Cara Tulungagung Melepas Ramadhan dengan Tradisi Kupat Massal
Minggu, 16 Jun 2019 11:12 WIB

Akbar Dedy Pratama

Jakarta - Beberapa daerah di Indonesia memiliki cara tersendiri untuk melepas Bulan Ramadhan. Tulungagung melakukannya dengan Tradisi Kupat Massal.Keramaian manusia yang berburu kupat gratis kini menjalar dikota Tulungagung. Dimulai sejak Idul Fitri memasuki hari ke-7 Selasa, 11 Juni 2019, sampai hari ke-8 Rabu 2019, 12 Juni 2019 acara tersebut terus ramai didatangi pengunjung.Ritual kupatan missal sendiri terpusat dengan tersebar diberbagai kecamatan di Tulungagung. Terhitung agenda tahunan tersebut ditahun 2019 ini tersebar hingga melingkupi 42 desa diseluruh Tulungagung.Berbagai aneka sajian makanan dengan tidak lupa menyertakan lontong ketupat dibagikan cuma-cuma. Dari usia dewasa sampai anak-anak, semua kalangan umur tumpah ruah memadati stand-stand penyedia kupat.Kebanyakan dari stand-stand bagi ketupat dikawsan Tulungagung dibuat dengan pembagian wilayah per-RT.Menjadi, salah satu yang paling dinantikan antusiasnya oleh warga, dikecamatan Boyolangu, tepat didesa boyolangu. Agenda kupatan massal telah berlangsung sejak 6 tahun yang lalu. Agenda berbagi ketupat itu dimulai rabu, 8 Juni 2014. Dimulai sejak pagi, acara tersebut berlangsung sampai stok ketupat habis.Dengan suasana yang selalu ramai dipadat keramaian, Kupatan Masal tahun ini didesa tersebut telah berhasil membuat pengunjung terpuaskan oleh aneka kuliner ketupat.Menurut salah satu warga bernama Baskoro, ketupatan massal didesa Boyolangu tidak pernah bertahan hingga pukul 12.00 WIB. Meski telah menghabiskan lebih dari 30 Kg beras sebagai bahan pembuat ketupat. Lebih dari 450 porosi ketupat tak pernah bertahan lebih lama dari 2 jam setelah acara resmi dibuka bupati dari serbuan animo warga.Selain acara bagi kupat, tepat di stand ketupat wilayah RT rumahnya, Baskoro beserta para warga jauh-jauh hari turut menyiapkan suguhan hiburan bagi pengunjung. Hiburan berupa yang berupa panggung elektone tersebut juga banyak terdapat pada kawasan stand lain di Desa Boyolangu. Semarak, begitu kesan kupatan menurut pemuda berusia 23 tahun tersebut.Sedikit bergeser keutara tepatnya didesa Sobontoro, masih sama berada dikecamatan Boyolangu, agenda kupatan turut berlangsung dengan padat pemandangan pengunjung yang ramai berlalu-lalang.Digelar dijalan masuk, barisan stand kupat gratis sepanjang jalan menuju kawasan balai desa turut membuat macet arus lalu lintas. Meski berlangsung setelah Adzan Isya berkumandang, dari anak-anak sampai usia lansia, semua tumpah ruah memadati jalan utama desa.Sejak 6 tahun lalu, tepat sama persis dengan mulanya agenda kupatan massal didesa Boyolangu. Desa Sobontoro memilih waktu malam untuk agenda membagikan kupat massal gratis. Selain masalah waktu, jika di Boyolangu penyelenggaraan ketupat terpusat hanya pada setiap wilayah RT, desa Sobontoro mengangkat secara swadaya stand kupat berdasarkan lingkungan yang saling berdekatan.Berikut jadwal desa penyelenggaraan ketupatan massal di Tulungagung yang telah sukses digelar ditahun 2019. Selasa, 11 Juni 2019 pagi, desa Bulusari, Kiping, Ringinpitu, Sendang (Kecamatan). Malam harinya dari desa Kedungsoko, Beji, Gempolan, Gending, Gondang, Kaliwungu, Kedungsoko, Kuthoanyar, Ngrendeng, Pakel (kecamatan Ngantru), Panggungreja, Plosokandang, Rejoagung, Ringinpitu, Serut, Sumberejokulon, Tretek, Tunggulsari, Waung, Wonoreja (kecamatan Sumbergempool).Rabu, 12 Juni 2019 Pagi, kecamatan Bandung, desa Beji, Boyolangu, Jepun, Kedungwaru, Loderesan, Mangunsari, Mojosari, Kecamatan Ngantru, desa Pucunglor, sampai Wajak. Untuk agenda kupatan masal malam harinya desa yang menyelenggara Kupatan Massal termasuk desa Bantaran, Jabalsari, Sobontoro, Plosokandang.Kamis, 13 Juni 2019 Pagi desa Boro dengan Podorejo. Kemudian untuk malam harinya, rangkaian kupatan missal dikabupaten Tulungagung akan ditutup dengan acara berbagi kupat gratis didesa Sumberdadi.Tulungagung dalam balutan silaturahmi kembali ke fitri melalui ragam ritual Kupatan Massal. Ajang perekat tali persaudaraan agar tidak terputus. Sebuah ajang berbagii kenyamanan dari tanah marmer, Tulungagung, untuk para pengunjung penikmat sajian kupat gratis.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum