Jakarta - Paris di Prancis disebut-sebut sebagai kota paling romantis dengan segala kisahnya. Namun faktanya, Paris tidak selalu indah dan romantis.Ketika pertama datang di Kota Paris, saya sudah disambut dengan kemacetan di jalan raya menuju Terminal Bercy, di mana bus yang saya naiki dari kota Cologne dini hari akan tiba pukul 06.00 pagi, karena keterlambatan waktu keberangkatan maka tiba di Paris menjadi lebih siang. Ternyata Paris tak seindah yang kubayangkan.Jalanan padat merayap diiringi rintik hujan, namun pengendara mobil maupun motor tak saling mendahului, mereka masih tertib di jalur masing-masing. Ternyata oh ternyata, Paris yang kuimpikan selama ini tak seindah kenyataan. Hanya Menara Eiffel, kecantikan dan kemegahannya sama seperti yang kubayangkan. Apalagi jika melihat Menara Eiffel di malam hari, harus berkejaran dengan waktu.Karena waktu di Eropa siang lebih panjang, sehingga matahari masih memancarkan sinar hingga pukul 21.00. Saya kembali menengok sang ikon kota Paris sekitar pukul 22.00, dan harus memperhitungkan jadwal metro terakhir yang beroperasi jika tak mau mengeluarkan kocek lebih untuk transportasi.Metro di Paris ternyata kereta api dengan ukuran lebih kecil dari komuter di tanah air. Dengan aroma tak sedap di stasiun, menambah kenyataan bahwa Paris tak seindah impian. Di atas metro ada pengamen meskipun mereka tak memaksa dalam aksinya, malah terlihat lebih enak di dengar karena membawa peralatan modern.Kenyataannya di Paris banyak copet dan scammer yang pura-pura menawarkan sesuatu hingga ujung-ujungnya memaksa wisatawan untuk memberi sejumlah uang, tersebar di pusat keramaian wisata. Kewaspadaan harus tetap ditingkatkan, sehingga rasa tak nyaman menghantui selama liburan. Sebagai seorang traveler, apa pun keadaan di luar sana tetap saja semangat untuk menjelajah tempat yang baru.
Komentar Terbanyak
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Foto: Momen Liburan Sekolah Jokowi Bersama Cucu-cucunya di Pantai
Aturan Baru Bagasi, Presdir Lion Air Group: Demi Keselamatan