Pengalaman Menyelami Alam Bawah Laut Tobelo, Morotai, dan Jailolo
Kamis, 28 Jul 2016 15:41 WIB

Suryani Amin
Jakarta - Diving di Indonesia memang tidak akan ada habisnya. 3 Titik yang direkomedasikan untuk dijelajahi adalah Tobelo, Morotai dan Jailolo yang cantik jelita.Tobelo, Morotai, Jailolo, trio pulau ini terdengar eksotik untuk dilafalkan. Tapi ternyata, sebagian besar anggota rombongan perluΒ bantuan mesin pencari menemukan titik persisnya di atas peta. Itu terjadi sebelum, bahkan saat perjalanan telah dimulai. Sedikit memalukan, begitu minimnya pengetahuan kami tentang Indonesia. Β Aroma asin air laut, udara bersih, langit biru cemerlang, petualangan baru menjelajah pulau rempah penuh di kepala. Perjalanan semingguΒ dimulai. Rutenya berurut dimulai dari Tobelo, ditempuh dari Jakarta melalui perhentian di Kota Manado.Berganti pesawat berbadan lebih kecil yang hanya terbang sekali dalam sehari. Menuju Bandara Kuabang di Kao, kota kecamatan di pesisir pantai. Perlu waktu sekitar dua jam menyusur pantai Timur untuk sampai di resort pantai tujuan kami di Tobelo.Meskipun tujuan utamanya ekplorasi titikΒ penyelaman, kemolekan bentang alamnya tidak bisa diabaikan. Hampir seluruh hari dihabiskan mengitari lautan. Di atas dek kapal kayu kecil yang terus membelah ombak mengantar kami berpindah dari satu titik ke titik lain.Matahari terbit dan tenggelam, dua momen yang paling ditunggu. Latarnya, langit maha luas bertampalan dengan awan. Di atas air laut yang tak nampak dasarnya menciptakan efek dramatik yang selalu disuka.Hamparan coralΒ padat nan sehat adalah keunggulan utama lokasi penyelaman di sini. Berwarna cerah, kontur dasarnya banyak berupa taman coral, sebagian tebing dengan lekuk yang unik.Seperti tebing yang puncaknya membentuk lengkung. Beberapa bersisian dengan tubir laut dalam. Jarak pandang di kedalaman bergantung pada keberuntungan kondisi laut. Di dasar berpasir putih yang halus, butirannya rentan terbawa arus. Biotanya khas ekosistem laut tropis. Beberapa titik penyelaman menyisakan kesan mendalam lebih dari yang lain. Pertama, adalah saat melalui pengalaman melakukan cave dive-penelusuran goa bawah laut. Di spot yang dinamai Loleba, semua antusias menyiapkan diri. Goa yang posisinya di sekitar kedalaman 20 meter iniΒ cukup luas untuk menampung tubuh manusia.Semua penyelam masuk ke dalam goa yang gelap. Cahaya senter dan lampu kamera sedikit membantu mengatasi gelap. JikaΒ pernah punya pengalaman menjelajah goa di perbukitan, pengalaman menjelajah goa di dasar lautΒ berlipat mencekamnya.Untungnya, kegirangan bercampur kepercayaan akan kehandalan rekan penyelam untuk saling menjaga bisa meminimalkan ketegangan. Goa ini tidak terlalu panjang, hanya perlu beberapa menit melintasi untuk keluar di sisi goa yang lain.Kemudian, di titik lain menawarkan suasana bawah laut dari gunung api.Β Merasakan fenomena termoclineβpertemuan air laut berbeda suhu menimbulkan sensasi berbeda di tubuh. Fenomena ini ditandai dengan ribuan gelembung gas yang keluar dari dasar.Selanjutnya, dilakukan pencarian hiu jenis black tip. MeskipunΒ hiu yang ditemukan berukuran kecil dan melintas cepat sehingga sulit didokumentasikan. Namun pengalaman 'berburu' hiu itu menyimpan jejak manis di ingatan. Di kedalaman yang terbilangΒ dangkal, jarak pandangΒ Β sangat baik hamparan coral jadi hiburan mata di balik masker. Β Pengalaman sensasional di laut dalam mungkin juaranya. Ini terjadi diΒ penyelaman di sekitar Morotai. Penyelam sampai perlu diingatkan berkali-kali untuk berhati-hati. Menyelam di kedalaman lebih dari 40 meterΒ tidak sering dilakukan dan butuhΒ keterampilan khusus.Daya tahan tubuh manusia terhadap kompresi terbatas. Semakin dalam, tekanan yang dialami semakin besar. Kebutuhan udara semakin besar pula. Perlu cermat dengan ketersediaan gas dalam tabung. Juga ada risikoΒ Β penyakit dekompresiβkondisi saat gelembung nitrogen memenuhi jaringan tubuh dan menimbulkan rasa sakit.Tahapan turun ke kedalaman hingga naik perlahan, berhenti di kedalaman tertentu dalam kurun waktu yang ditentukan, memiliki kalkulasi matematis. Semuanya jadi prosedur yang wajib dipatuhi para penyelam.Menjadi saksi mata puing Bristol Beaufortβpesawat pengebom milik Amerika teronggok damai adalah alasan di balik penyelaman laut dalam ini. Kejayaan Amerika di bawah komando Jenderal MacArthur dan sekutu tersimpan separuh sejarahnya di sini.Wujud puing masih bisa dikenali dari sayap dan badan pesawat. Meskipun pesawat dalam posisi terbalik. Morotai memang pernah menjadi hub logistik Perang Pasifik. Dimulai tahun 1944, lokasinya strategis dekat Filipina dan bersisian dengan Samudra Pasifik.Semua beruntung bisa sampai titik yang dituju. Mengarahkan mata pada puing pesawat. Rentang sayapnya diperkirakan sekitar belasan meter. Tidak bisa berlama-lama. Komputer selam di pergelangan tangan memberi sinyal bunyi, mengingatkan kedalaman dan sisa waktu aman yang bisa dipakai.Suasana hening dengan intensitas cahaya yang semakin berkurang. Namun,Β air laut jernih. Memungkinkan jarak pandang cukup jauh. Kemudian kami kembali ke permukaan dengan selamat. Sungguh pengalaman yang akan selalu tersimpan.Di antara interval waktu penyelaman, kapal bersandar di beberapa pulau-pulau kecil. Pesona Maluku Utara memang tidak habis-habis. Sebagian yang saya ingat adalah Kupu-kupu, Kumo, Dodola dan Galo-Galo. Selalu ada energi baru setiap usai menapaki jejak di atas pasir putih lembutnya. Atau setelah bermain di pantai landai dekat dengan jetty di bawah cahaya matahari yang sempurna. Ada juga danau Galela yang menyejukkan.Dua hari terakhir, penyelaman dilakukan di sekitar Jailolo. Bersamaan saat perhelatan bertajuk Jailolo Festival digelar. Eksplorasi alam bawah laut Jailolo disiapkan sebagai rangkaian dari agenda festival. Di luar kegiatan wisata budaya dan alam lain di Pulau Rempah ini. Kota kecil yang bersahaja ini segera membuat jatuh cinta.Sayang, saya harus kembali lebih awal. Namun dari gambar yang terkirim dari kawan-kawan yang meneruskan perjalanan, saya jadi tahu bahwa Jailolo tidak kalahΒ elok parasnya. Oleh mereka, daftar tempat berkesanΒ akan jadi lebih panjang. Β Bagian paling tidak menyenangkan dari perjalanan adalah menyudahinya dan berurusan dengan sindrom paska liburan. Kapal kecil yang memuat belasan tubuh ditambah perlengkapan lain memang cukup sempit. Tapi rasa riangΒ hati berhasil membuatnya lapang.Kami menanti waktu untuk kembali melakukan perjalanan ke surga-surga kecil di pelosok negeri. Menjalaninya bersama kawan-kawan seminat yangΒ segera menjadi keluarga baru, menyempurnakan petualangan di bumi Indonesia.
Komentar Terbanyak
Kronologi Penumpang Lion Air Marah-marah dan Berteriak Ada Bom
Koper Penumpangnya Ditempeli Stiker Kata Tidak Senonoh, Transnusa Buka Suara
PHRI Bali: Kafe-Resto Putar Suara Burung Tetap Harus Bayar Royalti