Dari Kampung Ini Orang-orang Bermarga Siregar Berasal
Senin, 20 Nov 2017 14:37 WIB

Dimas Siregar
Jakarta - Kalau ada yang bertanya dari mana asal muasal orang-orang bermarga Siregar? Jawabannya pasti Kampung Muara. Traveler bermarga Siregar tentu tahu soal ini.Konon cerita, marga Siregar berasal dari nama seorang anak dari Si Raja Lontung, yang merupakan anak Si Raja Batak. Siregar merupakan anak bungsu dari tujuh bersaudara. Anak pertama bernama Sinaga, lalu ada Situmorang, kemudian Pandiangan, diikuti Nainggolan, dan Simatupang, serta Aritonang.Mereka tinggal di semua kampung yang berada di kawasan Pulau Samosir. Siregar dikisahkan merupakan anak kesayangkan Si Raja Lontong. Saking sayangnya, tak pernah sekalipun dia disuruh bekerja sementara semua kakaknya selalu disuruh bekerja tiap hari.Cemburu dengan perlakuan tersebut, para kakaknya pun berencana untuk membunuh Siregar. Namun Nainggolan tidak setuju dengan rencana tersebut, dan berupaya menyelamatkan nyawa adiknya.Nainggolan kemudian membawa Siregar keluar dari Samosir dan dibawa ke Kampung Muara. Kampung Muara itulah yang kemudian menjadi asal muasal penyebaran marga Siregar di Sumatera Utara. Itu konon, berdasarkan cerita-cerita yang beredar saat ini.Terlepas dari cerita itu, berlibur ke Danau Toba tentu akan terasa menyenangkan. Traveller bisa menikmati keindahan Danau Toba yang merupakan danau terbesar di Asia Tenggara.Jika menggunakan bus, memerlukan waktu sekitar 7 jam perjalanan dari Medan untuk sampai Parapat. Rasa lelah perjalanan mampu dibayar lunas oleh aduhainya Danau Toba. Cuaca sejuk khas pegunungan juga ikut memberi nuansa segar, betul-betul terasa jalan-jalannya.Bagi sebagian orang Batak, mungkin khususnya Siregar, jalan-jalan ke Danau Toba akan terasa lengkap jika bisa mampir ke Muara, menengok Toga (Tugu) Siregar, yang dibangun untuk menjadi simbol persaudaraan bagi marga Siregar di seluruh dunia.Jika ditempuh perjalanan darat, perlu waktu sekitar 4 jam. Kalau naik kapal penyeberangan, lebih irit waktu 1 jam. Biaya kapal untuk berangkat dan pulang memerlukan uang sewa hingga Rp 3 juta dengan kapasitas hingga 80 orang. Kalau full book, per orang cuma keluar duit sekitar Rp 35 ribu. Tapi kalau ingin lebih cepat, traveller bisa menggunakan pesawat terbang dari Bandara Kualanamu ke Bandara Silangit. Waktu tempuh bisa jauh lebih cepat, tapi agak kurang cocok jika memiliki budget pas-pasan. Sebab, kecepatan waktu tempuh Medan-Muara sangat linier dengan kecepatan penipisan isi dompet.Selama di perahu, traveller bisa menikmati pemandangan yang disuguhkan Danau Toba, yakni berupa tepian Pulau Samosir dan Pulau Sumatera yang mirip pegunungan hijau, dihiasi air danau yang jernih.Setelah tiga jam, kapal akhirnya tiba di Pelabuhan Penyeberangan Muara. Presiden Joko Widodo juga pernah mampir ke sini saat menghadiri Festival Danau Toba 2016 lalu.Namun untuk sampai ke Toga Siregar, traveller mesti menyambung menggunakan mobil kecil hingga ke lokasi. Perjalanan dari pelabuhan ke kawasan Toga ditempuh selama 15 menit. Tapi ternyata, lokasinya cukup menantang untuk diakses.Sebelum tiba di kompleks Toga Siregar, traveller mesti mendaki bukit sekitar 250 meter. Buat yang jarang olah raga, mungkin terasa seperti berjalan 500 meter. Kalau mau, bisa juga menggunakan mobil atau motor, namun mesti dipastikan dulu kendaraan dalam kondisi prima agar kuat menanjak.Kompleks Toga Siregar yang berada di ketinggian menawarkan pemandangan yang istilah anak jaman sekarang, instagramable banget. Dari lokasi itu, bisa terlihat dua pulau sekaligus, yakni pulau kecil bernama Pulau Sibandang yang terlihat luas dan Pulau Samosir yang luas namun tampak kecil. Biar tidak rugi, pastikan baterai kamera full tank dan memori bisa nyimpen banyak foto.Bagi traveller yang pergi menggunakan perahu, disarankan pulang tidak lebih dari jam 3 sore. Fyi, perairan di Danau Toba kalau malam agak kuat arusnya karena pengaruh angin di atas jam 6 sore. Orang Siregar kayaknya mesti coba, biar sah jadi Bayo Regar atau Boru Regar, sekaligus jalan-jalan ke kampung awal mula marga Siregar.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum