Mitos Gunung Suci di China, Bikin Hidup Lebih dari 100 Tahun
Minggu, 01 Apr 2018 10:45 WIB

Neny Setiyowati

Jakarta - Taishan merupakan gunung suci nan bersejarah di China yang dijuluki Heaven. Mitos mengatakan bila kamu mendakinya, kamu akan hidup lebih dari 100 tahun.Gunung Taishan Dikenal sebagai gunung timur dari lima pegunungan besar di China dan dianggap sebagai pemimpin atau yang paling utama dari kelimanya. Telah menjadi tempat pemujaan selama lebih dari 3000 tahun. Ini terkait dengan matahari terbit, kelahiran dan pembaruan. Bertindak sebagai salah satu pusat upacara paling penting di China di sebagian besar periode.Wasiat sejarahnya bisa dilihat tersebar di seluruh lanskap gunung. Tercatat sebanyak 72 Kaisar dari Dinasti berbeda telah berziarah di sini. Gunung ini berperan penting dalam perkembangan ajaran Buddha dan Tao. Terbukti dari banyaknya Kuil dari kaki hingga puncak gunung.UNESCO telah menetapkan Gunung Taishan sebagai situs warisan dunia pada tahun 1987. Ada lebih dari 6 juta pengunjung di setiap tahunnya. Puncak tertinggi Taishan berada di 1.532 mdpl tidak terlalu tinggi tapi untuk mencapainya harus melewati lebih dari 7.000 anak tangga dengan 18 tikungan tajam.Terdengar menantang dan bikin saya semakin penasaran akan penampakan Gunung Tai. Tanpa banyak pikir saya berangkat ke Taishan dari Beijing. Dengan kereta api biasa di jam 23.20, harga tiketnya 78 Yuan untuk jenis hard seat.Sengaja saya pilih malam supaya sampai tujuan di esok harinya dan agar tidak menginap di hotel. Menjadi traveler harus bisa mengatur waktu dan pengeluaran sehemat mungkin. Supaya semua destinasi tercapai dengan biaya serendah-rendahnya.Jam 6.23 pagi kereta api sudah tiba di stasiun Taishan. Hawa dingin winter di pagi hari terasa menembus kulit. Serta merta saya tutup resleting jaket dan memasang kupluk. Dan berjalan mencari halte bus. Meski masih gelap, lalu lintas kota Tai'an sudah tampak aktif. Di winter matahari terbit jam 7.15. Ada beberapa halte bus tapi tidak ada bus yang mengarah ke Hongmen. Seorang pemuda lokal membantu mencari arah ke halte bus di mana bus jurusan Hongmen berhenti.Dengan Baidu Map dia memberitahu arahnya sekitar 500 meter lagi. Di China semua jenis Google,Facebook, Whatsapp dll tidak bisa diakses. Mereka punya sendiri seperti Baidu dan Wechat. Tapi dengan VPN bisa akses ke aplikasi tersebut. Tentunya downloadnya sebelum tiba di China.Bus yang saya tunggu akhirnya datang juga. Saya masukan uang 2 Yuan ke dalam kotak di samping sopir, tak lupa dengan menyebut Hongmen. Di China bila naik bus kota harus siap uang pas karena tidak ada kembalian. Bentuk kotak uangnya mirip kotak amal yang hanya dibuka di waktu tertentu.Dalam 30 menit bus tiba di halte Hongmen. Dengan ramah Pak Sopir memberitahu arah menuju pendakian Gunung Taishan. Menyusuri jalan raya besar sedikit ragu apa ini jalan yang benar. Tidak ada orang di trotoar dan laju kendaraan berlawanan arah dengan langkah saya. Seketika tampak orang diluar bangunan saya pun menghampiri. Dengan Bahasa Mandarin dia menjelaskan. Melihat ekspresi saya yang tidak mengerti dia memanggil temannya. Dengan Bahasa tubuh mereka menyarankan untuk naik bus saja sampai di Mid Heaven Gate (Zhongtianmen). Karena jaraknya masih 3 KM dengan jalanan menanjak dan saya membawa backpack.Mengikuti petunjuknya saya memutar langkah kembali turun mencari gerbang Hongmen dimana shuttle bus menuju Mid Heaven Gate berada. Puncak-puncak Gunung Taishan terlihat jelas dari gerbang Hongmen yang juga disebut dengan red gate, hanya berjarak sekitar 8 KM.Saya semakin bersemangat menaiki anak-anak tangga menuju shuttle bus. Di loket, tiket yang harus dibayar adalah tiket bus 30 Yuan untuk satu trip dan tiket masuk Gunung Tai 100 Yuan di winter (1 dec-31 jan). Sedangkan di musim lainnya harga tiketnya 125 Yuan. Sesampainya di Zhongtianmen ada 2 pilihan cable car atau mendaki. Saya pilih mendaki karena ingin hidup lebih dari 100 tahun.Tepatnya karena waktu masih cukup, dan penginapan saya di Nantianmen sekitar 1 jam sebelum puncak karena ingin lihat sunset dan sunrise. Sebelum mulai mendaki saya mampirkan kaki di kedai setempat untuk menjajal jajan tradisional Taishan sekalian sarapan. Hingga akhirnya siap tempur menghadapi ribuan anak-anak tangga di depan.Di jalur pendakian terdapat banyak kaligrafi China yang terukir di batu-batu dan tebing yang seperti tak ada habisnya. Sambil tetap heran dan takjub saya terus melaju tak terhitung lagi berapa anak tangga yang sudah terlewati. Semakin naik suhu badan menjadi panas ditambah dengan cahaya matahari,backpack juga menjadi berat. Mulailah melepas atribut. Dan pendakian semakin terasa.Dua cewek China di belakang menanyakan apa saya baik-baik saja. Mereka sendiri tampak ngos-ngosan. Kami berfoto,tertawa dan mendaki bersama. Tak lama seorang cowok China bergabung dengan kami. Dia berbaik hati memaksa saya menyerahkan semua bawaan, jacket, backpack, air minum 1,5 L dan sekantung makanan. Di sini rasa persaudaraan Taishan terasa sekali.Meski tidak saling mengenal tapi mereka sangat perduli. Hingga sampailah kami di titik 18 tikungan tajam, dengan anak tangga curam mengerikan. Yang phobia ketinggian dilarang melihat ke belakang. Yang tidak phobia juga tidak nyaman. Padahal hanya terdiri dari ratusan anak tangga saja sebelum mencapai South Gate to Heaven alias gerbang Nantianmen. Tapi justru di sini titik tersulitnya. Perlu segenap tenaga dan ekstra hati-hati.Akhirnya tibalah di gerbang Nantianmen. Untuk saya perlu 3 jam dari Zhongtianmen ke Nantianmen. Dari gerbang Nantianmen terlihat betapa terjal nan sadis anak-anak tangga itu. Dan pendakian belum selesai karena Nantianmen bukanlah puncak Taishan. Memasuki gerbang terlihat beberapa kuil, hotel dan restauran.Kami mencari hotel yang sudah saya book seharga 70 Yuan semalam. Betapa kaget ketika check in,kamar dormitory-nya tampak mengenaskan tidak ada heater dan sepertinya hanya saya penghuninya. Di siang hari saja sudah dingin sekali kamarnya, tempat tidurnya terasa basah saking dinginnya. Entah bagaimana saya harus berjuang nanti malam. Mereka menyuruh saya untuk pindah ke single room yang ada heaternya, tapi sudah tidak bisa lagi.Tanpa patah semangat saya tetap lanjut hiking ke puncak bersama mereka. Hembusan angin terasa sangat kencang, semakin naik semakin kencang, sampai-sampai terdengar deru angin ributnya. Membuat suhu udara menjadi super dingin. Kami pakai kembali atribut (jaket, syal dan kupluk). Menuju puncak terlihat banyak sekali peninggalan sejarah Taishan.Ada sekitar 22 kuil kuno tapi megah(Buddha & Tao),819 batu tablet kaligrafi dan 1018 prasasti di sisi tebing. Batu-batu besar berbentuk aneh tersebar dimana-mana. Meski dingin mendaki ke puncak Taishan terasa lebih ringan dan indah hanya menapaki ratusan anak-anak tangga landai. Perlu 1 jam untuk kami sampai di puncak yang dikenal dengan Jade Emperor Summit.Di puncak ini juga Sang Kaisar pertama memproklamirkan persatuan China pada 219 SM. Setelahnya Konfisius juga mendaki ke sini dan mengatakan kalau 'dunia ini kecil'. Dan setelah itu Mao Zhedong,Pendiri RRC mendaki kesiniΒ dan berucap kalau 'timur itu merah'. Sementara kami yang sedang berada di puncak bilang 'kaki kami pegal'.Pantas saja Gunung Taishan ini dijuluki Heaven, rasa damai tercipta di sini. Pemandangan yang ditawarkan indah nian dengan langit biru. Kami merasa sangat dekat dengan langit tapi juga sangat kecil. Setelah cukup puas menikmati keindahan puncak Taishan kami turun kembali.Sesampainya di Nantianmen kami pun berpisah karena mereka harus kembali ke kota Tai'an dan saya kembali ke hotel untuk istirahat sejenak sebelum hiking lagi untuk sunset. Mendaki Taishan tidak hanya memberi teman baru tapi kedamaian di hati tepatnya berdamai dengan diri sendiri dan yang lebih berharga pengalaman spiritual untuk lebih bersyukur atas kebesaran Sang Pencipta Alam.
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan
Sound Horeg Guncang Karnaval Urek Urek Malang