Welcome d'travelers !

Ayo share cerita pengalaman dan upload photo album travelingmu di sini. Silakan Daftar atau

ADVERTISEMENT

Selasa, 05 Feb 2019 15:55 WIB

D'TRAVELERS STORIES

Inilah Titik Nol Jakarta di Masa Belanda

d'Traveler
Meriam peninggalan Belanda yang terdapat di pelataran menara
Meriam peninggalan Belanda yang terdapat di pelataran menara
Prasasti dalam Bahasa China yang berarti garis bujur nol Batavia.
Prasasti dalam Bahasa China yang berarti garis bujur nol Batavia.
Peralatan navigasi kapal yang digunakan pada zaman dahulu
Peralatan navigasi kapal yang digunakan pada zaman dahulu
Kepadatan kendaraan di sekitar menara dianggap mengakibatkan kondisi menara semakin miring.
Kepadatan kendaraan di sekitar menara dianggap mengakibatkan kondisi menara semakin miring.
detikTravel Community - Ini adalah sisa kejayaan masa lalu Batavia sebagai kota pelabuhan. Sejarahnya masih tersimpan sampai sekarang.Adalah Menara Syahbandar yang terletak dalam satu kawasan dengan Museum Bahari yang sempat terbakar beberapa waktu yang lalu. Letaknya di sudut Jalan Pakin dan Jalan Pasar Ikan, Sunda Kelapa, Jakarta.Menara Syahbandar dibangun sekitar tahun 1839 yang berfungsi sebagai menara pemantau bagi kapal-kapal yang keluar-masuk pelabuhan Sunda Kelapa, serta berfungsi sebagai kantor pabean. Pada zaman penjajahan Belanda, titik nol kilometer Kota Batavia ada di menara ini, bahkan pada tahun 1977, Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin menempatkan tugu nol kilometer di dekat menara ini.Menara Syahbandar Jakarta memiliki tiga ruangan, yaitu di lantai dasar, di bagian tengah berukuran 6-7 meter dan paling atas yang berfungsi sebagai ruang pengamatan dengan empat jendela. Di bawah lantai dasar, terdapat ruangan yang dulu berfungsi sebagai tempat untuk mengurung awak kapal yang melanggar peraturan pelabuhan.Karena padatnya lalu lintas, terutama truk berukuran besar yang melewati jalanan di sekitar Menara Syahbandar, mengakibatkan kondisi menara setinggi 12 meter ini menjadi miring saat ini. Dari bagian bawah menara ini, konon terdapat terowongan bawah tanah yang tembus sampai Museum Fatahillah dan bahkan Masjid Istiqlal, namun karena alasan keselamatan, kini area menuju terowongan bawah tanah di museum ini sudah ditutup.Di bagian luar menara masih dapat ditemui meriam-meriam peninggalan Belanda yang semakin menambah suasana klasik bangunan ini. Ada pula prasasti yang menceritakan mengenai titik nol kilometer Kota Batavia, maupun kunjungan saudagar China ke Batavia.

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
detik Pagi
×
Live Chat Klik Di Sini
Live Chat Klik Di Sini Selengkapnya