Beginilah Danau 3 Warna Kelimutu yang Terkenal Itu
Sabtu, 10 Mar 2018 12:55 WIB

Pradikta Kusuma
Jakarta - Ingin melihat danau dengan 3 warna yang berbeda? datang saja ke Gunung Kelimutu di Flores, NTT. Sungguh indah!Mobil berjalan pelan, mesin sedikit meraung menandakan jalanan yang semakin menanjak, di beberapa titik mobil harus terguncang hebat karena jalanan yang mulai rusak, jalanan yang meliuk pun menuntut konsentrasi tinggi untuk para pengendara. Jam 4 pagi, Jalanan masih gelap gulita, diluar jendela mobil hanya nampak beberapa titik lampu rumah penduduk berpendar jauh dibawah sana. Aku mencoba pejamkan mata namun tak bisa, pikiran ini sudah terbayang akan keindahan tempat diujung perjalanan. Sudah tak sabar rasanya, untuk melihat keelokan Sang Kelimutu.Suhu terasa dingin pagi itu, namun nampaknya aktifitas para pengunjung sudah bergeliat dari tengah malam. Terlihat deretan mobil yang nampaknya sudah ada sebelum aku datang. Aku coba rapatkan kancing jaket, rasa rasanya udara semakin dingin saja jika terlalu lama berdiam diri. Agar tak membuang waktu terlalu lama aku pun mengajak kawan kawan yang lain untuk segera melangkahkan kaki menyusuri setapak kecil menuju Kawah Kelimutu.Jalan setapak untuk menuju Kawah Kelimutu ini nampak sangat baik dengan paving atau cor yang padat. Berjalan di tengah kegelapan pun rasanya cukup nyaman saja karena setiap 5 meter terdapat lampu penerangan. Petunjuk arah pun sangat jelas dan hampir terdapat di setiap persimpangan. Di beberapa sudut nampak sebuah papan diorama yang berisi informasi apa saja tentang Gunung Kelimutu ini. Pos pos pemberhentian untuk beristirahat pun cukup mudah ditemukan sepanjang perjalanan.Bahkan di tengah jalur terdapat beberapa toilet bersih yang dapat digunakan. Dengan fasilitas yang begitu lengkap itu tak heran jika Gunung Kelimutu namanya kian mendunia dan menjadi tujuan utama siapa saja yang datang ke Flores tepatnya ke daerah Ende.Jalan setapak yang ada relatif datar hanya ada sedikit tanjakan sebelum kita sampai di Puncak Kelimutu. Namun tetap saja membuat nafas memburu, keringat mengucur. Tepat di Puncak Kelimutu aku kembali melirik jam tangan, kurang lebih 40 menit tadi berjalan, lebih 2 kali lipat dari perkataan omongan bapak bapak tadi dibawah. Ketika sampai di puncak kegelapan masih menyelimuti sekitar, namun keadaan sudah mulai ramai dengan datangnya pengunjung yang lain dan beberapa warga lokal yang menjajakan minuman hangat.Puncak Kelimutu setinggi 1.639 mdpl yang ditandai dengan sebuah tugu tinggi menjulang, dibawahnya terdapat sebuah punden berundak yang dapat dijadikan para pengunjung untuk duduk sembari menunggu sinar mentari untuk yang pertama kali. Bak menunggu pertunjukan utama dimulai para pengunjung nampak duduk berderet rapi dibawah tugu puncak Kelimutu itu. Tetapi aku lebih memilih untuk berjalan mondar mandir sekedar untuk menghilangkan rasa dingin yang menyergap tubuh.Gunung Kelimutu mempunyai keindahan yang berbeda dari gunung-gunung yang berada di Indonesia lainnya, pasalnya Gunung Kelimutu memiliki 3 danau kawah yang terbentuk dari letusan Gunung Kelimutu beberapa tahun silam, dengan warnanya yang selalu berubah ubah. Gunung ini pun tak lepas dari cerita adat dari warga lokal yang mengkeramatkan Kelimutu.Menurut Bahasa lokal nama Kelimutu berasal dari 'Keli' yang berarti gunung dan 'Mutu' yang berarti mendidih. 3 Danau kawahnya pun punya nama sendiri sendiri dan ada cerita adat dibelakangnya. Yang pertama 'Tiwu Ata Polo' yang berarti tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang yang telah meninggal dan selama ia hidup selalu melakukan kejahatan. Posisi danau ini berada di sebelah kanan saat posisi badan menghadap ke arah danau dari gardu pandang. Danau ini berwarna sedang berwarna hijau tosca gelap pada saat aku kesana.Sedangkan danau di sebelah kiri dan berwarna hijau tosca muda adalah 'Tiwu Nuwa Muri Koo Fai' yang berarti empat berkumpulnya jiwa-jiwa muda-mudi yang telah meninggal. Dan satu lagi danau yang berada di belakang gardu pandang yang berwarna hitam pekat bernama 'Tiwu Ata Mbupu' merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal. Ketiga kawah tersebut adalah daya Tarik utama dari Gunung Kelimutu dan konon katanya ketiga kawah tersebut dapat berubah warna sebanyak 44 kali dalam setahun, sungguh luar biasa.Dan demi menghormati para leluhur masyarakat sekitar bersama pemerintah tepat tanggal 14 Agustus setiap tahunnya diadakan Festival Danau Kelimutu yang dinamakan 'Pati Ka' yang dalam Bahasa lokal berarti memberi makan. Pemberian makan ditujukan untuk para leluhur danau kelimutu berupa sesaji terdiri dari daging babi atau dalam bahasa setempat disebut 'Wawi' dan moke atau minuman beralkohol khas daerah setempat. Selain melestarikan budaya setempat upacara 'Pati Ka' ini bertujuan untuk lebih mengenalkan Kelimutu sebagai destinasi utama di Flores dan sebagai daya Tarik bagi wisatawan untuk datang setiap tahunnya.
Komentar Terbanyak
Viral WNI Curi Tas Mewah di Shibuya, Seharga Total Rp 1 M
Daftar Negara Walk Out Saat Netanyahu Pidato di Sidang Umum PBB
Wisatawan Bekasi Dicegat Akamsi Cianjur, Pemkab Jamin Wisata Aman dan Nyaman