Kesejukan Alam dan Nilai-nilai Sejarah di Tahura Juanda

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

d'Traveler Jelajahi Indonesiamu

Kesejukan Alam dan Nilai-nilai Sejarah di Tahura Juanda

tallysyifa - detikTravel
Rabu, 29 Agu 2018 13:20 WIB
loading...
tallysyifa
Keteduhan di Taman Hutan Raya Juanda
Gelap, sunyi, dingin di dalam Gua Belanda
Pintu masuk Gua Jepang
Tugu Tahura
Menuju pintu keluar Gua Belanda
Kesejukan Alam dan Nilai-nilai Sejarah di Tahura Juanda
Kesejukan Alam dan Nilai-nilai Sejarah di Tahura Juanda
Kesejukan Alam dan Nilai-nilai Sejarah di Tahura Juanda
Kesejukan Alam dan Nilai-nilai Sejarah di Tahura Juanda
Kesejukan Alam dan Nilai-nilai Sejarah di Tahura Juanda
Jakarta - Jika mencari ketenangan di Bandung, maka Taman Hutan Raya Juanda. Rasakan alam yang sejuk dan beberapa peninggalan bersejarah di sana.Dago merupakan daerah di Bandung yang tak jarang menjadi tujuan wisata baik wisatawan yang berasal dari Bandung sendiri maupun dari luar Kota Bandung bahkan mancanegara. Salah satu wisata bernuansa alam yang masih ramai dikunjungi adalah Taman Hutan Raya Juanda atau Tahura. Taman Hutan Raya ini terletak di Kompleks Tahura, Jl IR. H. Juanda No 99 dikelola oleh Dinas Kehutanan Pemda Jawa Barat. Sebelum merdeka, Tahura ini dikelola oleh Belanda dan kemudian pindah tangan ke Jepang.Saat itu pun kawasan Tahura tertutup untuk umum. Harga tiket masuk ke kawasan konservasi seluas 590 hektare ini sebesar Rp 12.0000 per orang untuk wisnus (wisatawan nusantara) dan Rp 55.000 per orang untuk wisman (wisatawan mancanegara). Di dalam Tahura, tidak hanya terdapat deretan pohon-pohon tinggi menjulang.Namun dibangun pula Tempat Bermain untuk anak, selain itu ada bangunan sejarah berupa Gua Jepang dan Gua Belanda, Curug Kidang, Curug Lalay, Curug Omas Maribaya , Penangkaran Rusa, dan masih ada beberapa tempat lain. Saya bersama suami dan anak datang setelah dzuhur. Menimang tujuan wisata yang kami tuju adalah hutan jadi tidak khawatir panas oleh terik matahari. Dan benar saja, sesampainya di Tahura udaranya cukup sejuk apalagi tempatnya berada di ketinggian antara 770 mdpl sampai 1330 mdpl.Begitu memasuki gerbang utama, kami disasmbut oleh rimbun pinus dan bunganya yang jatuh berguguran. Rimbun, hujau, sejuk, segar. Keaslian alamnya cukup terjaga. Kami pun memutuskan menyusuri Tahura menuju ke Gua Jepang dan Gua Belanda. Memecahkan rasa penasaran atas si misterius itu.Dan ternyata jarak antara pintu masuk ke Gua Jepang sekitar 500 meter sementara ke Gua Belanda sekitar 1.200 meter. Gua Jepang dan Gua Belanda berada pada satu arah. Sehingga perjalanan menuju ke Gua Belanda akan melewati Gua Jepang terlebih dahulu. Sampai di Gua Jepang kita akan bertemu dengan beberapa orang yang menyewakan senter dengan biaya Rp 5.000 per senter. Senter ini berfungsi untuk pencahayaan masuk ke dalam gua karena di dalam gua benar-benar tidak ada cahaya sedikit pun kecuali kalau dekat dengan pintu masuk atau keluar yang terterobos cahaya matahari.Di bagian depan Gua Jepang kita akan menemukan papan informasi terkait gua tersebut. Di antaranya menyebutkan bahwa Gua Jepang di Tahura adalah salah satu dari puluhan Gua Jepang yang