Pengalaman Berarti dari Penjelajahan Merbabu

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pengalaman Berarti dari Penjelajahan Merbabu

Fadhil Ramadhan - detikTravel
Senin, 27 Mar 2017 11:20 WIB
loading...
Fadhil Ramadhan
Foto bersama di Jalur Suwanting
Memandang Merapi
Pendakian bersama sahabt tercinta akan lebih bermakna
Jangan lupa mengabadikan momen ya
Gunung mengajarkan untuk saling memperhatikan
Pengalaman Berarti dari Penjelajahan Merbabu
Pengalaman Berarti dari Penjelajahan Merbabu
Pengalaman Berarti dari Penjelajahan Merbabu
Pengalaman Berarti dari Penjelajahan Merbabu
Pengalaman Berarti dari Penjelajahan Merbabu
Jakarta - Jalur pendakian Merbabu via Suwanting ini beberapa kali diunggah dalam laman Instagram. Ia menjadi perhatian para pendaki, lantaran masih terhitung lebih sepi.Β Dibanding jalur pendakian Merbabu via Selo yang selalu ramai di setiap minggunya. Testimoni oleh para pendaki sekaligus pengguna instagram merekomendasikanku untuk mendaki Merbabu via Suwanting yang pada tahun 2016 baru dibuka kembali setelah sekian lama ditutup.Β Dan aku merencanakan pendakian via Suwanting pada akhir semester ganjil ini, padahal sedang masa-masa Ujian Akhir Semester (UAS) kuliah. Tak apalah, hasrat mendaki memang sering datang tiba-tiba, tak diundang, juga tak kenal waktu.Β Sabtu siang pukul 14.30 WIB semua perlengkapan mendaki sudah terbungkus dalam ransel masing-masing, ransel 80 literku juga sudah sangat siap untuk ku angkut. Sebelum berangkat kami melingkar dan berdoa, semoga diberi keselamatan selama perjalanan dari Solo sampai basecamp pendakian dan bismillah.Β Jalur Pendakian Gunung Merbabu via Suwanting ini terletak di Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Sama seperti Gunung Merapi, dari Merbabu kita dapat melihat Merapi, begitu juga sebaliknya.Β Jalan menuju Basecamp Merbabu yaitu menanjak dan berkelok-kelok. Memasuki Desa Selo, udara di sekitar mulai terasa dingin dan berat untuk dihirup, dan Merbabu sudah terlihat di depan mata.Β Pukul 17.00 WIB tibalah kami di Basecamp Pendakian Merbabu via Suwanting. Kami menitipkan motor dan membayar sejumlah Rp 5.000 per motor. Kemudian registrasi dan mengisi data diri anggota tim, menulis tanggal kapan mendaki dan kapan turun di buku registrasi, lalu membayar simaksi Rp 17.500 per orangnya.Β Karena sudah mendekati waktu sholat maghrib, kami memutuskan untuk sholat terlebih dahulu dan melakukan pendakian pada malam hari.Β Pendakian malam dimulaiΒ Seperti biasa, sebelum mendaki kami melingkar, briefing, dan berdoa. Tujuannya ialah menjaga komunikasi antar anggota tim, juga komunikasi dengan Yang Maha Esa. Setelah mengatur formasi, kami berbaris dan memulai perjalanan, aku di posisi paling belakang sebagai sweeper.Β Pendakian pada malam hari tentu lebih melelahkan daripada di pagi atau siang hari. Karena pada malam hari, kita berebut oksigen dengan tumbuh-tumbuhan di sekitar.Β Pendakian pada malam hari juga tidak dianjurkan untuk dilakukan di gunung-gunung tertentu yang masih liar, seperti di Gunung Argopuro di Probolinggo, Gunung Kerinci di Jambi, dan Gunung Leuser di Aceh.Β Di ketiga gunung itu, hewan-hewan buas seperti macan masih bebas berkeliaran. Dan di malam hari, pengelihatan mereka tentu lebih tajam daripada pengelihatan kita.Β Jalur pendakian via Suwanting ini cukup menanjak. Beberapa spot bahkan sudah dipasangi tali tambang sebagai pegangan, untuk membantu para pendaki melewati trek yang menanjak dan juga licin. Licinnya trek pendakian membuat kami terpeleset beberapa kali.Β Sesekali kami kelelahan lalu berhenti untuk mengatur nafas, meregangkan kaki, juga minum, tidak lama karena takut otot kami nanti menjadi kaku. Di jalur pendakian Suwanting ini juga tersedia 3 spot mata air untuk mengisi ulang botol-botol kami yang sudah kosong.Β Setelah mendaki selama tujuh setengah jaman, hari Minggu pukul 01.30 WIB kami tiba di Pos III. Lahannya luas dan cukup datar. Lalu kulihat ke sekitar, tenda di sini sangatlah banyak. Namun, suasana di Pos III ini begitu hening, semuanya sedang beristirahat.Β Segera kami membangun 3 tenda berukuran empat, dan sebagian lainnya memasak. Kami membangun tenda di pinggir Pos III dan menghadap ke Merapi. Dari Pos III ini kita dapat melihat kelap-kelip cahaya lampu kota, dan lampu kendaraan yang berbaris di seluas Kabupaten Boyolali. Malam itu, langit terlihat cerah dan ramai bintang.Β Semuanya beristirahat dengan lelap. Tetapi aku kesulitan untuk tidur, dan berhasil tidur setelah shubuh.Β Menuju Puncak SuwantingΒ Pagi hari kami menyeduh energen panas untuk menghangatkan tubuh. Setelah semuanya bangun dan sudah sarapan, pukul 9.00 WIB kami melanjutkan pendakian menuju Puncak Suwanting.Β Dari Pos III menuju puncak, semua pemandangannya terlihat indah. Yang kami jumpai ialah padang sabana yang amat luas, dan beberapa pohon untuk kita berteduh. Panorama bukit-bukit hijau di sekitar pun terasa amat menyenangkan mata. Puncak Merapi juga terlihat sangat jelas dari atas sini.Β Sampailah kami di Puncak Suwanting pukul 12.00 WIB. Lelah dan letih semalam terbayar. Semuanya duduk di rerumputan menghadap ke bawah, tak terasa kami bersebelas sudah sampai di puncak. Siang itu mulai berawan, setelah mangambil beberapa foto kami langsung turun menuju tenda.Β Usai puas makan siang, kami langsung mengemas kantong tidur, tenda, kompor, serta perlengkapan lainnya. Setelah semuanya siap, kami melingkar lagi, berdoa, dan langsung jalan berbaris. Menjelang sore, kabut tipis mulai turun.Β Dalam perjalanan turun, beberapa kali kami menemui kera berukuran 40 cm sampai 60 cm. Adanya binatang di Hutan Gunung Merbabu ini menandakan alam di hutan ini masih asri, dan tentu wajib bagi kita untuk tetap menjaganya. Dua hari ini terasa begitu melelahkan juga menyenangkan, terima kasih Merbabu.
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads