeriahan dan menghibur pengunjung di museum.Di bagian ruangan lain terdapat berbagai macam baju tebal keseharian penduduk Eskimo yang terbuat dari bulu binatang asli yang sangat tebal begitu dipakai badan saya seketika terasa hangat. Jika mau membeli jaket ini harganya sangat mahal, lebih dari sepuluh juta rupiahΒ karena terbuat dari bulu binatang asli.Tidak ada tempat lain yang menjual cenderamata yang lengkap tentang Barrow kecuali di sini. Saya membeli beberapa kaos tanpa kerahΒ dan kerajinan tangan penduduk setempat untuk oleh-oleh keluarga tercinta di rumah. Untungnya harga berbagai cenderamata di museum ini tidak membuat kantong jadi bolong.Setelah tiga jam lebih mengikuti tour akhirnya dengan berat hati saya berpisah dengan Mr Mike. Saya memberikan biaya tour USD 100 dan sedikit tips sebagai tanda terima kasih. Saya mendapatkan selembar sertifikat sebagai bukti bahwa saya sudah mengelilingi tempat-tempat eksotis wilayah arctic circle di Kota Barrow.Saya pun sangat bangga menerima penghargaan ini. Meski Mr Mike hanyalah seorang pemandu wisata lokal tetapi pengalaman beliau yang sudahΒ 20 tahun lamanya membuat dia jadi pujaan para pelancong kelas wahid dari seluruh penjuru dunia.Menjelajah kota Barrow banyak tersimpan keunikan yang belum pernah saya temui ditempat lainnya seperti : Tanah di sini tergolong permafrost yang artinya lapisan tanah dibawah mengandung es.Oleh karena itu struktur bangunan rumah yang didirikan di kota Barrow harus dibuat panggung dengan pilar berbahan khusus untuk menghindari terjadinya panas yang mengakibatkan lapisan es di dalam tanah meleleh dan menyebabkan bangunan akan tenggelam.Karena tanah yang tergolong permafrost tersebut mengakibatkan jalan-jalan di sini tidak diaspal karena akan selalu rusak. Rumah salju tidak saya temui di sini sebab mereka hanya membangun rumah Igloo di tengah laut yang beku untuk berlindung ketika berburu binatang.Bahwa dengan adanya tanah permafrostΒ banyak penduduk yang mempunyai permafrost freezer yaitu kulkas alami di bawah tanah untuk menyimpan bahan makanan terutama daging binatang hasil buruan supaya tidak membusuk.Dan yang saya merasa agak sedikit merinding ketika saya berjalan seorang diri melewati kuburan penduduk Eskimo. Bahwasanya jasad orang yang dikubur akan sukar membusuk karena tanah permafrost didukung dengan udara yang dingin dan lembab akan menghambat proses pembusukan.Jadi inget film bioskop 30 days of night yang menceritakan ketika musim dingin vampire - vampire akan keluar dari kuburan untuk mencari darah segar. Sebab waktu musim winter di Barrow matahari di bawah garis horizontal dan tidak akan pernah terbit selama lebih dari 60 hari.Semua parabola di Barrow tidak menghadap ke atas tapi horizontal sebab semua satelit terletak di dekat Equator.Β Meski fasilitas perguruan tinggi sudah disediakan di Ilisagvik College namun banyak anak muda yang pergi kuliah ke tempat lain ataupun bekerja merantau membuat kota Barrow yang penduduknya hanya 4.300 jiwa ini semakin sunyi senyap.Tidak adanya gemerlap hiburan malam membuat penduduk malas keluar rumah kerena hawa terlalu dingin. Sudah jam setengah satu dini hari tapi diluar masih sangat terang. Fenomena midnght sun mulai tersa di sini. Meski tidak sangat terang namun suasana tengah malam seperti waktu siang saja.Hari ini adalah hari ketiga saya berada di Barrow. Seperti sebelumnya saya bangun awal karena meja sarapan akan tutup jam sembilan pagi. Sarapan sangat berarti bagi saya supaya bisa berhemat mengingat harga makanan di sini sangat mahal.Di penginapan ini disediakanΒ berbagai macam roti, susu, dan sereal sudah cukup untuk mengganjal perut. Agenda saya hari ini adalah mengunjungi supermarket terbesar diΒ Barrow. Karena lumayan jauh maka saya