d'Traveler Jelajahi Indonesiamu
Pulau Badi, Si Cantik di Sulawesi Selatan yang Jarang Orang Tahu
Rabu, 29 Agu 2018 17:40 WIB

astri novia
Jakarta - Jalan-jalan ke Sulawesi Selatan, jangan cuma habiskan waktu di Kota Makassar. Ada Pulau Badi yang indah, penuh cerita dan belum banyak orang tahu.Setiap kali mengingat pengalaman traveling ke destinasi baru, sebuah quote selalu terngiang dalam kepalaku:'Perjalanan, sebuah hal yang membuat seseorang merasa kaya tanpa terlihat kaya'.Sebelumnya, tidak pernah terbayangkan kalau kaki ini bisa menginjak tempat di mana Saraba adalah minuman khas yang nikmat dan bikin ketagihan.Pengalaman di bulan November tahun silam merupakan cerita perjalanan tak akan terlupakan. Selain bertujuan untuk mengisi liburan tapi traveling saat itu juga mempertemukan saya dengan sosok cerdas dan inspiratif. Berbekal tiket pesawat round trip yang sudah dipesan sebulan sebelumnya di aplikasi PegiPegi, saya berangkat dari Jakarta menuju Makassar. Saya memang paling suka pake #pegipegiyuk, selain mudah digunakan juga banyak penawaran diskon atau promo yang membuat pembelian jadi lebih menyenangkan. Perjalanan ini adalah yang pertama kalinya ke pulau keempat terbesar di nusantara.Ewako!Adri, perempuan cerdas aktivis rehalibitasi dan pengelolaan terumbu karang dari Universitas Makassar, mengatakan bahwa ada sebuah pohon Mangga yang sangat tinggi di Pulau Badi. Terletak di tengah pulau, di belakang sebuah bangunan sekolah di sana. Yang menarik tentang pohon ini tidak terkait dengan hal mistis melainkan cerita lucu. Setiap kali pohon ini berbuah dan ketika matang buahnya akan jatuh ke atas atap seng sekolah. Hal itu menyebabkan terciptanya bunyi khas yang menjadi magnet bagi anak-anak untuk menghampiri suara tersebut dan menyambut buah Mangga jatuhan itu.Cerita ini menarik dan bikin saya penasaran. Penduduk di pulau kerapkali berlomba untuk melakukan perburuan Mangga. Tak hanya di siang hari, bahkan ketika malam atau subuh pun mereka seringkali membekali diri dengan senter untuk kemudian mencari buah Mangga yang jatuh. Siapa yang berhasil mendapatkan buah Mangga jatuhan dari pohon itu maka dia boleh berbangga hati. 'Aku dapat!' sebuah pencapaian sederhana yang menyenangkan bagi orang-orang di Pulau Badi sana.Cerita ini menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Pulau Badi, adalah pulau yang menjadi bagian dari Desa Mattiro Deceng yang ada di wilayah kabupaten Pangkajene kepulauan, Sulawesi Selatan. Kenapa dinamai Badi? Konon, Badi berasal dari kata Badik, yang merupakan senjata tradisional masyarakat Sulawesi Selatan. Banyak versi cerita yang menyertai nama pulau ini, termasuk katanya banyak terdapat badik di pulau ini dulu kala.Ada juga yang mengatakan bahwa pulau ini pernah disinggahi oleh seorang sakti yang kemudian meninggalkan senjata badiknya disini. Di sekitar Pulau Badi terhampar banyak pulau karang yang membuatnya memiliki banyak spot untuk menyelam ataupun snorkling dengan pemandangan bawah laut yang indah.Untuk mencapai pulau Badi, kita harus menggunakan Jolloro atau perahu khas masyarakat sana dari pelabuhan Paotere Makassar dengan jarak tempuh sekitar satu setengah jam dan tarif Rp 10 ribu one way. Perahu Jolloro ini bisa memuat penumpang hingga 25 orang berikut barang bawaannya. Agak deg-degan buat saya naik perahu seperti ini karena kadang pengemudinya suka memaksakan memuat penumpang lebih dari kapasitas. Untung saja, perahu yang saya naiki aman hingga tiba di Pulau Badi. Tiba di Pulau Badi, mata saya dimanjakan dengan pemandangan pasir pantai yang putih. Adri bilang terdapat banyak titik yang dijadikan daerah perlindungan laut untuk melindungi biota-biota laut di pulau ini. Kalau kita mau menginap maka penduduk setempat menyediakan rumahnya untuk dijadikan tempat menginap dengan biaya tergantung kesepakatan. Oh ya untuk makanan, di pulau ini selain makanan tradisional juga tersedia juga bakso lho. Lumayan untuk cemilan sehabis capek snorkeling.Pulau Badi ini kawasan yang termasuk dalam program rehabilitasi dan penglolaan terumbu karang yang dikerjakan oleh MARS Symbioscience, Marine Sustainability Solution. Jadi, siapapun yang snorkling atau menyelam disini pasti akan melihat indahnya pemandangan karang di bawah laut. Kamu juga bisa melihat rumah-rumah khas masyarakat Sulawesi Selatan berupa rumah panggung yang terbuat dari kayu. Di bagian bawah panggung biasanya dijadikan tempat bersantai atau untuk menyimpa peralatan menangkap ikan. Kamar mandi juga berada di bawah panggung.Kehidupan masyarakat pulau sangat menyenangkan. Anak-anak nyaris setiap saat bergembira memancing, menyelam, bermain air, atau bahkan bermain bola di pulau. Jadi, bagian tengah pulau ini seakan menjadi pusat keramaian masyarakat. Disini banyak penjual makanan, pohon mangga yang besar, pohon kelapa yang menjulang dan kerumuman penduduk yangs edang bercengkerama menikmati malam.Satu hal lagi yang menarik disini adalah adanya budidaya Kuda Laut hias yang ternyata bisa menghasilkan sekitar 300 kuda laut setiap bulan. Hal ini dilakukan karena produksi ikan yang menurun, sehingga masyarakat beralih untuk melakukan budidaya lain sebagai alternatif mata pencaharian mereka. Kegiatan ini sudah berlangsung cukup lama, yaitu sejak tahun 2008 dan sudah bisa menembus pasar dunia juga. Dikatakan bahwa Kuda Laut ini dijual sebagai hiasan atau bisa juga diolah menjadi obat kuat atau keperkasaan pria.Oh ya, untuk wisatawan yang berasal dari kota tentunya selalu membawa perlengkapan gawainya mulai dari smartphone, power bank, charger dan lainnya. Nah, untuk diperhatikan bahwa di pulau ini listrik dan air hanya tersedia mulai pukul 18.00 sampai 05.00 subuh. Jadi, siapkan dan recharge daya gawai kamu di saat-saat itu. Yuk, bersiap untuk #JelajahiIndonesiamu bersama @pegi_pegi
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!