Kisah Miris Dibalik Menawannya 'Gundukan Pasir' di Pulau Moyo
Kamis, 13 Des 2018 14:50 WIB

Dwi Widyastuti
Jakarta - Takat Sagele adalah pulau kecil yang muncul pada saat air laut surut. Bukan gundukan pasir putih melainkan gundukan koral mati.Bila gundukan pasir, tidak perlu alas kaki untuk berjalan di atasnya tapi berjalan diatas koral mati memakai alas kaki akan lebih baik. Saya tidak tahu kenapa pulau ini terbentuk dari gundukan koral mati sampai saya mendengar cerita dari warga Pulau Moyo.Pulau Sumbawa mungkin kalah terkenal dari Pulau Lombok yang berada di provinsi yang sama yaitu Nusa Tenggara Barat. Pulau Sumbawa punya keindahan pantai dan bawah laut yang tidak kalah cantik.Awalnya saya tidak terlalu berharap banyak di Pulau Sumbawa karena minimnya pengetahuan saya tentang wisata di pulau tersebut. Sampai saya berkunjung ke Takat Sagele. Takat Sagele adalah pulau kecil yang muncul pada saat air laut surut.Bila hendak ke Takat Sagele biasanya wisatawan menginap di Pulau Moyo dan berangkat pagi hari dengan menyewa kapal motor yang disewa dari nelayan setempat. Dibutuhkan waktu 30 menit menuju pulau kecil dengan ukuran 2 x 6 meter tersebut.Nelayan Pulau Moyo secara turun menurun melakukan pengeboman atau blast fishing saat mencari ikan. Mereka tidak menyadari bahwa itu berbahaya dan mengancam kelestarian ikan dan terumbu karang, akibat kurangnya pengetahuan dan pendidikan. Mereka hanya berpikir bagaimana mendapatkan banyak ikan dengan cara yang mudah.Terumbu karang yang mati terbawa arus dan membentuk gundukan koral mati, muncul ke permukaan saat laut sedang surut. Beruntung blast fishing sudah mulai ditinggalkan, kesadaran tentang pentingnya kelestarian terumbu karang mulai tumbuh di antara generasi nelayan muda di Pulau Moyo.Taufik Hidayat adalah nelayan yang juga berprofesi sebagai guide wisata dan ketua karang taruna. Bersama pemuda setempat berusaha keras agar Pulau Moyo bisa dikenal dan menjadi tujuan wisata yang dapat mengangkat perekonomian warga setempat.Usahanya tidak sekadar memberdayakan pemuda-pemuda desa, ia juga mengajukan petisi kepada pemda setempat agar menjadikan Pulau Moyo sebagai taman nasional. Usaha tersebut membuahkan hasil, pada tahun 2020 nanti akan diresmikan menjadi Taman Nasional Pulau Moyo bersamaan dengan berakhirnya kontrak konsesi pulau tersebut antara pihak swasta dan pemda setempat.Saya memesan tiket pesawat melalui tiket.com untuk perjalanan ini. Saya terbang dari Jakarta ke Lombok dan sebaliknya untuk pulang. Ada 2 alternatif untuk menuju Pulau Moyo, naik pesawat ke Sumbawa Besar atau ke Lombok. Rute dari Lombok, tentu saja memakan waktu lebih lama karena harus menyeberang Selat Alas.Namun pemandangannya sungguh indah. Booking tiket dengan tiket.com cepat dan gampang, sehingga saya punya banyak waktu untuk melakukan hal lain terkait perjalanan.
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan