d'Traveler Jelajahi Indonesiamu
Labuan Bajo yang Indah di Segala Sudutnya
Kamis, 30 Agu 2018 22:20 WIB

Windy Adryana

Jakarta - Labuan Bajo di NTT sungguh indah tiap sudutnya. Siap-siap dibuat jatuh cinta!Siapa sih yang nggak ingin buat mendatangi Labuan Bajo? Labuan Bajo pasti udah masuk wishlist banyak orang di seluruh penjuru dunia. Walaupun sudah banyak sekali yang mendatangi labuan bajo dan sudah banyak banget foto-foto beredar di media massa dan media sosial, tapi kayanya bakal beda banget kalo kamu emang mengunjunginya serta melihat dengan mata telanjang kamu secara live.. Yakin deh, apa yang kamu liat langsung jauh lebih indah dibanding hanya liat di foto.. Biar makin ga penasaran, lekas agendakan ya buat kesana.Pengalaman Saya kali ini ke labuan bajo, berbeda dari biasanya. Biasanya Saya bepergian dengan beberapa teman dekat saya. Akan tetapi kali ini, saya benar-benar pergi dengan orang baru yang belum pernah Saya temui sebelumnya. Saya memulai perjalanan ke Labuan Bajo hari Kamis dan berangkat dari Jakarta dengan menggunakan penerbangan pertama dengan Sriwijaya Air, dan transit di Bali.Pukul 11.30 WITA tibalah Saya di Bandar Udara Komodo. Bandar Udara Komodo ini cukup bersih dan bangunannya masih baru, mungkin karena jumlah wisatawan yang ke Pulau Komodo ini terus menerus naik, makanya infrastruktur di sini dibangun berkelanjutan. Setelah mendarat, Saya dijemput oleh driver yang merupakan fasilitas dari tour Live On Board yang telah saya pesan yang dimulai esok harinya Jumat pagi selama 3 hari 2 malam.Kota Labuan Bajo ini cukup terik apabila siang hari, dan sepanjang perjalanan dari bandara ke hotel tempat Saya menginap cukup berdebu dikarenakan banyak bangunan-bangunan yang sedang dibangun. Akhirnya tidak berapa lama, sampai lah Saya di hotel De Chocolate.Tadinya saya ingin memesan melalui Pegipegi, karena sesuai pengalaman saya sebelumnya saat trip ke Bandung, saya memesan hotel melalui Pegipegi. Memesan hotel melalui Pegipegi lebih murah dibanding kalau kalian pesan langsung di hotel, percaya deh karena saya sudah membuktikannya. Tetapi karena kemarin saya solo trip, makanya saya mesan kamar langsung di hotelnya. Di hotel De Chocolate ini enaknya, kita yang solo trip khususnya cewek, ngerasa aman karena tersedia dormitory khusus perempuan, di mana 1 kamar itu bisa diisi 6 orang, dan kamarnya bersih, ac dingin, wangi, harganya pun pas di kantong.Lokasi hotel de chocolate ini juga strategis banget, dekat jantungnya aktivitas di kota Labuan Bajo. Menjelang sore kalo mau melihat sunset atau keindahan tempat wisata yang ada di sekitaran kota,bukit cinta bisa jadi pilihannya. Bukit Cinta ini letaknya ga begitu jauh, dengan kendaraan hanya sekitar 20 menit saja.Untuk melihat alam, sunset di Bukit Cinta tidak dipungut biaya, dan masih jarang wisatawan yang kesini. Puas bermain di bukit cinta, maka saatnya mencari santapan untuk makan malam. Banyak tempat makan yang ada di sekitaran hotel tempat saya menginap. Setelah berkeliling, akhirnya saya memutuskan untuk makan di TreeTop Cafe, letaknya di seberang hotel de chocolate. Cafe yang juga menyediakan hotel ini, menjajakan makanan yang lebih mengarah ke seafood dimasak seperti chinesse food.Tree Top Cafe ini tempatnya enak, paling rekomen sih kalo yang duduk di lantai atas yang ada live musicnya dan dengan pemandangan pelabuhan disertai semilir angin malam. Untuk makanannya saya memesan ikan kerapu di tim, serta cah jagung dan itu rasanya seger banget. Jumat paginya saya pun dijemput oleh suatu agen tur, untuk menuju pelabuhan untuk memulai sailing live on board selama 3 hari 2 malam. Setelah tim lengkap dan kami pun saling berkenalan satu sama lain, akhirnya kami menaiki speed boat untuk menuju ke kapal yang digunakan untuk sailing.Untungnya, kapal yang digunakan untuk sailing cukup bagus, besar, dan speed boatnya juga paling oke dibandingkan yang lain. Kapal yang Saya naiki namanya elang flores, kapal yang biasanya untuk kapasitas 16 orang, tapi hanya diisi 12 orang. Tuh, gimana ga lega. Perjalanan pun dimulai, selama perjalanan Saya pun disuguhi panorama yang luar biasa, air yang jernih, dan angin semilir yang bikin lupa sama terik dan panasnya Labuan Bajo.Setelah kurang lebih 1 jam berlayar, maka saya dan tim tour pun sampai di destinasi pertama, yaitu Pulau Kelor. Birunya warna air di pulau kelor bikin pingin berenang, tapi karena berenang di pulau kelor tidak ada di agenda, jadi ya sudah akhirnya Kami pun trekking untuk hunting di pPlau Kelor. Wah, trekking di pulau kelor ini bener-bener mesti hati-hati sih kalau menurut Saya. Karena treknya itu pasir, bebatuan, menanjak dan licin.Oke lah, tapi sayang banget kan kalau udah jauh-jauh tapi harus nyerah. Akhirnya dengan segala macam usaha, saya pun sampai ke atas, meski harus pegangan sama batu-batu yang ada. Menakjubkan banget begitu sampai atas, pemandangannya tuh!Wow! Pokoknya bener-bener deh kalimat 'good view comes from the hardest climb" ini terbukti. Di Pulau Kelor ini sih kita hanya nikmatin pemandangan, dan foto-foto tapi mau pake kamera atau media apapun kayanya emang pasti bagus fotonya, karena pemandangannya tuh laut dengan bukit-bukit.Puas bermain di Pulau Kelor, saatnya trekking turun dan menuju destinasi selanjutnya yaitu ke Menjerite. Ternyata trekking turun Pulau Kelor tuh lebih serem daripada trekking pas naik. Kebayang nggak sih, pasir, batunya jarang-jarang, licin ya kalo udah kepleset sih, bisa dipastikan sampe bawah itu keplesetnya. Akhirnya saya pun cari aman aja, kalo udah ngerasa tidak pede, ya sudah turunnya dengan merangkak.Oke lah, berlayar kami lanjutkan ke Menjerite. Di Menjerite ini bisa untuk snorkling. Snorkling disini ikannya ga terlalu banyak sih, hanya karang-karangnya aja bagus. Selain itu juga, arusnya lagi agak pasang, jadi daripada capek mendingan pake life jacket.Setelah snorkling di menjerite, Kami pun bilas-bilas dan menyantap makan siang, kapal pun melanjutkan pelayarannya ke Pulau Rinca. Nah, yang perlu diketahui kalo kita lagi trip dengan menginap di atas kapal, mending mandinya itu sehari sekali aja karena jumlah air bersih untuk mandi dan lain-lain di kapal tuh terbatas.Ya iyalah secara kan nampung di toren air cuma berapa liter, terus untuk ber 12 orang belum sama kru kapal, guide, dan untuk 3 hari 2 malam. Setelah berlayar selama lebih dari dua jam akhirnya tibalah kita di Pulau Rinca. Pulau Rinca ini salah satu habitatnya komodo. Tapi begitu sampai di Pulau Rinca, tulisan selamat datang nya kenapa Loh Buaya ya? Inget ya pake Hhti-hati waktu baca.Oh ternyata, orang disini menyebut komodo itu dengan buaya. Tetapi anatomi komodo itu emang mirip buaya sih kalo diliat-liat. Nah waktu saya ke sini, cuma liat beberapa empat ekor komodo aja, karena memang bulan Juli ini musim kawinnya komodo. Komodo ini cuma setahun sekali kawinnya, kebayang kan gimana langkanya komodo.Nah di Pulau Rinca ini tidak hanya bisa menikmati komodo aja, tapi dengan trekking ditemani oleh dua orang ranger per tim, kita bisa trekking ke puncak Pulau Rinca. Di sini kita bisa dapet pemandangan indah deh, padang savanna, laut dan perbukitan. Untuk trekking di pulau rinca ini tidak terlalu berat waktu di Kelor kok jadi tenang aja guys.Setelah puas trekking naik, maka kita trekking turun nih. Saat treking turun, saya melihat banyak pekerja yang sedang membangun fasilitas di Pulau Rinca ini. Para pekerja itu harus waspada, karena pas Saya kesana melihat ada pekerja yang tiba-tiba berhenti bekerja, karena ngeliat komodo sedang berjalan ke arahnya.Ya emang, di sini kan ruang geraknya komodo jadi komodo bisa bebas bergerak, dan sulit diprediksi kapan, dan apa yang akan mereka lakukan. So, tetap hati-hati ya guys. Hari sudah makin sore nih, makanya kita balik ke kapal untuk menuju Pulau Kelor. Di Pulau Kelor ini kita akan bermalam sebelum esoknya menuju pulau padar.Sunset di Pulau Kelor ini bagus banget deh, warna langitnya juga bagus. Belum lagi menjelang malam makin banyak kelelawar yang keluar dari bukit dan kaya gak ada habis-habisnya.Usai melihat para kelelawar keluar dan beterbangan kamipun bersantap malam, dan beristirahat karena di esok harinya yaitu hari kedua bakal ada banyak agenda dan merupakan agenda terpenuh di trip LOB ini. Esoknya di hari kedua LOB ini, saya sengaja bangun pagi-pagi karena mau liat sunrise dari atas kapal. Ternyata eh ternyata matahari nya ketutupan, karena awannya mendung.Ya sudahlah ya, tapi kita tetep nikmatin perjalanan ini karena menuju Pulau Padar. Pulau yang biasanya cuma bisa liat foto-fotonya dari media sosial dan internet. Ternyata saat tim kami sampai di pulau padar, sudah banyak kapal yang bersandar atau bermalam di sekitaran pulau padar, mereka melakukan itu demi hunting sunrise di pulau padar. Meskipun begitu pulau padar tetap indah didatangi kapanpun ko, karena emang tempatnya indah terlebih lagi sekarang sudah pake tangga jadi tidak sehoror Pulau Kelor.Tiap trekking di pulau padar, selalu ada spot pemberhentian yang emang sengaja dibikin buat istirahat dan merupakan spot foto. Di Pulau Padar ini, ada spot foto yang keliatan tiga lautnya dengan warna pasir yang berbeda. Ya pokonya emang pulau padar ini indah deh, meskipun ramai dan udah bisa dibilang mulai ada orang yang tidak bertanggung jawab dengan membuang sampah. Usai puas bermain di padar, perjalanan pun dilanjutkan ke Pink Beach. Pink Beach yang kita kunjungi ini sebenarnya sudah Pink Beach yang baru dibuka untuk umum, karena pink beach yang aslinya itu sudah tidak pink lagi warna pasirnya, begitu sih kalo kata tour guide kami.Di Pink Beach ini emang bener-bener biru deh airnya bersih, pasirnya berwarna pink, dan enak banget buat nyebur. Tetapi karena kemarin tuh saya males gitu buat bilas-bilas so, jadinya ga nyebur jalan-jalan aja di Pink Beach dan main air dikit-dikit.Belum puas main air di Pink Beach kamipun menuju Manta Point. Lagi-lagi Saya tidak ikutan snorkling disini, karena airnya lagi pasang sampai kapal kami pun sempat oleng. Dugaan Saya benar, untungnya ikan manta nya tidak muncul karena airnya yang pasang. Main air pun selesai, eh tapi belum deng. Kalian bisa main air dikit dikit di taka makasar. Taka Makasar ini sebenarnya mirip pulau pasir yang ada di belitung, hanya disini lebih luas dan bisa dikunjungi kapanpun selama kondisi alamnya bersahabat.Di Taka Makasar ini pasirnya berwarna putih bersih deh, airnya juga bersih kita bisa rendem- rendem kaki di sini, foto-foto, ngedrone. Eh tapi inget, anginnya lumayan kenceng jadi yang pake topi, waspada ya pegagin topinya. Hari udah menjelang sore nih, dan Kami pun bersiap balik ke kapal untuk menuju Gili Lawa. Yup gili lawa ini, merupakan pulau dengan beragam spot foto kece. Perairan di gili lawa pun cukup tenang sehingga menjadikan gili lawa ini tempat bermalam kapal-kapal. Gili lawa punya dua track yang bisa dilewati, ada short dan long track. Short track bisa ditempuh hanya dengan 15 menit untuk menikmati sunset, Long track bisa ditempuh selama 1 jam.Ya pastinya kalau mau maksimal sih yang long track, tapi kalo fisik udah tidak memungkinkan tidak usah dipaksa ya. Sama-sama bagusnya ko mau long ataupun short track. Gili lawa ini juga merupakan habitatnya para rusa,waktu Saya kesana sih sempet liat beberapa rusa. Gili Lawa juga tidak seramai pulau padar, jadinya ya enak buat nyantai dan kru kapal kita juga udah bakar ikan di bawah sana buat santap malam kita.Menikmati malam terakhir LOB sambil makan ikan bakar di perairan gili lawa, merupakan momen dimana Saya dan tim tour nggak mau mengakhiri dan berat rasanya. Tapi ya emang itu sih yang dirasa, kalo yang udah pernah pasti ngerasa gitu. Akhirnya esok pagi pun tiba, dimana itu adalah hari terakhir LOB kita. Di hari terakhir ini, kita mengunjungi Pulau Kanawa. Pulau Kanawa ini kayanya merupakan pulau pribadi dengan private resort.Di pulau ini pun ada loket tiketnya, jadi pulau kanawa ini emang udah dikelola swasta. Pulau kanawa ini tempatnya snorkling di labuan bajo, yang emang wajib dan kudu nyebur. Dari atas jembatan dermaga aja, Saya dan tim tour udah bisa liat birunya air, dan banyak ikan-ikan yang bagus disini. Biasanya kalo snorkling selama setengah jam aja udah cape, tapi di pulau kanawa ini Saya bisa snorkling lebih dari satu jam loh, dan emang betah apalagi kalo sambil bawa roti dan ikan-ikan indah menghampiri.Siap tidak siap, mau tidak mau akhirnya trip LOB ini harus berakhir. Ada rasa sedih, baik dengan destinasi wisatanya yang menarik dan juga kebersamaan di dalam kapal. Untungnya Saya masih balik ke ibukota Jakarta esok hari, jadi masih sempet nikmatin kota labuan bajo, dengan bersantap kuliner dan mencari oleh-oleh. Ada satu cafe yang masih terbilang baru di labuan bajo, karena waktu Saya kesana belum grand opening, dangrand openingnya baru tanggal 28 Juli 2018. Namanya cafe escape bajo yang kita bisa liat pemndangan dan sunset disini, di rooftopnya sih enak.Cafe escape bajo ini menyediakan penginapan juga loh. Untuk makanan di sini sih kaya buat ngemil aja, dan yang Saya coba adalah chicken quesadillas. Chicken Quesadillas ini enak loh, ditambah makannya ditemani pemandangan pelabuhan dan kalo beruntung bisa dapet sunset. Kalo hanya cemal cemil aja kayanya kurang kenyang ya, baiknya kita santap malam seafood di wisata kuliner kampung ujung. Rekomendasi dari tour guide kami adalah warung tenda paling depan, yang mpunya dan yang masaknya si pemiliknya langsung yaitu seorang bapak dari Banyuwangi.Di warung ini kita cuma ngabisin sekitar Rp 250.000 aja udah kenyang banget banget buat porsi ber 4. Terakhir dari sebuah perjalanan wisata adalah mencari buah tangan. Oleh-oleh khas labuan bajo ini pastinya kopi bubuk, biji kopi, roti kompiang, dan ikan cara. Kopi bubuk merk la bajo dengan berat netto 250 gram bisa dibeli dengan harga Rp 30.000 di supermarket sekitaran Jalan Soekarno Hatta labuan bajo. Untuk biji kopi bisa dibeli di pasar wei kesambi dengan harga Rp 25.000 per ukuran 1 liter beras untuk kemudian disangrai biar wangi. Roti kompiang bentuknya seperti roti burger dengan taburan wijen di atasnya, harganya Rp 1.000 per buah. Kalau ikan cara bisa kalian beli di pasar ikan dekat pelabuhan, kalau milih ikan cara yang warna putih ya guys, soalnya kalo yang warna item pait. Kata orang asli sana sih begitu.Sekianlah cerita perjalanan Saya ke labuan bajo, so kamu-kamu yang belum pernah segera agendakan ya.
Komentar Terbanyak
Didemo Pelaku Wisata, Gubernur Dedi: Jelas Sudah Study Tour Itu Piknik
Forum Orang Tua Siswa: Study Tour Ngabisin Duit!
Pendemo: Dedi Mulyadi Tidak Punya Nyali Ketemu Peserta Demo Study Tour