Bakso & Silat Curi Perhatian Orang Rumania

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Bakso & Silat Curi Perhatian Orang Rumania

Masruri Masruri - detikTravel
Senin, 30 Mei 2016 13:20 WIB
loading...
Masruri Masruri
Kemeriahan acara
Saya datangbersama teman untuk menyaksikannya
Aksi silat yang dilakukan oleh orang setempat
Aneka tarian
Informasi kuliner-kuliner Indonesia
Bakso & Silat Curi Perhatian Orang Rumania
Bakso & Silat Curi Perhatian Orang Rumania
Bakso & Silat Curi Perhatian Orang Rumania
Bakso & Silat Curi Perhatian Orang Rumania
Bakso & Silat Curi Perhatian Orang Rumania
Jakarta - Akhir pekan lalu, masyarakat Bucharest di Rumania dibikin heboh oleh pentas budaya dan kuliner Indonesia. Bakso dan pancak silat yang paling mencuri perhatian.KBRI Bucharest dan Masyarakat Diaspora Indonesia di Romania menyelenggarakan Indonesian Market, Sabtu 28 Mei 2016. Pentas Budaya, kuliner, dan produk Indonesia ini mampu menarik minat ratusan pengunjung masyarakat Rumania. KBRI Bucharest dan Masyarakat Diaspora Indonesia di Romania menyelenggarakan kegiatan PiaΓ…Β£a Indonezia (Indonesian Market) edisi kedua, setelah berhasil pada edisi pertama pada bulan Mei 2015 lalu. Kegiatan yang diselenggarakan Sabtu 28 Mei 2016 ini mampu menyedot ratusan pengunjung. Bahkan di undangan yang dipublish di media sosial konfirmasi kehadiran mencapai lebih dari 600 orang. Ratusan pengunjung mulai berdatangan dari pukul 11 pagi sehingga 15.30 yang kebanyakan Warga Negara Romania, di samping masyarakat Indonesia di Bucharest dan sekitarnya.Pentas Budaya disajikan seperti tari cendrawasih dari Bali, tarian betawi, tarian jawa barat, tarian surabaya, pagelaran angklung hingga pencak silat. Yang menarik adalah pertunjukkan pencak silat dibawakan oleh warga asli Romania. Sambil menikmati pagelaran budaya, pengunjung menikmati kuliner tradisional Indonesia seperti sate ayam/kambing, bakso, somai, risol, kue gulung, asinan, rendang, sampai minuman es teh dan es teler.Kerajinan dan produk asli Indonesia juga disediakan seperti batik, wayang kulit, bahkan kopi arabika Indonesia. Bapak Dubes KBRI untuk Romania dan Republik Moldavia, Diar Nurbintoro, ikut menyambut dan berbaur bersama pengunjung dalam suasana yang akrab dan cair. Ajang budaya ini dapat menjadi promosi kebudayaan Indonesia karena pengunjung dengan antusias mengabadikan event tersebut dan menyebarkan foto-foto dan video mereka ke media sosial.Bagi Warga Negara Indonesia yang merantau di luar negeri tentu mengalami kerinduan yang mendalam untuk menikmati kuliner Indonesia, seperti sate, bakso, somai, bahkan minuman seperti es teller. Belum bertemu dan mengobrol dengan sesama anak bangsa di rantau dengan menggunakan bahasa Indonesia. Apalagi menikmati keindahan budaya bangsa seperti tari-tarian tradisional dan musik tradisional.KBRI biasanya bekerja sama dengan Diaspora Indonesia di luar negeri menfasilitasi masyarakat Indonesia di luar negeri, tidak hanya warung konsuler untuk pelayananan passpor, akte kelahiran, dan layanan lain tetapi juga mengadakan acara festival budaya dan kuliner. Lebih dari itu acara festival budaya dapat memperkenalkan budaya Indonesia kepada masyarakat lokal.Bersama teman kerja saya orang Italia, Sabtu 28 Mei 2016, jam 10.30 kita sudah berangkat dari Magurele menuju Kedutaan besar Indonesia di Bucharest untuk mengunjungi Piata Indonezia atau Pasar Indonesia. Magurele ibarat Depoknya Jakarta, tetapi lebih jauh sedikit sehingga untuk mencapai lokasi dibutuhkan waktu 1 jam dengan menggunakan angkutan umum. Kami menggunakan angkutan kota yang disebut Maxi Taxi dengan tarif 2,5 Lei (RON) dan kemudian berganti dengan bus dengan tarif 1,5 Lei (dibayar dengan kartu) untuk mencapai Bucharest, strada Gina Patrichi, alamat KBRI di Bucharest.Tiba di lokasi disambut orang Indonesia, saya pun menggunakan bahasa Indonesia. Bapak Wimpi, insinyur teknik petrolium yang dari tahun 1970 di Romania, menyambut dengan hangat meskipun baru pertama kali bertemu dan langsung membawa dan memperkenalkan dengan Bapak Dubes yang sedang ikut berdiri di dalam menyambut beberapa tamu. Pak Wimpi menjadi lokal staff setelah pensiun, dan keramahan Bapak Dubes (Bapak Diar Nurbintoro) menjadi pengobat sendiri bagi saya yang merantau lama di luar negeri. Baru satu bulan lebih di Bucharest setelah hampir 10 tahun di Italia.Di dalam halaman KBRI berdiri panggung kebudayaan dan dua group stand yaitu stand kuliner yang menyediakan berbagai kuliner tradisional dan stand produk Indonesia yang menyediakan berbagai kerajinan dan produk Indonesia. Transaksi hanya diperbolehkan dengan kupon, sehingga kami membeli kupon terlebih dahulu, sisa kupon bisa direimborse ke panitia.Hal yang pertama kali dilakukan adalah memburu kuliner Indonesia. Saya jelaskan teman saya yang orang Italia gambaran dari Makanan Indonesia dan memberikan rekomendasi makanan yang harus dicoba. Makanan pertama adalah bakso. Saya membelikan bakso dan berniat hanya membeli makanan berbasis sayur dan ikan, karena sebagai muslim di luar rumah saya menjaga makanan yang dimakan, dan menghindari daging. Kalau di rumah bisa membeli daging dari Macelleria (tukang daging di Italia), sedangkan di Romania karena baru saya belum tahu.Iseng-iseng saya tanya ke Mbak yang menjual Bakso, mbak dagingnya halal nggak? Mbaknya meresponse, Mas panitia membeli dagingnya dari toko Al Amir, toko daging muslim. Alhamdulilah saya bisa menikmati bakso, tanpa terbang ke Belanda, di mana banyak komunitas Indonesia.Kamipun membawa mangkok untuk mencari tempat duduk di depan panggung budaya. Berbagai tarian tradisional disajikan, setelah tarian cendrawasih dari Bali, berganti dengan tarian betawi, dan tarian dari Jawa Barat mirip jaipong. Setelah menyelesaikan bakso kita pun berganti membeli sate ayam, risol, somai, dan mencoba makanan lain terutama teman orang Italia yang sangat menikmati event tersebut dan cocok dengan makanan yang disediakan. Sebanyak 120 Lei habis, sisa 3 Lei karena makanan habis terjual. Temanku sangat suka dengan batik sehingga dia pun membeli batik sehingga hari itu kita bersama-sama menggunakan batik.Para pengunjung sangat menikmati pertunjukan budaya, sehingga mereka ramai-ramai mendekati panggung untuk mengambil foto. Tiba-tiba banyak orang mengambil foto justru dari Panggung, kami pun mendekati kerumunan orang, ternyata ada pertunjukan pencak silat yang dilakukan tepat di bawah panggung budaya.Wow, ternyata para pesilat semuanya bule, ada sekitar 5 atau 6 pesilat, satu di antaranya wanita. Setelah satu persatu memperagakan jurus-jurus silat, kemudian dilanjutkan dengan duel. Pengunjung sangat antusias melihat seni bela diri asli Indonesia. Bagi saya yang menarik adalah pesilatnya, yang tidak ada orang Indonesia.
Hide Ads