tersebar di seluruh Indonesia yang umumnya dibuat pada Tahun 1942-1945.Gua ini dipakai untuk penyimpanan amunisi, logistik dan komunikasi radio pada masa perang. Meski berlabel Jepang, Gua ini buatan rakyat Indonesia yang saat itu dijajah dan dipekerjakan secara paksa. Wah, baru kemarin kita merayakan hari kemerdekaan RI, tidak sampai hati mengingat perjuangan nenek moyang dulu. Kami melanjutkan perjalanan sejauh 700 meter menuju ke Gua Belanda.Gua Belanda ini lebih dahulu dibangun daripada Gua Jepang, yaitu pada tahun 1906 yang berfungsi sebagai terowongan penyadapan aliran air Sungai Ci Kapundung untuk PLTA atau pembangkit listrik tenaga air. Namun kemudian pada tahun 1908 berubah fungsinya untuk kepentingan militer.Konstruksi bangunannya pun mengalami penambahan. Di luar terdapat ruang jaga untuk memantau aktivitas di dekatnya ada pintu logistik. Ada pintu masuk di tengah dan di sisi seberang pintu keluarnya. Ada jalur ventilasi yang jika lurus terus akan menemukan ruang interogasi sentral. Di dalamnya pun terdapat beberapa lorong, ada lorong sel tahanan dan sel pemeriksaan. Menelisik ke dalam Gua Belanda, ada rel yang masih lekat di tanah. Sementara bagian atas dinding-dinding gua terdapat bekas tempat penerangan/lampu.Sedikit banyak saya bergidik melewati lorong demi lorong gua sambil mengingat sejarah perjuangan nan penuh pengorbanan. Memerah keringat hingga cucuran darah. Di Taman Hutan Raya Juanda bangunan tua itu hingga kini belum pernah direnovasi, menjadi saksi bisu gemertak gigi, gemuruh dada, gelora jiwa pejuang Indonesia.Kami keluar dari gua dan merasakan kembali rasa hangat namun sejuk. Hari sudah sore. Saatnya pulang setelah memenuhi amunisi jiwa untuk kembali berjuang. Tahura pun kini masuk daftar salah satu destinasi wisata yang ingin kami rekomendasikan kepada kerabat yang menginginkan saran. Apalagi dengan adanya Aplikasi Pegipegi yang memudahkan untuk mencari penginapannya. Sering sekali ada teman yang meminta info terkait penginapan dekat tempat A, B atau C.Kemudian saya search penginapannya satu-satu plus info harganya, itu hal yang cukup memakan waktu dan paket data tentunya. Nah dengan pegipegi, semua teratasi, satu aplikasi untuk berbagai kebutuhan travel. Buka aplikasi, aktifkan gps pilih menunya, nanti muncul penginapan-penginapan yang direkomendasikan pun terdapat beberapa fungsi filter yang sangat membantu seperti range harga, dll. Eh hati-hati dengan App Deals, bisa kepincut promo menarik. Untuk menu reservasi penginapan ada tiga pilihan yang bisa kita nikmati. Hotel, peta dan ulasan.Ketika klik hotel, maka kita disajikan informasi yang lengkap plus foto yang jelas. Sedangkan peta, kita diarahkan ke google maps dangan titik-titik penginapan yang direkomendasikan yang tampil harganya jadi membantu sekali untuk membandingkan jarak ke penginapan dan budget. Untuk ulasan sendiri berisi testimoni pengujung yang sudah pernah reservasi, ini penting. Fantastis! Saya menemukan penginapan dekat dengan Taman Hutan Raya Juanda dengan harga mulai Rp 125.000 per malam bisa buat dua orang. Worth it sekali untuk backpacker kantong kering seperti saya. #Pegipegiyuk #JelajahiIndonesiamu @pegi_pegi
Hide Ads