Akhir Pekan Ini, Ayo Mendaki Gunung Salak

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Akhir Pekan Ini, Ayo Mendaki Gunung Salak

Roberto Tambunan - detikTravel
Jumat, 30 Sep 2016 11:25 WIB
loading...
Roberto Tambunan
Kawah Mati
Jalur Pasir Reungit
Curug Buluh
Kawah Ratu
Yoga, Berto, Bayu, Titis Traveler
Akhir Pekan Ini, Ayo Mendaki Gunung Salak
Akhir Pekan Ini, Ayo Mendaki Gunung Salak
Akhir Pekan Ini, Ayo Mendaki Gunung Salak
Akhir Pekan Ini, Ayo Mendaki Gunung Salak
Akhir Pekan Ini, Ayo Mendaki Gunung Salak
Jakarta - Tak jauh dari Jakarta, traveler dapat mendaki Gunung Salak di Jawa Barat. Ada banyak cerita dan pengalaman seru yang bisa didapatkan.Taman Nasional Gunung Halimun Salak merupakan salah satu gunung yang letaknya bisa dikatakan dekat dari Ibukota Jakarta. Dari kantor saya di daerah Cilandak, Jakarta Selatan, Gunung Salak sering terlihat di pagi hari ketika cuaca cerah.Jumat, 01 Juli 2016 menjelang liburan Lebaran saya, Bayu, Yoga memutuskan untuk melakukan pendakian ke Gunung Salak via Gunung Bunder. Kami berangkat setelah pulang kerja karena hari itu jam kerja hanya setengah hari. Dengan mengendarai sepeda motor sekitar 3-4 jam, kami pun tiba di Pos Utama Taman Nasional Halimun Gunung Salak.Setelah melapor ke Petugas, kami kembali melanjutkan perjalanan menuju sebuah warung untuk beristirahat sejenak menikmati secangkir teh sekaligus menitip motor. Selepas dari warung, perjalanan kami lanjutkan dengan berjalan kaki menuju Bumi Perkemahan. Jarak yang ditempuh tidak terlalu jauh. Namun, ini merupakan sebagai pemanasan dalam pandakian Gunung Salak.Di Bumi Perkemahan, kami segera mendirikan tenda dan langsung berakting menjadi Chef handal untuk menyiapkan makan malam. Ya, perjalanan yg jauh membuat cacing diperut kami bergoyang dangdut. Makan malam, minum kopi, dan ber api unggun menjadi aktifitas terakhir kami sebelum akhirnya kami terlelap dalam keheningan malam.Pagi menyambut kami dengan kesejukkan udara, kicauan burung, dan sinar matahari yang mulai muncul dari sela sela pepohonan tentu ini menambah indahnya suasana pagi. kami pun tak boleh terbuai lama lama dan harus segera bergerak. Mandi ala bebek dan sarapan segera kami lakukan, lalu dilanjutkan dengan membongkar tenda.Setelah semua telah siap, kami melapor ke Pos Jalur Pasir Reungit untuk melanjutkan pendakian. Track yang kami lalui sepanjang pendakian ini sebagian besar berupa bebatuan dan aliran air. Rasa lelah dan ngantuk kami hilang karena terkena air dingin.Sesuai dengan judul diatas, Keindahan pertama yang kami temui adalah curug buluh, sebuah curug yang tidak terlalu tinggi. Namun, cukup membuat kami terhibur dalam pendakian. cekrekkk. kami pun berfoto.Keindahan kedua yang kami temui adalah kawah mati, di area ini kita akan menjumpai aliran air berwarna kuning dan putih karena mengandung sulfur, bau sulfurnya juga menyengat (disarankan membawa masker), bebatuan bebatuan besar, dan pepohonan kering. tempat yang baguss untuk hunting foto.Akhirnya, kami tiba di Kawah Ratu. Sebuah kawah yang ukurannya lebih besar dari kawah mati. Kepundannya selalu mendidih dan mengeluarkan gas asam sulfida (H2S) dengan baunya yang menyengat (seperti telur busuk). Kawah Ratu juga mengeluarkan suara gemuruh akibat semburan uap air panas yang membentuk kabut seperti asap.Saat hari beranjak sore, kami kembali ke tempat dimana kami telah mendirikan fly sheet (Persimpangan sungai besar). Bersih bersih dan makan malam mengantarkan kami menuju istirahat dimalam itu.Esok harinya, kami tidak melanjutkan pendakian menuju puncak Gunung Salak karena ada urusan kantor yang mengharuskan Bayu terbang ke Bali hari itu. Kami pun segera turun melewati rute yang sama dan bergerak menuju Jakarta.Salam Titis Traveler!
Hide Ads