Masjid Tertua di Rumania, Dibangun Pada Abad ke-15
Senin, 19 Jun 2017 10:55 WIB

Masruri Masruri
Jakarta - Merayakan Ramadan di Rumania, ada banyak hal yang bisa dilakukan. Salah satunya adalah mengunjungi Masjid Esmahan Sultan yang dibangun pada abad ke-15.Melewati ramadan di Eropa memiliki kesan tersendiri. Waktu berpuasa yang panjang dari jam 3 pagi sampai dengan 9 malam (selama 18 jam) membuat siangnya sangat panjang. Waktu yang panjang tersebut menjadi tidak terasa jika kita manfaatkan untuk berkunjung ke saudara muslim lokal dan mengunjungi masjid bersejarah.Masyarakat muslim Indonesia di Bucharest bersama dengan duta besar Diar Nurbintoro dan Cut Dina memanfaatkan akhir pekan di bulan ramadan untuk mengunjungi masjid-masjid bersejarah di Rumania. Muslim pertama di Rumania terkonsentrasi di daeraH Dobruja Utara, wilayah di pesisir laut hitam dengan pusat kota Constanta.Sambil menikmati keindahan pemandangan landscape peralihan antara musim semi dan panas, rombongan menuju daerah laut hitam, tepatnya di Mangalia. Perjalanan yang menyenangkan itu melewati sungai Danube, sungai yang terpanjang kedua di Eropa yang memanjang dari Austria sampai ke Danube Delta bermuara di laut hitam yang masuk ke dalam wilayah Rumania. Sepanjang perjalanan kami menikmati indahnya bunga yang berwarna-warni, dari merah, kuning, dan ungu di hamparan lahan tanaman gandum. Kincir-kincir raksasa, pembangkit listrik tenaga angin menambah indahnya suasana. Sesekali kendaraan kami melewati penduduk kampung yang sedang mengendarai gerobak dengan keledainnya mengangkut produksi pertanian. Di sepanjang jalan di Constanta deretan ibu-ibu berjejer menjual buah hasil kebun sendiri, buah khas semacam cherry. Suasana pedesaan, jauh dari hingar bingar perkotaan ini memberikan nuansa dan ketenangan tersendiri bagi kami yang sedang menunaikan ibadah puasa di negeri orang.Tibalah rombongan di daerah Mangalia, di depan masjid tua yang diberi nama Masjid Esmahan Sultan. Di pintu gerbang ada ibu-ibu tua dan seorang pemuda menyambut kedatangan kami. Rupanya mereka sedang menjaga toko souvenir yang menjual beberapa souvenir khas muslim seperti cangkir teh terbuat dari metal dan souvenir bergambar masjid. Di pelataran masjid nampak sekitar 20 muslim tartar sedang melingkari sebuah meja. Mereka sedang berbincang-bincang sembari menunggu sholat dhuhur tiba. Kita pun mengucapkan salam dan menyalami mereka. Di masjid tersebut kita ditemui dua imam. Satu imam tartar bernama Khalil Ismet, dan seorang imam dari Turki bernama Shekh Muhlis. Satu imam lagi yang berusia muda Ablachim Onde, sedang tidak ada di tempat. Kami pun dipersilahkan masuk untuk melihat interior masjid dan berdiskusi singkat mengenai sejarah masjid. Masjid ini menampung sekitar 800 keluarga muslim yang didominasi oleh suku Tartar dan Turki di wilayah ini.Ternyata Masjid Esmahan Sultan ini merupakan masjid tertua di Rumania, dibangun pada tahun 1573. Nama masjid diambil dari nama pendirinya yaitu Putri Esma, putri dari Sultan Selim II (1566-1574) dan sekaligus cucu dari Suleiman the Magnificent (1520-66). Putri Esma merupakan istri dari Grand Wazir Sokollu-Mehmet Pasha (1565-1579) yang mengungsi ke Mangalia. Uniknya dari masjid ini adalah di lokasi masjid dijumpai sejumlah makam tokoh-tokoh terkenal pada masa lalu. Bentuk makam juga unik karena nisannya dibentuk diujungnya menyerupai turban.Suleiman the Magnificient merupakan salah satu Sultan ternama di kekhalifahan Ustmaniyah setelah Mehmet II sang penakluk. Sultan Suleiman membentangkan kekuasaan hingga Austria, Mesir, Iran (dinasti safavid), Balkan, hingga sampai Afrika Utara (Tunisia). Panglima perang yang terkenal pada saat itu termasuk Grand Wazir Sokollu yang merupakan suami dari Putri Esma. Sokollu mendapatkan pendidikan dari Kekhalifahan Ustmaniyah sedari usia sangat muda. Terlahir dari keluarga Kristen Ortodoks di Serbia, Sokollu kecil dikirim ke Konstantinopel sebagai Janissari bersama anak-anak muda yang lainnya.Janissari dalam masa kekhalifahan Ustmaniyah menjadi tentara khusus Sultan yang sangat mumpuni. Pendiriannya dimulai dari Sultan Murad I (1362-1389). Tentara tangguh yang mempunyai ketangkasan dan kedispilinan yang tinggi ini beranggotakan tentara yang terlahir dari keluarga Kristen. Di usia (12-16) tahun pemuda-pemuda ini dikirim oleh penguasa taklukan Ustmaniyah sebagai pengganti upeti tunai Γβ dan sebagian besar berasal dari Albania, Bulgaria, Bosnia, Serbia, Kroasia, Yunani dan daerah taklukan lainnya. Mereka dididik di keluarga-keluarga muslim sebelum mendapatkan pendidikan militer dan ketangkasan lain di istana Topkapi. Sistem pendidikan yang meritokrasi ini memungkinkan alumni Janissari ini mencapai karir yang tinggi seperti terjadi pada Sokollu-Mehmet Pasha yang menjadi Grand Wazir, jabatan setingkat perdana menteri yang merupakan orang kedua setelah Sultan. Dobruja sendiri masuk ke dalam wilayah Kekhalifahan Ustmaniyah sejak tahun 1420.Dengan bersilaturahim dan safari ramadan ke masjid-masjid bersejarah, masyarakat muslim Indonesia di Rumania dapat mengenal sejarah Islam dengan lebih baik.
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol