Giant Buddha yang Menakjubkan di China
Senin, 04 Des 2017 17:50 WIB

Neny Setiyowati
Jakarta - Bila ke China jangan ke Great Wall saja. Kunjungi juga patung Buddha terbesar di dunia, dan rasakan sensasi naik becak China yang bikin kamu gregetan!Patung Buddha yang di bangun pada masa dinasti Tang antara tahun 713-803 ini menggambarkan Buddha Maitreya. Di ukir di muka tebing yang terletak di pertemuan sungai-sungai yang mengalir di Provinsi Sichuan, China. Dengan menghadap ke Gunung Emei dengan aliran sungai di bawah kakinya, diharapkan sang Buddha akan menenangkan perairan yang penuh gejolak yang melanda kapal-kapal pengangkut yang menyusuri sungai tersebut pada zamannya. Patung ini memiliki ukuran tinggi 71 meter dan merupakan patung Budha terbesar di dunia. Pada tahun 1996, UNESCO telah menobatkan patung ini sebagai situs warisan dunia.Setelah menempuh perjalanan 2 jam dari kota Chengdu, bus yang kami tumpangi sampai juga di Kota Leshan. Berbondong-bondong kami berjalan menuju tempat penjualan tiket, sebelum masuk ke Buddha raksasa. Beruntung kali ini saya bisa mendapat tiket dengan harga pelajar karena tidak perlu menunjukkan kartu pelajar, cukup di wakili oleh teman-teman saya.Setelah melewati pendakian yang cukup melelahkan sampai juga kami di puncak tebing. Dari sini sang Buddha bisa terlihat tapi dari samping saja. Kami pun segera bergegas menuju anak-anak tangga yang jumlahnya tak terhitung banyaknya. Inilah kenapa pada waktu membeli tiket, penjaganya menawarkan apa kami akan membeli tiket untuk naik perahu juga. Rupanya dengan naik perahu lebih singkat perjalanannya tanpa melalui pendakian yang panjang. Tapi kami suka tantangan dan mendaki. Jadi bukan masalah buat kami.Kami dibuat terkagum-kagum dengan ukuran patungnya. Tak heran jika disebut Budha raksasa, karena memang demikian adanya. Kami sampai bingung bagaimana cara mengambil gambarnya. Karena tinggi telapak kakinya hampir seukuran dengan tinggi manusia. Dengan cara tiarap baru bisa mendapatkan gambar penuh dari sang Buddha. Di area patung ini juga terdapat tempat bersembahyang untuk umat Buddha. Dan di depannya adalah lautan atau sungai membentang, terlihat perahu-perahu melintas membawa pengunjung.Setelah puas mengagumi Buddha dan karena sudah sore kami pun beranjak untuk segera meninggalkan sang Buddha. Sesampainya di pintu keluar beberapa orang sudah menyerbu kami untuk menawarkan jasa transportnya. Dengan memakai Bahasa Mandarin dan digambarkan dengan isyarat mereka bilang kalau jarak tempuh menuju halte bus kota jauh sekali untuk di tempuh dengan berjalan kaki. Setelah menimbang-nimbang dan melihat situasi, memang benar pintu keluar berbeda jauh letaknya dengan pintu masuknya,sekitar 180 derajat di sudut yang berbeda.Kami putuskan untuk menggunakan transportnya. Tawar-menawar harga pun di mulai. Akhirnya harga yang kami ajukan di sepakati. Kami pun mengikuti mereka. Bayangan kami adalah transportasi yang digunakan adalah mobil atau scooter, karena mereka adaΓΒ dua orang. Setibanya di parkiran kami kaget karena transportasi yang dimaksud adalah becak. Tapi bangkunya ada di belakang kemudi.Di sepanjang perjalanan menuju halte tak henti-hentinya kami tertawa. Karena ini pengalaman yang paling seru, naik becak di China. Dan yang paling mengagumkan, tukang becaknya adalah seorang ibu yang mungkin berumur sekitar 50-an. Kami sangat mengagumi kekuatannya, walau tidak sepenuhnya di kayuh dengan kaki karena ada mesin otomatisnya. Tapi tetap saja, mengemudikan dengan membawa 3 orang penumpang dengan jarak tempuh yang lumayan jauh dan sang ibu tetap semangat dan senang melakukannya. Luar biasa!
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Sepi, Waktu Tempuh 1,5 Jam dari Bandung Jadi Biang Kerok?
TNGR Blokir Pemandu Juliana Marins, Asosiasi Tur Bertindak