Belajar Sejarah di Pantai Cantik Jakarta, Penasaran?
Senin, 08 Okt 2018 11:16 WIB

Novi Kusumayanti
Jakarta - Jakarta bukan punya sudut urban yang beraneka ragam. Ada juga lho pantai dan pulau cantik, yang juga bisa belajar sejarah.Pulau-pulau di Kepulauan Seribu memang masih menjadi destinasi wisata favorit bagi warga Jakarta untuk berlibur atau bahkan hanya sekedar mengisi akhir pekan tanpa menginap. Karena jaraknya yang tidak terlalu jauh dari Jakarta juga karena masing-masing pulau memiliki keunikan tersendiri. Ada pulau yang khusus digunakan sebagai penangkaran elang bondol dan hewan lainnya, ada pula pulau yang merupakan situs sejarah, beberapa pulau tidak berpenghuni dan pulau lainnya sudah dilengkapi dengan penginapan dengan berbagai fasilitas.Salah satu pulau yang memiliki nilai sejarah adalah pulau Edam atau nama lain dari pulau Damar Besar. Perjalanan ke pulau Edam ditempuh selama 1,5 jam saat cuaca cerah mengarungi lautan dengan kapal motor dari dermaga Kamal Muara.Selain hamparan pasir putih dan birunya laut, di pulau ini juga terdapat mercusuar 17 lantai peninggalan Belanda yang dibangun pada tahun 1879 dan masih berfungsi sampai saat ini untuk memandu kapal-kapal yang akan masuk ke Jakarta. Untuk naik sampai keatas mercusuar; tentunya atas seizin petugas penjaga mercusuar; harus menapaki anak tangga yang terbuat dari besi. Pengunjung hanya dapat naik sampai di lantai 16 dan kaki yang terasa pegal setelah naik menapaki satu per satu anak tangga terobati dengan pemandangan indah berupa hamparan laut dalam gradasi warna. Pulau Edam hanya dihuni oleh karyawan Departemen Perhubungan Laut yang bertugas menjaga mercusuar sehingga pulau ini terasa sepi. Karena termasuk dalam pulau yang tidak berpenghuni, di pulau Edam tidak tersedia penginapan juga tidak ada yang berjualan makanan dan minuman.Pantai di pulau ini dipenuhi pecahan karang yang mengurangi kenyamanan untuk berjalan di pantai tanpa alas kaki. Tidak hanya mercusuar, di pulau Edam juga dapat ditemui makam Syarifah Fatimah; Ratu Banten yang diusir oleh rakyatnya sendiri karena memihak VOC dan diasingkan ke pulau Edam sampai akhir hayatnya. Juga terdapat benteng pertahanan Jepang yang di lengkapi ruang bawah tanah atau bunker. Berjalan semakin ke dalam pulau Edam, terdapat beberapa bangunan dari yang berukuran kecil sampai besar. Namun sayang bangunan-bangunan tersebut sudah tidak terpakai, terbengkalai dan sudah rusak terlilit akar diantara rimbunnya pepohonan. Konon salah satu bangunan tersebut dulunya digunakan sebagai rumah sakit.Untuk berkeliling pulau Edam, sebaiknya beramai-ramai karena dikhawatirkan akan tersesat mengingat minimnya petunjuk arah di pulau ini dan rimbunnya pepohonan yang menghalangi jarak pandang.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum