Melihat Jejak Penambangan Timah Belitung
Jumat, 30 Nov 2018 15:55 WIB

vigaya 2018
Jakarta - Pulau Laskar Pelangi, Bangka Belitung dikenal luas dengan penambangan timah serta kekayaan budayanya. Etnis Tionghoa, Melayu Belanda hidup harmoni hingga saat ini.Bangka Belitung tidak bisa dipisahkan dari itu semua. Jejak masa lalu kejayaan penambangan timah, serta masa lalu kelam dari pekerja penambangan, eksploitasi alam tidak selalu meninggalkan jejal buruk. Kini bahkan jejak tersebut mampu dipoles sebagai kekuatan merubah citra Bangka Belitung, menjadi daerah tujuan wisata.Perjalanan Jakarta - Pangkal Pinang kira-kira memakan waktu 1 jam perjalanan. Ketika mendekati pulau akan ada suguhan pemandangan beberapa kubangan raksasa bekas penambangan.Nampak pula spot-spot kecil bekas area penambangan, terlihat seperti titik putih dikelilingi pepohonan hutan tropis Indonesia. Yang manarik perhatian adalah ada beberapa danau atau telaga yang memancarkan warna biru, hijau, bening dan berkilau ditempa sinar surya.Keluar dari bandara, angin dan hawa panas langsung menyergap. Perbedaan suhu tubuh di pesawat dan luar ruangan membuat tubuh mengeluarkan reaksi tidak nyaman. Kemudian, secara reflek tangan merogoh kantong mencari Tolak Angin untuk mengatasi gangguan masuk angin.Tour kami ke sejumlah destinasi wisata, pertama yakni Danau Kaolin. Aktivitas penambangan di Bangka Belitung berlangsung terjadi selama ratusan tahun, sejak penjajahan Belanda, pendudukan Jepang hingga saat ini penambangan timah masih berlangsung.Aktivitas penambangan selalu menimbulkan efek negatif pada lingkungan. Tak pelak lagi kondisi di Bangka juga demkian, bekas penambangan telah meninggalkan lubang-lubang raksasa yang sulit untuk di tutup sehingga membentuk seperti kubangan raksasa layaknya danau, kedalamnnya pun sampai belasan meter.Namun bekas penambangan yang merusak lingkungan kini justru menjadi daya tarik wisata, kok begitu ya? Salah satunya danau raksasa, Danau Kaolin Air Bara teretak di Desa Air Bara, Kecamatan Air Gegas, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung.Ternyata memang luar biasa, galian bekas penambangan yang menyisakan lubang raksasa. Ketika hujan tercipta genangan yang memancarkan pesona, membuat decak kagum. Genangan air yang membentuk danau atau telaga warna biru toska, kadang berubah menjadi hijau.Birunya air danau makin berkilau karena dikelilingi dinding danau di tanah kaolin berwarna putih. Dua warna kontras telah membentuk paduan harmoni warna indah eksotik.Masyarakat di sini menyebutnya sebagai Danau Kaolin Air Bara dengan 'camoy aik biru'. Camoy adalah kolong atau lubang, aik atau air yang biru. Tanah kaolin memiliki kandungan mineral tinggi, sebagai bahan baku pembuatan kosmetik, makanan, pasta gigi, juga untuk bahan baku membuat piring.Di Bangka tanah kaolin warnanya seperti pasir putih di pantai, memiliki kandungan timah kadar tinggi sehingga diburu untuk dicari timahnya. Sekitar 80-90 persen tanah di Bangka Belitung adalah tanah kaolin.Perjalanan berlanjut ke Museum Timah Indonesia, satu-satunya museum timah yang ada di Asia Tenggara. Sepertinya menarik mengikutiΒ jejak perjalanan sekitar penambangan timah sejak masa lalu hingga jaman now.Bangunan itu adalah klenteng, tempat peribadatan penganut Khong Hu Chu. Ada di setiap sudut kota, di pedesaan hingga emperen rumah-rumah warga. Jika Bali dijuluki sebagai Pulau Seribu Pura, Pulau Lombok terkenal dengan sebutan Pulau Seribu Masjid sedang Bangka Belitung patut dengan julukan Pulau Seribu Klenteng.Keberadaan ribuan klenteng ternyata manarik para para wisatawan relogius, khususnya para penganut Khong Hu Cu, Budha dan lainnya. Terutama saat perayaan tradisi Ceng Beng (sembahyang kubur) yang puncaknya jatuh pada tanggal 5 April.Jejak etnik Tionghoa di Bangka belitung juga terlihat dengan ditemukan kuburan Tionghoa China. Kuburan sangat khas dan fenomenal adalah Kuburan Tionghoa Sentosa atau Tjung Hoa Kung Mu Yen.Berada di pusat kota Pangkal Pinang, luasnya mencapai 28 hektar, konon merupakan kuburan China terluas di Asia Tenggara. Etnik Tionghoa termasuk mayoritas, sekitar 40 persen dari total penduduk.
Komentar Terbanyak
Wisatawan Bekasi Dicegat Akamsi Cianjur, Pemkab Jamin Wisata Aman dan Nyaman
Tak Lagi Jadi Menkeu, Sri Mulyani Sibuk Liburan ke Yogya
Wisatawan Bekasi Dicegat Akamsi Cianjur, Polisi Mediasi