Intip Pesawat Tempur di Museum Dirgantara Mandala Yogyakarta

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Intip Pesawat Tempur di Museum Dirgantara Mandala Yogyakarta

Dodi Wijoseno - detikTravel
Sabtu, 08 Sep 2018 14:30 WIB
loading...
Dodi Wijoseno
Bagian Depan Bangunan Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala
Ruangan Pertama Museum yang berisi nama-nama Pahlawan dan tokoh TNI Angkatan Udara
Ruangan Kedua Museum yang berisi informasi tentang Sejarah Dirgantara Republik Indonesia
Pesawat Pembom Tupolev TU-16 B/KS yang telah dimuseumkan ini pernah memperkuat armada TNI AU pada masanya
Koleksi pesawat-pesawat yang telah dimuseumkan di ruang Alutsista Museum Dirgantara Mandala Yogya
Intip Pesawat Tempur di Museum Dirgantara Mandala Yogyakarta
Intip Pesawat Tempur di Museum Dirgantara Mandala Yogyakarta
Intip Pesawat Tempur di Museum Dirgantara Mandala Yogyakarta
Intip Pesawat Tempur di Museum Dirgantara Mandala Yogyakarta
Intip Pesawat Tempur di Museum Dirgantara Mandala Yogyakarta
Jakarta - Yuk, ketahui sejarah dirgantara di Museum Dirgantara Yogyakarta. Kamu bisa melihat beragam pesawat di museum ini.Salah satu indikator maju dan kuatnya sebuah negara ada di kekuatan dirgantaranya, maka tidaklah mengherankan jika banyak negara di dunia ini berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik dalam keunggulan teknologi alutsista pertahanan udaranya.Dalam perjalanan sejarah dunia- dengan tidak menyangkal kejamnya sebuah peperangan terhadap nilai-nilai kemanusiaan- sejarah mencatat unggulnya kekuatan Luftwaffe (Angkatan Udara Jerman) ketika mengerahkan pesawat-pesawat pembomnya untuk menginvasi Polandia dalam sebuah serangan kilat yang menjadi salah satu pemicu terjadinya Perang Dunia II.Sejarah juga mencatat bagaimana sekutu dengan kekuatan udaranya mengakhiri Perang Dunia II di Front Pasifik ketika pesawat pembom jarak jauh Amerika, B-29 menjatuhkan bom atomnya di atas dua kota Jepang: Hiroshima dan Nagasaki, yang memaksa Jepang menyerah tanpa syarat kepada pihak sekutu segera setelahnya. Semoga sejarah buruk peperangan itu tidak terulang lagi dan ke depannya perlombaan teknologi dirgantara digunakan untuk kemajuan dan kesejahteraan umat manusia.Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia pun memiliki sejarah panjang dunia dirgantaranya. Sejarah dunia dirgantara Indonesia dimulai dan berkaitan erat dengan masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan di masa lalu.Narasi yang cukup lengkap tentang sejarah serta perkembangan dunia dirgantara Indonesia ini ada di Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala Yogyakarta. Saya berkesempatan mengunjunginya ketika sedang berlibur ke kota Yogyakarta tanggal 19 Agustus 2018 yang lalu.Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala Yogyakarta ini terletak di Kompleks TNI Angkatan Udara Landasan udara Adisucipto, Jl. Kolonel Sugiono, Karang Janbe, Banguntapan, Yogyakarta. Berada kurang lebih 8 km ke arah timur dari Tugu Yogyakarta. Letak Museum ini mudah diakses dengan kendaraan pribadi, transportasi publik Trans Jogja maupun transportasi berbasis aplikasi online yang sudah banyak tersedia di kota Yogyakarta. Untuk masuk ke dalam museumnya diberlakukan tiket masuk dengan harga Rp.6,000/ orangnya.Museum ini memiliki area yang luas dan bagian dalamnya terdiri dari beberapa ruangan. Dari bagian depan museum, setelah membeli tiket, kita akan memasuki ruangan pertama. Di ruangan pertama ini terdapat daftar nama para Pahlawan Nasional dan tokoh Angkatan Udara Indonesia. Tentu kita mengenal beberapa nama Pahlawan Nasional seperti: Marsekal Muda TNI Anumerta Agustinus Adisutjipto, Marsekal Muda TNI Anumerta Abdulrachman Saleh, Marsekal Muda TNI Anumerta Abdul Halim Perdana Kusuma, Marsekal Muda TNI Anumerta Iswahyudi, dan lain-lain.  Mereka adalah tokoh-tokoh Angkatan Udara yang memiliki sumbangan besar terhadap dunia dirgantara Republik ini.Ruang kedua berisi narasi sejarah dirgantara RI, dimulai dari informasi penerbangan pertama tanggal 27 Oktober 1945 ketika Bapak penerbang Indonesia Agustinus Adisutjipto berhasil menerbangkan pesawat cureng dengan identitas merah putih di pangkalan udara Maguwo dan menjadi tonggak sejarah Penerbangan Indonesia baik untuk penerbangan sipil maupun militer.Kemudian di ruangan ini ada informasi secara runut mengenai Sekolah penerbang pertama, pengesahan TRI AU, peristiwa pemboman kota Semarang, Salatiga dan Ambarawa serta peristiwa ditembaknya pesawat Dakota.Ruang-ruang berikutnya berisikan display-display dan diorama-diorama yang diatur secara runut seperti: Ruang Pahlawan dan seragam TNI, ruang koleksi yang juga berisikan foto-foto operasi yang pernah dilakukan oleh TNI AU baik operasi militer maupun kemanusiaan serta display barang-barang peninggalan para panglima Angkatan Udara.Kemudian ada ruang diorama yang menceritakan sejarah penerbangan, beberapa di antaranya: diorama tentang pembentukan TKR bagian penerbangan, perebutan pangkalan udara Maguwo tanggal 9 Oktober 1945, penerbangan pesawat merah putih pertama tanggal 27 oktober 1945 dan lain- lain. Sistematis dan teraturnya display di museum ini menjadikan tempat ini sangat layak sebagai media edukasi untuk mempelajari sejarah besar dirgantara negara kita.Ada bagian menarik di bagian dalam museum ini yang bernama ruang alutsista yang berisi koleksi beberapa pesawat. Koleksinya cukup lengkap, beberapa di antaranya adalah pesawat-pesawat legendaris pada masanya seperti: si "cocor merah" pesawat pemburu P-51 Mustang, Mitsubishi A6M5 Zerozen, Bomber North American B-25 Mitchel, pesawat angkut ringan C-47, jet tempur supersonik Mig-21 dan lain sebagainya.Setelah selesai dengan bagian dalam museum kita bisa keluar menuju pelataran paling depan dan mungkin ini adalah tempat yang paling menarik karena berisi koleksi pesawat-pesawat TNI AU yang sudah purna tugas dan dimuseumkan, seperti: Jet tempur A-4 Skyhawk, jet tempur Hawk MK-53, jet tempur F-5 tiger, pesawat penyerang OV-10 Bronco, beberapa helikopter dan lain-lain. Koleksi yang terbaru adalah pesawat angkut C-130B Hercules buatan tahun 1959 milik AURI (nama TNI- AU waktu itu). Banyak pengunjung yang berfoto di area ini.Di pelataran museum ini juga ada salah satu koleksi yang memiliki nilai historis tinggi bagi TNI-AU yaitu Pembom Tupolev Tu- 16. Pada masanya pesawat ini menjadi kebanggaan AURI dan lambang kekuatan serta supremasi udara negara kita. Menurut beberapa sumber sejarah, setelah dibeli dari Soviet, kepemilikan TU-16, menjadikan Indonesia masa itu (tahun 1960-an) sebagai negara ke-4 di dunia setelah Amerika Serikat, Uni Soviet dan Inggris yang mengoperasikan pesawat pembom strategis jarak jauh. Ketika masa konfrontasi merebut Irian Barat (Papua) TU-16 ini menggentarkan Belanda karena merupakan senjata yang akan digunakan melawan armada kapal induk Belanda Karel Doorman , analis militer waktu itu mengatakan rudal udara permukaan KS-1 Komet yang dibawa TU-16 mampu menenggelamkan kapal induk Belanda tersebut.Media-media visual seperti monumen-monumen pesawat tersebut tentu bisa menjadi sarana edukasi yang bisa menarik minat generasi penerus untuk terjun dan berkarya di dunia dirgantara mungkin sebagai pilot, teknisi, atau yang lainnya baik sipil atau militer.Sebagai informasi tambahan, area museum sudah memiliki fasilitas lengkap seperti tempat parkir, toilet, mushola, mini market dan kantin untuk kenyamanan para pengunjung.Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki sejarah yang besar dan panjang untuk berdiri sebagai sebuah negara yang merdeka, yang diperoleh dengan penuh perjuangan dan dedikasi oleh para pahlawan dan tokoh bangsa sesuai bidangnya masing-masing. Museum Dirgantara ini juga turut berperan dalam mengingatkan arti penting dari perjuangan para tokoh-tokoh bangsa untuk diteladani dan diteruskan.Salut untuk mereka yang berdedikasi tinggi membingkai kisah-kisah perjuangan tersebut dalam sebuah bingkai ruang dan waktu sehingga kisah-kisah tersebut masih bisa kita ketahui untuk semakin menguatkan arti Bhinneka Tunggal Ika yang telah menyatukan bangsa Indonesia sejak masa perjuangan hingga negara ini berdiri dan berdaulat sebagai negara yang merdeka. Sudah selayaknya, kita sebagai generasi penerus menjaga dan meneruskan semangat kemerdekaan untuk masa depan Indonesia yang lebih baik lagi.
Hide Ads