Pesona Keindahan Dieng

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pesona Keindahan Dieng

Pradikta Kusuma - detikTravel
Senin, 13 Feb 2017 15:23 WIB
loading...
Pradikta Kusuma
Keindahan kawah sikidang
Salah satu kawah aktif yang ada di Dieng
Candi Arjuna
Keindahan Telaga Warna dari ketinggian
Salah satu tempat yang wajib kalian datangi yaitu Prau
Pesona Keindahan Dieng
Pesona Keindahan Dieng
Pesona Keindahan Dieng
Pesona Keindahan Dieng
Pesona Keindahan Dieng
Jakarta - Dataran Tinggi Dieng menyimpan banyak sekali pesona wisata yang patut kita kunjungi. Ada kawah aktif, belerang, gunung, hingga candi ada di sini.Aku tampaknya tak ingin pergi dari tempat ini, agak berat untuk segera beranjak melangkahkan kaki untuk menjauh. Sudah terasa sangat betah dan tak pernah lelah untuk menjelajah kawasan yang sering berselimut kabut, tanpa hiruk pikuk layaknya kota besar, sebuah tempat dimana aku menemukan kedamaian, keindahan, dan kehangatan budayanya. Inilah sebuah tempat dimana aku selalu ingin untuk kembali, Dieng.Pagi itu di terminal Mendolo untuk pertama kalinya aku datang di Wonosobo. Kesan pertama yang aku dapat adalah kota ini kecil namun sejuk. Gunung Sindoro Nampak samar samar menampakkan kegagahannya di balik rerimbunan pohon. Tak butuh waktu lama untuk menyimpulkan bahwa pasti banyak keindahan yang tersimpan di daerah ini.Berbeda dengan wisatawan kebanyakan yang membawa mobil pribadi atau mengikuti jadwal wisata dari agen travel, kami menyewa sebuah mini bus yang terdapat di Terminal Mendolo. Sang Sopir bernama Pak Fasol, beliau memiliki trayek bis yang melalui Dataran Tinggi Dieng, kami charter untuk berkeliling Dieng dalam satu hari.Setelah melewati gerbang masuk kawasan Dataran Tinggi Dieng, jalanan mulai menurun diantara kawasan perumahan penduduk. Sepanjang mata memandang bukit bukit di kiri kanan telah berubah menjadi ladang sayuran. Bus pun terus dipacu hingga tiba disebuah pelataran luas. Di kejauhan nampak kepulan asap yang membumbung diantara tanah gersang di perbukitan. Warnanya cukup kontras dengan hijau pepohonan yang terdapat disekitarnya. Ya inilah tujuan awal kami, Kawah Sikidang.Kawah SikidangDataran Tinggi Dieng termasuk salah satu kawasan yang memiliki kawah terbanyak di Indonesia antara lain Kawah Sikidang, Kawah Sileri, Kawah Timbang, Kawah Sibanteng, Kawah Candradimuka dan lain-lain. Memasuki kawasan kawah berjejer warung souvenir dan oleh oleh. Pedagang masker pun tampak menjajakan dagangannya, memang jika kita tidak terlalu tahan dengan bau belerang bisa membeli masker.kawah sikidang merupakan arti bahasa jawa yang berarti si kijang atau si Rusa dinamakan seperti itu dikarenakan air dari kawah ini meloncat loncat seakan seperti kijang yang sedang melompat. Kita juga harus berhati hati ketika mendekati kawasan kawah, bau belerang yang sangat menyengat, asap belerang yang panas. Kawah ini merupakan dapur magma yang masih aktif maka dari itu dituntuk kewaspadaan kita selalu.Telaga WarnaDitembuh hanya 5 menit naik kendaraan dari Kawah Sikidang, kita akan bertemu gerbang masuk kawasan telaga warna. Kita diwajibkan untuk membayar retribusi sebesar 2 ribu rupiah untuk menikmati nuansa alam di telaga warna, sungguh harga yang sangat sangat murah.Dinamakan Telaga Warna karena fenomena alam yang terjadi di tempat ini yaitu berupa pergantian warna air dari telaga tersebut. Terkadang berwarna hijau dan kuning atau berwarna warni seperti pelangi. Fenomena ini terjadi karena di dalam air tersebut terdapat kandungan sulfur cukup tinggi sehingga saat sinar Matahari mengenainya maka warna air telaga nampak berwarna warni. Memasuki kawasan telaga kita langsung disambut dengan air berwarna hijau tosca, Romantis mistis itulah kata yang tepat untuk menggambarkan nuansa disini, udara dingin menyelimuti seiring dengan datangnya kabut, benar benar nuansa yang menyenangkan.Candi ArjunaEksotisme peradaban jaman kerajaan bercampur dengan suhu dingin pegunungan merupakan perpaduan sempurna yang akan kita temukan jika kita berkunjung ke Komplek Candi Arjuna Dieng. Candi yang telah berdiri menantang dingin pegunungan ini telah berdiri sejak abad ke 7. Candi yang berada di ketinggian 2.093 mdpl ini merupakan wisata budaya dan alam sekaligus. Untuk memasuki kawasan candi kita tidak akan ditarik tiket kembali jika kita telah mengunjungi kawah Sikidang karena masih dalam 1 payung pengelola.Setelah gerbang masuk kami disambut dengan hembusan dingin kabut yang melintas, sekali suasana romantis mistis merasuki diri. Suasana yang teduh dan dingin di siang itu namun sayang pemandangan pegunungan yang biasanya menjadi latar candi sejenak hilang tertutup kabut. Melangkahkan kaki kembali kita akan disambut dengan candi candi yang seolah tak terpengaruh segala perubahan cuaca dan musim selama ribuan tahun lamanya, beberapa candi yang berada dalam satu kompleks itu tetap kokoh berdiri.Gunung PrauBerkunjung ke Dataran Tinggi Dieng kurang lengkap rasanya jika tak mengunjungi tempat tertingginya. Melepas senja dan menyambut sinar sang fajar dari ketinggian. Kali ini yang menjadi pilihan adalah Gunung Prau. Sebuah gunung yang memanjang dan menyajikan sejuta pesonanya. Kami memulai perjalanan dari desa Patak Banteng. Menyusuri bukit bukit diantara perkebunan warga, bertarung dengan debu musim kemarau, menahan serbuan kabut yang tiba tiba datang, hingga merayap di lereng dengan elevasi 45 derajat. Semua itu rintangan dalam perjalanan yang harus kita tempuh sampai di puncak Gunung Prau.Gunung Prau sendiri merupakan tempat terbaik melihat sunrise selain di Bukit Sikunir. Kenapa aku katakan terbaik? Karena disini kita dapat menyaksikan matahari yang terbit dari ufuk cakrawala dan kita dapat memandang kegagahan Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing.Dan menurut penilaianku Gunung Prau ini tempat dengan pemandangan pagi terindah setelah Kawasan Gunung Bromo.Kalimat kalimat sanjungan untuk tempat ini memang pantas disemat oleh Gunung Prau. karena dengan medan pendakian yang tak terlalu dibilang berat bahkan untuk pendaki pemula pun pasti akan sanggup hingga di puncak yang hanya berjarak 3-4 jam berjalan kaki dari Desa Patak Banteng atau Desa Dieng Kulon.Gunung kembar Sindoro dan Sumbing pun pasti akan menyapa kita di antara dingin pagi di Puncak Prau, embun embun pagi yang menempel di rerumputan pun akan menambah semarak pagi itu. Sunguh tenang dan damai, Terima kasih Dieng terima kasih Indonesia. Suatu saat aku pasti akan berkunjung kembali.
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads