Tak Hanya Pantai, Belitung Punya Museum yang Menarik Dikunjungi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Tak Hanya Pantai, Belitung Punya Museum yang Menarik Dikunjungi

Darwance Law - detikTravel
Jumat, 17 Feb 2017 12:55 WIB
loading...
Darwance Law
Bagian depan Museum Pemerintah Kabupaten Belitung
Keramik masa lampau yang disimpan di Museum Pemkab Belitung
Seorang pengunjung sedang mengamati koleksi museum
Sisi museum yang mengisahkan kehidupan masa silam Belitung
Kuningan berupa tempat sirih orang Belirung
Tak Hanya Pantai, Belitung Punya Museum yang Menarik Dikunjungi
Tak Hanya Pantai, Belitung Punya Museum yang Menarik Dikunjungi
Tak Hanya Pantai, Belitung Punya Museum yang Menarik Dikunjungi
Tak Hanya Pantai, Belitung Punya Museum yang Menarik Dikunjungi
Tak Hanya Pantai, Belitung Punya Museum yang Menarik Dikunjungi
Jakarta - Belitung terkenal dengan pantai yang indah. Tapi selain pantai, traveler juga bisa wisata sejarah ke museum.Soal wisata bahari, Belitung tak usah diragukan lagi. Sejak terkenal lewat Laskar Pelangi, Belitung memang menawarkan wisata bahari berupa pantai dan pulau-pulau kecil dengan cirinya yang khas, yakni dengan batu-batu granit ukuran raksasa.Selain itu, rupanya sejak lama Belitung juga punya objek wisata bernuansa lain, yakni wisata sejarah. Salah satu di antaranya adalah Museum Pemerintah Kabupaten Belitung, tak lain adalah museum geologi yang pernah ada di tanah Laskar Pelangi."Mau ke mana kita setelah ini, Pak?," tanya Nurul Suwasty Khotimah, salah seorang mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Bangka Belitung yang menjadi travelmate saya kala itu.Sebagai orang asli Pulau Belitung, saya yakin Nurul tahu banyak perihal tempat-tempat wisata tak biasa yang patut untuk didatangi di Pulau Belitung. Salah satu buktinya adalah ia tahu salah satu warung mie ayam terenak di Pulau Belitung yang menjadi sarapan kami pagi itu."Enaknya ke mana? Pokoknya terserah kamulah, asal jangan pantai lagi, yang dekat-dekat saja," saya menjawab seraya menikmati suap demi suap mie ayam super pedas itu."Baiklah. Pertama, kita ke museum dulu. Bapak belum pernah kesana bukan? Setelahnya, barulah kita berangkat menuju Batu Mentas," rancang Nurul seraya menatap langit-langit warung yang terletak tak jauh dari Tugu Batu Satam itu.Setelah membayar dua porsi mie ayam dan dua gelas teh manis, berangkatlah kami menuju Jalan Melati, tempat di mana museum yang dimaksud oleh Nurul berada. Soal museum ini, sebetulnya saya sudah mengetahuinya sejak lama.Hanya saja, beberapa kali menginjakkan kaki ke Pulau Belitung, belum sekalipun menginjakkan kaki di museum yang konon menjadi tempat hiburan satu-satunya masyarakat Pulau Belitung zaman dahulu, sebagaimana yang diceritakan oleh Andrea Hirata dalam salah salah satu novelnya yang masih bercerita soal kehidupan masyarakat Pulau Belitung."Ini dia museumnya, Pak," jelas Nurul serupa pemandu wisata, setibanya kami di sebuah bangunan dengan arsitektur ala tempo dulu. "Yuk, masuk."Sebagai objek wisata bernuansa sejarah, Museum Pemerintah Kabupaten Belitung ini pun berada di daerah yang syarat akan nilai-nilai sejarah masa lalu. Ya, dari bangunan di sepanjang sisi kiri dan kanan jalan yang kami lewati, mudah ditebak bahwa bangunan-bangunan itu adalah bangunan peninggalan Belanda dengan ciri khasnya yang menjulang tinggi dan berukuran raksasa. Di Pulau Belitung, kawasan ini memang dikenal sebagai daerah pemukiman pejabat Belanda masa silam."2.000 rupiah untuk satu orang," jawab salah seorang penjaga museum manakala kami bertanya perihal tiket masuk museum ini.Ya, hanya dengan membayar 2.000 rupiah saja, kita sudah bisa melihat dengan seksama satu demi satu koleksi Museum Pemerintah Kabupaten Belitung. Lokasi museum ini terletak di Jalan Metali Tanjung Pandan, Belitung. Semula, museum ini bernama Museum Geologi yang khusus menyimpan berbagai jenis bebatuan serta maket-maket yang menggambarkan sejarah perjalanan ekplorasi penambangan timah di Pulau Belitung.Informasi di museum menyebutkan bahwa museum ini dibangun atas prakarsa Dr. Osberger, seorang geolog berkebangsaan Austria tahun 1962. Saat itu Dr. Osberger masih bertugas di Unit Penambangan Timah Belitung.Seiring perjalanan waktu, museum ini kemudian difungsikan juga sebagai tempat penyimpanan benda-benda bersejarah peninggalan kerajaan-kerajaan yang pernah berdiri di Pulau Belitung, yaitu berupa senjata parang, keris, tembikar, perabot rumah tangga dan benda antik lainnya.Salah satu koleksi menarik museum ini adalah buaya raksasa yang sudah diawetkan sedemikan rupa. Lalu, tak jauh dari museum ini, tepatnya di bagian belakang, ada kebun binatang mini yang mengoleksi beberapa binatang yang dahulu juga menjadi tempat hiburan paling menarik bagi masyarakat Pulau Belitung. Sekarang, semuanya masih bisa dinikmati dengan jelas di sini."Sekarang, mari kita ke Batu Mentas," ajak Nurul menutup perjalanan kami menyusuri jengkal demi jengkal museum kebanggaan kampung halamannya itu.Ngomong-ngomong, kalau datang ke Pulau Belitung, jangan lupa singgah di museum ini ya? Museum ini buka setiap hari, dari pukul 08.00 sampai 16.00 WIB. Sayang sekali bukan kalau ke Pulau Belitung cuma datang ke pantainya saja?
Hide Ads