Sudah Tahu? Ada Jamur Bercahaya di Gunung Halimun

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Sudah Tahu? Ada Jamur Bercahaya di Gunung Halimun

Christina Evaliana - detikTravel
Rabu, 05 Sep 2018 16:55 WIB
loading...
Christina Evaliana
Jamur bercahaya Gunung Halimun
Jalan setapak menuju lokasi jamur bercahaya
Canopy Trail
Sungai Gunung Halimun
Guest house untuk traveler menginap
Sudah Tahu? Ada Jamur Bercahaya di Gunung Halimun
Sudah Tahu? Ada Jamur Bercahaya di Gunung Halimun
Sudah Tahu? Ada Jamur Bercahaya di Gunung Halimun
Sudah Tahu? Ada Jamur Bercahaya di Gunung Halimun
Sudah Tahu? Ada Jamur Bercahaya di Gunung Halimun
Jakarta - Jelajah Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Jawa Barat, traveler akan menemukan pemandangan tak biasa. Di sana ada jamur yang bisa menyala kala malam.Taman Nasional Gunung Halimun Salak terkenal dengan atrasi wisata Canopy Trail, kita juga bisa hiking, kemping, tracking, dan pastinya foto-foto dengan latar belakang pemandangan yang keren. Tapi, ternyata ada objek yang mungkin tidak banyak orang tahu, yaitu melihat jamur bercahaya.Kali ini saya mau sedikit berbagi pengalaman dalam mencari jamur bercahaya di Gunung Halimun. Sebelumnya sedikit info tentang Taman Nasional Gunung Halimun Salak yang terletak di Jawa Barat, kawasan ini luasnya 113.357 hektare.Secara administratif kawasan konservasi ini termasuk ke dalam wilayah tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Bogor, Sukabumi, dan Lebak, Provinsi Banten. Oleh sebab itu masyarakat yang tinggal pun terdiri dari masyarakat Banten Kidul dan Baduy. Dengan terbaginya di tiga wilayah menjadi daya tarik juga bagi para pendaki karena ada tiga akses berbeda jalur pendakian.Daya tarik taman nasional ini memiliki 23 spesies mamalia (Siamang dan Lutung), 500 spesies tumbuhan, 75 jenis aneka anggrek, 200 jenis burung, dan terdapat 93 suku yang tinggal di sana.Dan yang paling terkenalnya adalah atraksi wisata canopy trailnya, di mana wisatawan yang datang berjalan dari pohon ke pohon untuk menikmati pemandangan dan mengamati kehidupan burung dan satwa lainnya.Nah, ini dia daya tarik yang mungkin tidak semua orang tahu bahwa di Taman Nasional Halimun ada tanaman jamur yang mengandung fosfor sehingga dia akan menyala di saat malam tiba.Maka dari itu, kami berdua memutuskan untuk melihat seperti apa sih Jamur Bercahaya itu. Berangkatlah kami dari Bandung naik motor sore hari dengan maksud supaya sampai di sana tepat malam hari.Namun sungguh perjalanan yang luar biasa menegangkan. Jalan menuju taman nasional hanya jalan setapak penuh dengan bebatuan besar-besar. Di sebelah kanan rimbun pepohonan, sedangkan di sebelah kiri jurang. Dan perlu diingat bahwa tidak ada penerangan sama sekali. Hanya ada lampu motor saja yang menemani perjalanan kami menuju Taman Nasional Gunung Halimun.Di tengah jalan mesin motor tiba-tiba mati, luar biasa takutnya kami karena tidak ada kendaraan lain, dan cahaya hanya berasal dari lampu motor. Kami turun dulu dari motor, mencoba mencari tahu apa yang salah. Eh, tanpa sebab mesin motornya nyala lagi. Kami pun melanjutkan perjalanan.Lalu lampu motor tiba-tiba mati lagi, kami hanya berdiam diri dan tidak mau mikir yang macam-macam selain tujuan kami melihat jamur. Samar terdengar suara lutung dan gemerisik daun tertiup angin.Setelah dicek lagi tanpa sebab juga lampunya kembali nyala. Kami pun melanjutkan perjalanan. Sempat lihat ekor musang di rerumputan. Tadinya kami mau berhenti dan foto tetapi mengingat waktu dan kejadian mesin serta lampu motor yang mendadak mati kami pun melanjutkan perjalanan.Akhirnya, pintu gerbang Taman Nasional Gunung Halimun terlihat. Tepat jam 23.00 malam kami sampai. Istirahat dulu sebentar di guest house sambil mendengarkan petunjuk dari penjaga guest house. Kami mendengarkan dengan seksama karena tidak didampingi.Bayangkan saja memasuki hutan di tengah malam hanya berdua. Kurang seram apa coba? Dengan bermodalkan satu senter kami pun berjalan menyusuri jalan setapak demi setapak mengikuti arahan dari penjaga. Tepat di bawah papan canopy trail kami harus matikan senter karena di situlah letak jamurnya.Setelah senter dimatikan, gelap gulita, gelap segelap-gelapnya mata terpejam. Bingung! Kok jamurnya tidak kelihatan yah? Apa kami salah tempat? Apa kami salah posisi? Apa jamurnya tidak ada? Karena kalau musim kemarau jamurnya tidak sebanyak musim hujan.Kami coba lagi nyalakan senter, kembali mengingat arahan dan mematikan lagi senternya. Melihat ke bawah kaki, memaksimalkan indra dan ternyata itu dia, terlihat samar banget titik-titik cahaya di antara dedaunan dan batang pohon. Memang harus ekstra jeli untuk melihatnya.Awalnya kami pikir bahwa jamur bercahaya itu penampakannya seperti di film Avatar. Rupanya jamur kecil-kecil seperti titik dan tersembunyi jadi harus diubek-ubek dulu. Sungguh, pengalaman yang luar biasa. Tanpa terasa jam sudah menunjukkan pukul 01.30, kami pun kembali ke guest house.Oh iya, harga guest housenya Rp 300.00 per malam. Harga tiket masuknya Rp 25.000 per orang. Kalau mau liburan lebih baik unduh dulu aplikasi Pegipegi supaya memudahkan perjalanan liburan. Bisa tahu juga estimasi akomodasi dan transportasi yang akan dikeluarkan biar tidak over budget. Dan penting banget untuk baca-baca travel tipsnya biar nggak kebingungan seperti kami.
Hide Ads