Belanja Barang Bekas di Korea Asyik Juga
Minggu, 02 Des 2018 18:06 WIB

Eka herlina

Jakarta - Tak melulu ke mal-mal mewah, wisata belanja di Korea Selatan bisa juga ke Flea Market alias pasar barang-barang bekas. Barangnya masih oke-oke lho!Bagi saya yang mengasyikan dalam sebuah perjalanan adalah ketika terjebak di pasar dan berbaur dengan masyarakat lokal. Merasakan kehidupan humanis nan menyenangkan.Itulah kenapa saya tak kuasa menolak ide seorang teman di tempat saya menginap di Itaewon untuk bergabung mengunjungi salah satu flea market di Seoul.Mengabaikan itinerary hari itu untuk menjelajahi kantor agensi KPop di daerah Gangnam, saya menyambut gembira ajakan teman tersebut menuju Seocho Saturday Market.Menembus dinginnya udara autumn di pagi itu, kami pun memulai perjalanan dengan transportasi kereta bawah tanah menuju Stasiun Sadang. Sebenarnya ada begitu banyak Flea Market atau Pasar Loak yang tersebar di tiap sudut Kota Seoul yang diadakan setiap hari Sabtu.Namun, dipilihnya Seocho Saturday Market bukanlah tanpa alasan, tempat tersebut merupakan pasar loak tertua serta terluas di Seoul. Sudah ada sejak 1988, Seocho Saturday Market beroperasi dari pukul 09.00 pagi hingga 03.00 sore.Pasar tersebut merupakan tempat favorit orang Korea untuk mencari barang dengan harga relatif murah. Layaknya konsep Flea Market seperti bazzar, suasananya mengingatkan saya pada Sunday Morning-nya UGM (Universitas Gaja Mada) Yogyakarta.Beragam barang dijual, baik itu pakaian, sepatu, tas, alat masak, dan peralatan rumah tangga lainnya hingga buku serta bunga pun ada. Termasuk juga barang vintage dan mainan. Bedanya yang dijual di Seocho Saturday Market mayoritas adalah barang bekas.Dari informasi yang saya dapat, sebagian dari mereka ada pedagang yang regular dan ada juga dadakan. Mereka mengumpulkan barang bekas yang layak digunakan kembali baik itu milik pribadi atau tetangga.Untuk membuka lapak pun harus mendaftar di website resmi Seocho terlebih dahulu, dan harus jauh-jauh hari sebab peminat yang ingin buka lapak banyak supaya bisa mendapat tempat untuk berjualan.Saya bukan tipe orang yang betah berlama-lama dalam hal berbelanja, namun melihat ragam barang yang dijual sungguh menarik hati ini. Kaki saya menghampiri satu per satu tenda. Senyum manis Ahjumma dan Ahjusshi menyapa saya.Keterbatasan bahasa tak jadi hambatan untuk melakukan transaksi jual beli. Mengandalkan bahasa isyarat dan kalkulator saya mendapatkan sebuah jacket seharga 5.000 won.Saya seperti larut dalam aktivitas pasar sesungguhnya ketika belanja di tempat ini karena bisa melakukan penawaran dan mendapatkan harga kesepakatan yang menyenangkan antara penjual dan pembeli.Menghirup udara pagi yang segar ditengah dinginnya angin autumn berhembus menyapa tubuh saya yang dibalut jaket, saya melempar pandangan lepas ke suasana Flea Market. Sepanjang saya melihat, saya tidak menjumpai turis asing, tempat ini didominasi oleh masyarakat Korea. Padahal Flea Market bisa jadi alternatif bagi kamu yang ingin berburu barang fashion dengan harga terjangkau.Jika tertarik untuk merasakan sensasi berburu fashion di Flea Market Korea, salah satunya Seocho Saturday Market bisa menggunakan subway Line 2 atau Line 4 tujuan Sadang Station (Exit 14), kemudian belok kiri dan jalan lurus sampai kamu menemukan pasar dadakan di sepanjang Jalan yang disediakan serta menemukan keramaian.Bagi kamu yang kelelahan usai belanja bisa melipir ke kafe-kafe yang berada di seberang pasar dan menyaksikan aktivitas jual - beli seraya menyeruput minuman hangat.Bagi saya, pagi itu dan pasar barang bekas menyisa cerita yang menarik dan mengesankan tentang kehidupan humanis masyarakat Korea. Meskipun cuaca dingin, bukan berarti harus meringkuk dibalik selimut dan melewatkan momen aktivitas pasar barang bekas di Seocho Saturday Market begitu saja.Saya beruntung, dalam perjalanan kali ini membawa Tolak Angin, selain untuk mengatasi masuk angin, sebenarnya cairan herbal tersebut lebih berfungsi untuk menjaga stamina badan saya agar tetap segar selama berada di cuaca dingin.Maklum, tubuh saya terbiasa dengan panasnya Kota Padang. Oh, ya rasanya menyertai Tolak Angin dalam perjalanan bisa dikatakan merupakan identitas saya sebagai orang Indonesia.
Komentar Terbanyak
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Skandal 'Miss Golf' Gemparkan Thailand, Biksu-biksu Diperas Pakai Video Seks
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari AS, Garuda Ngaku Butuh 120 Unit