Ini Alam Indah Toraja yang Belum Kamu Tahu

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ini Alam Indah Toraja yang Belum Kamu Tahu

Mufti Aja - detikTravel
Senin, 19 Nov 2018 13:22 WIB
Eksotisnya Lolai, sebuah Negeri Diatas Awan
Tongkonan nan dramatis di senja hari
Batu Burake, saat gunung dan awan tak bersekat
Batu Tumonga, Stonehenge ala Toraja
Tolak Angin, mengatasi masuk angin terutama penderita maag seperti saya yang selalu merasakan sensasi kembung
Ini Alam Indah Toraja yang Belum Kamu Tahu
Ini Alam Indah Toraja yang Belum Kamu Tahu
Ini Alam Indah Toraja yang Belum Kamu Tahu
Ini Alam Indah Toraja yang Belum Kamu Tahu
Ini Alam Indah Toraja yang Belum Kamu Tahu
Jakarta - Toraja selalu identik dengan ritual penghormatan kepada orang mati. Namun, Toraja juga dianugerahi alam cantik yang mungkin saja belum kamu tahu.Bertualang ke bagian ujung Sulawesi Selatan, tepatnya di kabupaten Tana Toraja menjadi sebuah pengalaman yang sangat inspiratif dengan kearifan lokal yang ada di sana. Tidak cukup waktu sehari jika ingin mengeksplor paduan alam, adat dan artefak di tanah yang dijuluki sebagai tempatnya para raja ini. Diawal tahun saya berkesempatan menghabiskan liburan selama seminggu dengan itenerary yang dibuat santai dan tidak tergesa-gesa. Terlebih lagi di bumi ini sedang gencarnya mempromosikan wisata anti mainstream Lolai.Lolai adalah sebuah kawasan Negeri Di Atas Awan, di mana petualang bisa merasakan sensasi menikmati proses terbentuknya awan diatas ketinggian. Melalui perjalanan darat dari Makassar selama kurang lebih 8 jam, tibalah saya di sebuah butik hotel. Sengaja saya tidak ingin buru-buru berwisata untuk menghilangkan penat sejenak, apalagi ditambah iklim yang sejuk dengan pemandangan alam dari kamar yang serasa berada di sebuah desa di Jepang. Hari kedua dimulai dengan mengunjungi Kete Ke'su di mana barisan rumah adat Tongkonan menjadi atraksi wisata yang disuguhkan kepada pelancong. Konon sejarah mengisahkan setiap ada anggota keluarga yang meninggal dalam budaya Toraja, maka keluarga yang masih hidup diwajibkan membangun sebuah Tongkonan sesuai kemampuan finansial. Tidak heran kalau Tongkonan ini bisa ditemukan didepan kediaman setiap warga, apalagi kalau keluarga yang kaya bisa memiliki sampai lebih dari satu Tongkonan di halaman mereka. Mumpung masih disini kami pun menuju bagian yang bersebelahan dimana terdapat peternakan Tedong atau kerbau bule yang biasanya disembelih dalam upacara adat kematian Toraja. Harga Tedong ini sangat fantastis berkisar 500 juta sampai miliaran rupiah, tergantung dari corak dan semakin sedikitnya belang yang dimiliki oleh kerbau tersebut seperti Tedong Bonga atau Tedong Salako. Perjalanan kami lanjutkan ke Londa, yakni sebuah pemakaman di atas goa bukit berbatu. Namun jangan berfikiran bahwa pemakaman tersebut adalah batu nisan yang berjajar, lebih tepatnya adalah barisan jenazah yang diawetkan, dihiasi dengan pakaian terbaik mereka semasa hidup dan ditempatkan dalam kotak kaca sehingga bisa dilihat oleh pengunjung dari bawah bukit. Pengunjung juga dapat memasuki goa yang berada di bawahnya, melihat beberapa tengkorak tubuh dengan berbagai kisahnya, di antaranya jasad dua insan yang mati bunuh diri karena perjodohan. Lepas tengah hari, kami beranjak ke situs lain yakni Lembang Tonga Riu, Bori' Kalimbuang dan Batu Tumonga. Objek wisata ini merupakan sebuah rante, tempat upacara adat pemakaman tingkat tinggi yang ditandai dengan sebuah menhir untuk setiap jasadnya. Menhir hanya dapat dipasang apabila ada pemuka masyarakat yang meninggal dan diupacarakan sampai memotong 24 Tedong atau kerbau. Suatu angka yang sangat besar jika dihitung dari harga satuan kerbau yang beratus juta per ekornya. Dihari ketiga sampailah kami kepada target utama yakni perjalanan ke Lolai. Mahalnya harga merasakan awan, bangun sebelum subuh tepatnya pukul 03.00 WITA, mendaki ke ketinggian 1380 dpl dengan kelokan tajam 90 derajat dan kecuraman jalan 45 derajat. Disarankan untuk menggunakan jasa sopir lokal untuk mencapai daerah ini karena tingginya angka kecelakaan sebagai akibat tidak mengusai medan. Bahkan kami sempat menyaksikan kejadian tragis mobil masuk jurang tepat didepan iringan kami. Namun semua ketegangan itu terbayarkan ketika berhasil merasakan awan dalam genggaman di Lolai. Untuk mengatasi masuk angin kamipun selalu sedia Tolak Angin, apalagi saya mengidap penyakit maag yang rentan. Agar badan lebih hangat kamipun mampir ke sebuahbrewed Toraja's coffee dengan aneka pilihan kopi berkualitas seperti Safan, Awan dan Puluk-puluk. Berseberangan dengan coffee house ini terdapat nursery, kebun sayur dan bunga yang tidak kalah keren dengan nursery yang ada di luar negeri. Hari terakhir kami tuntaskan ke Tilanga, sebuah pemandian alami yang didalamnya hidup seekor belut besar yang hanya bisa mengkonsumsi telur bebek. Petualangan ditutup dengan Batu Burake, lokasi patung Yesus tertinggi di dunia yang mengalahkan patung serupa di Brazil, merasakan sensasi berjalan di jembatan kaca bagi pengunjung yang tidak phobia. Jangan lupa untuk berkunjung ke Toraja di bulan Desember karena ada festival Lovely Desember tiap tahunnya.
Hide Ads