Mengintip Kehidupan Anak-anak Desa Komodo

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Mengintip Kehidupan Anak-anak Desa Komodo

FATMA ATIK - detikTravel
Selasa, 18 Des 2018 04:00 WIB
loading...
FATMA ATIK
Selamat datang di Desa Komodo
Ruang kelas SD Satu Atap Komodo
Taman Baca Masyarakat Komodo
Kegiatan bersih desa bersama MPS
Mengintip Kehidupan Anak-anak Desa Komodo
Mengintip Kehidupan Anak-anak Desa Komodo
Mengintip Kehidupan Anak-anak Desa Komodo
Mengintip Kehidupan Anak-anak Desa Komodo
Jakarta - Pulau Komodo makin populer dengan keindahan alamnya. Namun desa di sana masih mengalami hari tanpa listrik dan fasilitas pendidikan yang kurang memadai.Saya bermimpi untuk bisa menebarkan ilmu di pelosok negeri. Berkat kekuatan doa, mimpi untuk mengajar di pelosok negeri terwujud melalui kegiatan KKN Mandiri UNNES Desa Komodo, Nusa Tenggara Timur.Desa Komodo termasuk desa terpencil karena listrik menyala setiap pukul 17.00 WITA sampai 06.00 WITA sehingga saat pagi sampai sore hari listrik akan mati. Desa Komodo hanya memiliki satu SD dan SMP yang disebut SD-SMP Satu Atap.Kondisi sekolah masih sangat terbatas karena sekolah tidak memiliki kamar mandi, kekurangan ruang kelas sehingga 1 ruang kelas dibagi menjadi 2 kelas dan beberapa kelas masih menggunakan gubug kecil di pinggir sekolah.Seragam siswa juga sangat lusuh dan kotor, mereka menggunakan kaos kaki yang sudah berlubang dan sudah tidak layak pakai serta beberapa sepatu siswa sudah rusak. Meskipun dalam keterbatasan, semangat belajar anak-anak masih sangat tinggi.Melihat tingginya antusis siswa dalam belajar, selain mengajar di sekolah dan mentoring malam, kami Tim KKN bekerja sama dengan Ikatan Mahasiswa Pulau Komodo (IMPK) membangun perpustakaan desa. Perjuangan membangun Perpustakaan tidaklah semudah membalikkan telapak tangan.Karena Desa Komodo terletak jauh dari kota sehingga kami mencari bahan baku bangunan di sekitar desa seperti mencari pasir dan batu di Pulau Pengi, mencari kayu di Gunung Ara, mendatangkan papan, cat dan semen dari Labuan Bajo.Masyarakat bergotong royong untuk membantu pembuatan perpustakaan, mulai dari iuran dana, makanan dan tenaga. Kami berhasil mengumpulkan sekitar 2.000 buku yang berasal dari donatur di Pulau Jawa.Selain pengabdian d ibidang pendidikan, kami juga melakukan pelatihan pengolahan ikan berupa nugget ikan bagi ibu-ibu di desa yang mayoritas bermata pencaharian ibu rumah tangga. Dengan adanya program ini diharapkan perempuan di desa Komodo menjadi lebih kreatif dalam memanfaatkan ikan menjadi makanan yang memiliki nilai jual sehingga dapat menambah penghasilan keluarga.Selain itu program pengabdian yang kami lakukan yaitu kerja bakti bersih desa. Meskipun Desa Komodo menjadi desa wisata, tetapi kesadaran masyarakat akan kebersihan masih sangat kurang. Jumlah sampah di desa sangat banyak dan berserakan.Banyak warga yang masih membuang sampah di laut karena belum memiliki tempat sampah khusus di rumah. Tim KKN bekerja sama dengan MPS (Masyarakat Peduli Sampah) yang merupakan organisasi yang dibentuk oleh Taman Nasional Komodo melakukan kerja bakti bersih desa.Kegiatan ini bertujuan untuk membersihkan desa dari sampah dan menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk membuang samapah pada tempatnya. Kegiatan bersih sampah tidak hanya dilakukan di desa tetapi juga di tempat wisata seperti Loh Liang, Taka Makassar, Pantai Merah dan Gili Lawa.Tim KKN juga membantu acara pernikahan masyarakat. Salah satu tradisi yang menunjukkan kearifan lokal di desa wisata Komodo adalah tradisi pernikahan. Hal yang unik dari tradisi pernikahan adalah warga satu desa bersatu beriuran uang hingga terkumpul puluhan juta rupiah kemudian warga bergotong royong membuat kue khas Komodo.Sebelum acara pesta, tim KKN bersama pemuda desa mengundang warga untuk menghadiri acara dengan cara door to door ke setiap rumah. Cara mengundang di desa ini masih sangat tradisional karena tidak menggunakan surat undangan. Selama seminggu kaum perempuan memasak makanan khas di rumah pengantin untuk memeriahkan acara.Mereka menyembelih kambing untuk diolah menjadi makanan lezat khas Komodo. Pada malam puncak, tradisi yang harus ada dalam acara pernikahan adalah adu joget. Adu joget dilakukan oleh keluarga pengantin perempuan melawan keluarga pengantin laki-laki diiringi biduan dari Bima.Destinasi yang wajib dikunjungi saat berkunjung di Labuan Bajo selain ke Pulau Padar, Pink Beach dan Loh Liang adalah Desa Komodo. Desa yang memiliki kearifan lokal yang sangat kuat, kekeluargaan antar warga yang sangat erat, keindahan alam desa yang dikelilingi lautan dan pegunungan serta keunikan warga desa yang tinggal bersama Komodo.
Hide Ads