Menjelajah Jepang Menjelang Akhir Musim Semi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Menjelajah Jepang Menjelang Akhir Musim Semi

Rachmy W - detikTravel
Minggu, 13 Jan 2019 02:00 WIB
Shinsaibashi-Suji. meski toko-toko belum buka, namun sudah dibanjiri turis
Festiival bunga di Nagoya
Arsitektur Tokyo Station yang artistik di antara bangunan-bangunan modern
Patung Hachiko di dekat Shibuya Station
Menjelajah Jepang Menjelang Akhir Musim Semi
Menjelajah Jepang Menjelang Akhir Musim Semi
Menjelajah Jepang Menjelang Akhir Musim Semi
Menjelajah Jepang Menjelang Akhir Musim Semi
Jakarta - Jepang adalah negara yang asyik dijelajahi berkali-kali. Setiap musim berganti, suasananya pun selalu berbeda.Jepang selalu membuat saya ingin kembali. Maka, kami sekeluarga memutuskan untuk pergi ke Jepang lagi untuk yang ke-3 kalinya. Kami menyusuri Kota Osaka, Nagoya, dan Tokyo. Banyak kejadian tak diduga yang membuatnya menjadi banyak cerita.Jepang selalu jadi destinasi yang nggak pernah dicoret dari list. Sudah beberapa kali ke sana, tetep saja pengen balik. Saya pergi ke sana lagi bersama keluarga. Kita memilih awal bulan Mei karena rencananya ingin lihat ssayara walau sedikit dan timingnya pas banget buat bolos sebelum ujian. Dengan pedenya, saya cari-cari tiket dan dapat yang pas! Pas waktunya dan yang penting pas harganya.Kota tujuan utama kita adalah Tokyo. Berhubung kita juga mau nengok saudara di Nagoya, diputuskan untuk turun di Kansai Airport, Osaka. Total lama perjalanan dari Yogyakarta sekitar 21 jam termasuk transit di Bandara Soetta dan Hong Kong. Kita transit di Hong Kong karena memang menggunakan pesawat milik Hong Kong dan ingin jalan-jalan lebih dari 1 negara. Nah, ini bisa jadi tips buat kalian yang pengen pergi ke beberapa negara sekaligus dengan biaya perjalanan yang terhitung lebih irit.Bandara di Hong Kong itu gede banget dan keren habis. Waktu transit yang panjang kita manfaatkan untuk keliling bandara. Setelah itu, langsung berangkat ke Osaka. Imigrasi dis ana lumayan menegangkan karena penjaganya membawa anjing dan saya takut sama anjing. Saat itu, suhu masih normal. Jadi kami santai saja. Setelah keluar dari bangunan bandara, brrr dinginnya. Saya cek suhu di HP, ternyata 18 derajat. Ini memang dingin, atau efek badan anak tropis ya? Sudah pakai jaket aja masih terasa. Setelah itu, kita langsung jalan ke stasiun JR (Japan Rail) untuk naik kereta ke pusat Kota Osaka. Saat itu masih pagi, jam 7. Kita kelaparan dan langsung mencari makanan di daerah Shinsaibashi-suji. Sayang, toko-toko masih belum buka. Sambil menahan lapar, kita menyusuri Sungai Dotonbori. Hmm, saya mencium aroma sedap. Ternyata ada yang jualan takoyaki. Rasanya enak banget. Didukung oleh suasana dingin dan perut yang sudah keroncongan.Puas jalan-jalan di Osaka, kita kembali ke stasiun dan melanjutkan perjalanan ke Nagoya menggunaan Shinkansen. Enaknya naik Shinkansen tuh, cepat sampai. Tapi, tidak bisa menikmati pemandangan karena saking cepatnya. Tiba di Nagoya langsung dijemput oleh tante. Saya bertanya, dimana kita bisa lihat sakura. Ternyata, sudah tidak ada yang mekar. Tante bilang, kebetulan minggu itu ada festival bunga. Kita pun diajak ke sana dan sangat kagum akan keindahannya. Setelah menyusuri taman dan membeli beberapa jajanan khas, kita diajak pergi ke restoran shabu-shabu untuk makan malam. Saat itu waktu sudah menunjukkan jam 6. Makan makanan hangat di saat cuaca dingin memang terbaik. Saat menuju ke mobil, ini jauh lebih dingin daripada di Osaka.Hari selanjutnya, kita pindah ke Tokyo. Suhu di sana tak sedingin di Nagoya maupun Osaka. Tapi, ya tetap saja dingin. Selama 2 hari ke depan kita akan menyusuri Asakusa, Tokyo Skytree, Shibuya, pokoknya keliling Tokyo, deh. Sebelum ke hotel, saya menyempatkan keluar dari Tokyo Station karena dengar-dengar memiliki bangunan yang indah. Ternyata benar, bangunannya berarsitektur lawas namun terjaga. Puas foto-foto, kita melanjutkan pergi ke tempat lain. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 20.00 malam. Kerasa sih, kakinya. Kita masih harus jalan lumayan jauh untuk ke stasiun. Oiya, selama di Jepang kita menggunakan transportasi publik, yaitu kereta, untuk jalan-jalan. Harganya jauh lebih irit daripada naik taksi. Akses dan informasinya juga mudah dipahami bagi para turis. Sampai di penginapan, saya membersihkan diri dan bersiap untuk tidur karena besok akan melanjutkan perjalanan jauh.Setelah 2 hari menyusuri kota metropolitan tersebut, esok paginya saya sudah bersiap packing karena jam 12 akan pergi ke Hong Kong. Pesawat internasional biasanya harus check-in paling lambat 2 jam sebelum keberangkatan. Karena sudah yakin dengan transportasi menuju bandara, kita memilih untuk pergi agak mepet. Sesampainya di stasiun, ternyata salah tempat. Stasiun yang seharusnya masih harus jalan beberapa ratus meter. Kita berlari-lari sambil tiap orang membawa koper segede gaban. Syukurlah sampai di bandara dengan tepat waktu walau setelah naik kereta pun harus berlari-lari. Benar-benar tepat waktu, karena beberapa menit lagi check-in counter akan ditutup. Dengan terengah-engah, kami berjalan menuju ruang tunggu. Sungguh ending yang menyenangkan, bukan?
Hide Ads