Kisah Cengkeh & Sejarah Pelabuhan Bebas di Sabang

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kisah Cengkeh & Sejarah Pelabuhan Bebas di Sabang

Zulfan Ariansyah - detikTravel
Selasa, 26 Apr 2016 14:50 WIB
loading...
Zulfan Ariansyah
pohon cengkeh di sekitar pohon kelapa
Pelabuhan Bebas Sabang
Petani cengkeh
Rempah Cengkeh
Pohon cengkeh
Kisah Cengkeh & Sejarah Pelabuhan Bebas di Sabang
Kisah Cengkeh & Sejarah Pelabuhan Bebas di Sabang
Kisah Cengkeh & Sejarah Pelabuhan Bebas di Sabang
Kisah Cengkeh & Sejarah Pelabuhan Bebas di Sabang
Kisah Cengkeh & Sejarah Pelabuhan Bebas di Sabang
Jakarta - Ujung barat Indonesia, yaitu Sabang ternyata punya kisah tentang tanaman cengkeh, dan pernah menjadi Pelabuhan Bebas Pertama di Indonesia. Yuk, simak sejarahnya!Setelah sempat keliling Pulau weh dan menikmati indahnya wisata bahari, ternyata Pulau Weh yang dikenal dengan Sabang ini, memiliki banyak kebun Cengkeh di berbagai sudut sekitar pulaunya.Masyarakat memanfaatkan lahan dengan menanam pohon cengkeh untuk meningkatkan ekonomi keluarga. Tak jarang bisa dilihat banyak kebun kelapa juga disisipi pohon cengkeh ini. Untuk traveler ketahui, Cengkeh adalah tanaman asli Indonesia, banyak digunakan sebagai bumbu masakan pedas di negara-negara Eropa, dan sebagai bahan utama rokok kretek khas Indonesia. Di Sabang dulu merupakan salah satu jalur perdagangan berbagai komoditi dan rempah-rempah hasil alam Aceh Bahkan Indonesia.Menurut referensi yang saya dapatkan, tahun 1896 Sabang dibuka sebagai pelabuhan bebas untuk perdagangan umum dan sebagai pelabuhan transit barang-barang hasil pertanian Deli yang telah menjadi daerah perkebunan tembakau semenjak tahun 1863.Pada Perang Dunia II tahun 1942, Sabang diduduki Jepang dan dijadikan basis pertahanan wilayah barat. Hal ini menyebabkan Sabang ditutup sebagai pelabuhan bebas, kemudian melalui Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun 1963, Sabang kembali ditetapkan sebagai Pelabuhan Bebas dan pelaksanaannya diserahkan kepada Komando Tertinggi Operasi Ekonomi (KOTOE).Pada tahun 1985 status Sabang sebagai Daerah Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas ditutup oleh Pemerintah Indonesia melalui Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1985 dengan alasan maraknya penyeludupan dan akan dibukanya Batam sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.Di tahun 1993 Posisi Sabang mulai diperhitungkan kembali dengan dibentuknya Kerjasama Ekonomi Regional Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT). Pada tahun 2000, Presiden Abdurrahman Wahid mencanangkan Sabang sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas dan tanggal 22 Januari 2000 diterbitkan Inpres Nomor 2 Tahun 2000 tentang pelabuhan bebas Sabang.Sekarang dengan Kondisi Aceh yang sudah membaik dan Perekonomian kembali meningkat semoga seluruh kalangan baik masyarakat bisa tambah semangat lagi untuk berusaha dan mengolah lahan dan sebagainya agar Aceh bisa terkenal seperti tempo dulu, seperti Pelabuhan Bebas Sabang salah satunya. Semoga!
Hide Ads