Kastil Ratusan Tahun yang Tahan Gempa dan Tsunami
Kamis, 11 Jan 2018 11:55 WIB
Syekh Abdul Qodir Sudarmo
Jakarta - Kastil Kochi berada di Prefektur Kochi, Jepang bagian selatan di Pulau Shikoku. 450 tahun istana ini sudah berdiri hingga sekarang dan tetap terjaga.Kochi Prefecture memiliki warisan budaya yang khas berupa Istana Atau Kastil. Bangunan tersebut dibangun oleh kaisar Yamanouchi Kazutoyo sekitar 450 tahun yang lalu. Banyak bangunan-bangunan besar dan benteng besar Jepang hancur dalam Perang Dunia II karena Kochi adalah ibu kota di Pulau Shikoku sehingga menjadi target Sekutu kala itu.Istana Kochi pun selamat dari kehancuran akibat perang selain itu pula kejadian bencana alam selama berabad-abad yang terjadi. Seperti tercatat dalam sejarahnya yaitu tiga kali Gempa besar yang terjadi di Kochi, namun Kochi Castle tetap berdiri.Awalnya, Istana ini dibangun pada tahun 1603 oleh Keluarga Yamanouchi Kazutoyo yang merupakan penguasa kala itu. Kochi Castile ini sendiri pernah mengalami kebakaran hebat dan dibangun kembali pada 1753. Reformasi politik terjadi dengan adanya restorasi Meiji mengubah pandangan kepemilikan dan penggunaan bangunan-bangunan negara.Istana Kochi beralih menjadi milik negara dan wajib dibuka untuk umum. Semua warga negara dapat masuk kedalamnya, namun tetap dalam pengelolaan negara. Kompleks Kochi Castle kini menyisakan gerbang utama masuk, gerbang masuk tipuan, dan bangunan utama dipusatnya. Ada pula satu buah sumur air yang dahulunya terdapat 12 sumur didalam kompleks Kochi.Menurut penjelasan Relawan Pemandu Wisata kepada kami bahwa bangunan-bangunan untuk para pembantu penguasa, prajurit dan samurai sudah dibongkar. Pemandu wisata disini bukan staff yang digaji Pemerintah namun warga yang tertarik menyebarkan sejarah dan budaya di Kochi.Dilihat dari ketinggian Kastil Kochi, bangunan ini dari lantai paling atas (lantai 4) bangunan utama dapat melihat 360 derajat pemandangan Kota Kochi hingga ke teluk pantai sehingga musuh yang datang bisa dipantau akurat. Bahkan lokasi ini juga menjadi rekomendasi lokasi evakuasi dan tempat yang aman jika terjadi gempa dan tsunami.












































Komentar Terbanyak
Hotel di Surabaya Jadi Saksi Bisu Pesta Seks 34 Pria, Ini Faktanya
Strategi Baru Bandara Kertajati Melawan Sepinya Penerbangan
Bali Kumpulkan Rp 309 Miliar Pungutan Wisman, Baru 37% Turis Asing yang Bayar