mau naik taksi saja. Ongkos taksi di sini jauh dekat sama saja yaitu USD 6 sekali jalan.Sopir taksi di sini tidak mengharapkan tips tidak seperti di wilayah USA lainnya. Pekerjaan sebagai pengemudi taksi disini hampir semua dilakukan oleh penduduk lokal sehingga keramahan pun dapat segera saya rasakan.Sebenarnya ada bus kota sebagai alternatif transportasi yang lebih murah tapi saya gak sabar untuk segera sampai. Barusan ada sebuah mini bus khusus untuk senior atau orang tua yang lewat dan meski sepi penumpang saya tidak diperkenankan untuk naik.Alaska Commercial Company disebut sebagai perusahaan retail terbesar di Alaska yang melayani customer sejak 1867 dan tersebar di 33 kota di seluruh pedalaman Alaska. Penduduk setempat lebih mengenal dengan nama AC Value Center.Jangan kaget jika harga makanan dan barang-barang kebutuhan sehari-hari atau groseris di Barrow lebih mahal dibanding dengan harga-harga di wilayah USA lainnya. Sebab goods and service index di sini selalu paling tinggi di wilayah USA. Saya pun tertarik untuk berbelanja dan mengamatinya.Hampir semua pelancong yang bertandang ke Barrow selalu saja mampir dan mengabadikan foto harga harga makanan di sini. Meski mahal tapi kan masih jauh lebih murah daripada kita harus makan di restauran.Meskipun sudah berbelanja di AC Value Center, entah mengapa saya sangat ingin mencoba makan di Arctic Pizza yang paling terkenal itu. Harga pizza ukuran medium dan large masing-masing USD 17 dan USD 36. Jika mau minum masih harus membayar lagi.Meski harganya mahal tetapi rasanya memang nikmat sekali dan ada kebanggaan tersendiri bisa menikmati hangatnya pizza di arctic circle. Pokoknya jika melancong keΒ Barrow harus siapkan budget super ekstra buat membeli makanan.Sehabis manikmati hangatnya kelezatan pizza saya sempatkan pergi ke kantor pos untuk mengirim kartu pos bergambar beruang kutub berbagai pose dan bowhead whale buat teman- teman di Indonesia.Saya melihat ada satu lapangan sepak bola yang tertutup salju di sini. Meski Barrow mempunyai salju yang sangat tebal namun tidak sepanjang tahun lapangan tertutup oleh salju. Sehingga pertandingan sepak bola tetap bisa dilakukan di musim panas.Menjadi destinasi wisata favorit adalah dambaan pemerintah kota Barrow saat ini. Dengan tersedianya fasilitas yang lengkap dan beberapa tempat yang unik dan melawan arus, kini Barrow sudah banyak memikat hati pelancong kelas wahid dari penjuru dunia untuk menikmati Arctic Adventures.Sektor pariwisata merupakan pendapatan tambahan yang menghasilkan lumayan banyak pemasukan untuk menggenjot pertumbuhan perekonomian. Pada musim spring dan panas seperti ini semakin banyak pelancong berdatangan untuk menikmati midnight sun dan festival perburuan bowhead whale yang dikenal dengan Nalukataq dengan disuguhi tarian khas penduduk Eskimo blanket toss dance.Berbagai macam brosur tempat wisata, penginapan, dan tempat makan juga bisa didapatkan secara cuma-cuma. Bagi pelancong yang sudah bosan dengan hiruk-pikuk suasana liburan perkotaan ataupun pantai dengan view pohon kelapa bisa bertandang ke sini untuk mencari suasana berbeda sambil memperluas pengalaman.Di Barrow memang tidak ada landscape seperti gunung es ataupun hutan dengan tumbuhan hijau yang dihiasi dengan air sungai yang gemercik mengalir tetapi kultur dan sisi kehidupan lain umat manusia yang berbeda bisa kita nikmati dan rasakan disini.Perasaan haru saya pun datang ketika saya akan meninggalkan kota ini. Kota yang penuh dengan potensi keunikan alam dan segudang warisan budaya suku Inupiat Eskimo. Dan akhirnya melalui sebuah referendum pada Oktober 2016 nama kota Barrow secara resmi diubah kembali ke nama tradisional yaitu Utqiakvik.
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol