Saksi Bisu Kisah Cinta Bung Karno
Senin, 01 Mei 2017 12:50 WIB

Robert Adolf Izak
Jakarta - Rumah Pengasingan Bung Karno di Bengkulu punya banyak cerita menarik. Dari sumur yang konon membawa berkah, sampai kisah cintanya dengan Fatmawati.Rumah Pengasingan Bung Karno berada di wilayah kelurahan Anggut, Kecamatan Ratu Samban, Kota Bengkulu. Tidak sulit di cari karena berada di tengah kota. Cukup luas 165 meter persegi. Berjarak sekitar 1.6 km dari benteng peninggalan Inggris yang terkenal, Marlborough. Bung Karno pernah tinggal tahun 1938-1942.Sebelum di tempati Bung Karno, rumah ini milik pengusaha Tionghoa di Bengkulu yang bekerja sama bisnis dengan Belanda. Pertama kali di bangun tahun 1920. Corak khas Tionghoa terlihat dari kusen dan beberapa tiang. Layaknya rumah layak huni, ruang tamu, ruang kerja, 3 kamar tidur. Sama sekali tidak berkesan 'penjara', sebagai mana tujuan Belanda memindahkan Bung Karno ke sini. Hanya saja waktu itu letaknya di pinggiran. Jauh dari keramaian dan rumah penduduk.Sampai sekarang beberapa koleksi bernilai milik Bung Karno, masih bisa dilihat. Kepada generasi sekarang memberikan gambaran seperti apa kegiatannya selama di pengasingan. Antara lain adalah sepeda yang sering di gunakan Bung Karno untuk menunjang kegiatannya.Figur Bung Karno tampaknya tidak lepas dari pengasingan. Sebelum bawa ke Bengkulu, 'menetap' di Ende Nusa Tenggara Timur. Khawatir tokoh yang sejak muda sangat berwibawa terkena penyakit Malaria, menjadi alasan Belanda membawanya ke sini.Selain itu alasan pengasingan Bung Karno sebagai cara Belanda menjauhkan dari pusat kekuasaan di pulau Jawa. Supaya tidak berpolitik. Supaya tidak banyak bergaul dengan masyarakat. Lagipula jika di daerah terpencil mudah di awasi. Yang di takutkan Belanda adalah aktivitas dan semangat Bung Kantor menebar paham idealis bahwa suatu saat Indonesia akan merdeka.Padahal dimana pun beliau di asingkan, paham idealis tidaklah surut. Di Ende, beliau belajar tentang dasar ideologi negara. Di Bengkulu malah bergaul dengan tokoh masyarakat dan agama yang di sudah di segani. Sebutlah Buya Hamka, M Husni Thamri, KH Mas Mansur. Dengan para tokoh ini menjadi mitra diskusi saling tukar pikirkan perihal paham kebangsaan. Yang kemudian memiliki cita-cita yang sama, Indonesia MERDEKA lepas dari Belanda.Rumah yang sekarang menjadi 'museum' menjadi saksi bisu perjuangan terselebung beliau bersama kawan-kawan. Meski dalam pengawasan Belanda tetap saja ada celah mengajar dan mengobarkan wawasan kebangsaan kepada pemuda setempat. Salah satu murid bimbingan adalah gadis cantik bernama Fatmawati. Biasa di panggil Fatma.Kisah RomantisKisah romantika berawal manakala Fatma sering mendampingi ayahnya, seorang tokoh agama setempat yang sering datang berdiskusi dengan Bung Karno. Kebetulan Fatma menjadi teman anak angkat Bung Karno bernama Ratna Djuami.Ketertarikan berlanjut keinginan untuk meminang gadis Fatma. Namun perjalanan kisah cinta tidak bisa mulus. Pinangan tidak serta merta di terima. Masalahnya Bung Karno telah ber-istri, yaitu Inggit Garnasih. Bu Inggit tidak ingin di madu. Selain itu Fatma tidak ingin di poligami.Antara perjuangan dan romantika. Bung Karno menjadi figur yang berwibawa bagi masyarakat di sekitarnya. Sekaligus kepandaian memikat gadis. Akhirnya terjadilah keputusan dramatis. Bu Inggit memilih bercerai dan kembali ke rumahnya di Jawa Barat. Setelah bercerai Bung Karno bisa menikahi Fatma.Rumah pengasingan yang di tempati Bung Karno menjadi saksi bisu perjalanan kisah romantika Bung Karno. Selain saksi perjuangan mendidik pemuda setempat agar tertanam wawasan kebangsaan.Dinamika aktivitas perjuangan intelektual, sisi kehidupan pribadi selama Bung Karno di Bengkulu diharapankan dapat memperkaya penghayatan saat kita wisata berada di rumah bersejarah. Sayang juga jika Cuma datang menuhi panggilan 'wajib' ke sini. Yang penting ke sini, mumpung di Bengkulu.Sayang juga, setelah foto-foto, puas selfie, lalu pergi tanpa menyerap kisah bagaimana perjuangan dan kisan romantika selama di Bengkulu. Di sarankan selama kita berada di sini di dampingi pemandu.Yang menarik saat berada di sini adalah keberadaan sumur 'bertuah'. Letaknya di belakang rumah. Ada yang mempercayai dengan membasuh muka atau berwudhu dengan air sumur ini akan membawa berkah. Terlepas karena percaya atau tidak, banyak pengunjung termasuk saya yang mencoba membasuh muka dari air sumur ini. Hasilnya? Bisa menulis artikel ini adalah salah satu berkah.
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol