Ujung Kulon, Surga di Ujung Barat Pulau Jawa

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ujung Kulon, Surga di Ujung Barat Pulau Jawa

Ali Hamzah - detikTravel
Senin, 24 Mar 2014 13:50 WIB
Jakarta - Mendengar kata Ujung Kulon, selama ini mungkin yang ada dibenak orang adalah badak. Padahal sebenarnya Ujung Kulon itu lebih dari sekedar badak saja. Ada pantai indah, padang savana, hingga flora, fauna liar.Ujung Kulon merupakan situs warisan dunia UNESCO sejak tahun 1991 yang menyimpan banyak kekayaan alam, mulai pantai, laut, sungai, padang savana, hutan, flora, dan fauna.Selain menjadi situs warisan dunia versi UNESCO, Ujung Kulon juga ditetapkan sebagai taman nasional sejak tahun 1980. Letak Taman Nasional Ujung Kulon, sesuai dengan namanya berada di sisi paling barat pulau jawa, berjarak sekitar 183 km dari Jakarta.Dari Jakarta, ada beberapa alternatif untuk menuju Taman Nasional Ujung Kulon. Pertama bisa naik angkutan umum, bawa kendaraan pribadi, atau pun menyewa kendaraan. Jika ingin naik angkutan umum, bisa dimulai dari Terminal Kalideres atau pun Kampung Rambutan dengan bus jurusan Kota Serang, dari Serang ada angkutan menggunakan mobil Elf sampai Desa Taman Jaya, start point perjalanan Ujung Kulon.Untuk kendaraan pribadi ada dua alternatif jalan, melalui Kota Serang dan Pandeglang sejauh 183 km dengan jalan yang rusak berat, atau melalui Cilegon via Anyer dengan jarak tempuh lebih jauh 215 km, namun dengan jarak yang sedikit lebih baik.Sementara bila menyewa kendaraan, jika jumlah rombongan sekitar 14-15 orang, dapat menggunakan mobil Elf dengan harga sewa Rp 3.200.000 untuk perjalanan pergi-pulang + supir yang menunggu di Desa Taman Jaya. Untuk jalur yang ditempuh sama dengan menggunakan kendaraan pribadi.Dari Desa Taman Jaya, perjalanan harus dilanjutkan melalui jalur laut untuk menuju Pulau Peucang, Tanjung Layur, Cidaon dan Pulau Handeleum. Disarankan tujuan pertama adalah Pulau Peucang, selain terdapat banyak penginapan, jaraknya lebih dekat dengan tujuan-tujuan yang lain.Untuk menuju Pulau Peucang dan spot yang lainnya, harus menggunakan perahu motor. Harga sewa perahu motor Rp 2.500.000, siap mengantarkan kemana saja tujuan yang diinginkan. Demi keamanan, kelancaran, dan kenyamanan perjalanan selama berada di Ujung Kulon, dapat menyewa guide yang tarifnya Rp 200.000 + rokok. Jangan lupa untuk izin dulu di pos Perhutani dekat dermaga Taman Jaya dan membayar tiket masuk, Rp 5.000 untuk WNI dan Rp 20.000 untuk WNA.Perjalanan dari Desa Taman Jaya menuju Pulau Peucang ditempuh selama 4 jam. Menyusuri Teluk Selamat Datang (teluk dimana Desa Taman Jaya berada) dan Selat Panaitan (selat yang memisahkan Pulau Jawa dan Pulau Panaitan yang berada di sebelah barat Pulau Peucang). Sebelum bersandar di Pulau Peucang, ada baiknya berhenti untuk snorkeling.Sampai di Pulau Peucang akan disambut dengan pantai berpasir putih yang indah, dengan air laut yang berwarna biru kehijuan. Di Pulau Peucang bisa menyewa penginapan dengan harga mulai Rp 150.000 per kamar (dengan tiga kasur). Perlu diperhatikan juga agar tidak menaruh makanan sembarangan selama berada di penginapan ataupun lingkungan Pulau Peucang, karena hewan-hewan seperti monyet, celeng, dan rusa, serta biawak bebas berkeliaran dan berinteraksi dengan manusia.Selain pantai berpasir putih yang mengelilingi Pulau Peucang, kita juga dapat menyaksikan matahari terbenam di Karang Copong, sisi lain Pulau Peucang. Perjalanan menuju Karang Copong dapat ditempuh dengan treking selama kurang lebih sejam melewati hutan tropis dengan pohon-pohon besar didalamnya. Selama perjalanan menuju Karang Copong, kita juga akan bertemu banyak dengan hewan-hewanΒ  liar, seperti yang banyak berkeliaran di sekitar penginapan.Setelah puas melihat sunset di Karang Copong, kita harus kembali ke penginapan dengan medan yang sama. Oh iya, perlu perhatikan, karena perjalanan ke penginapan dari Karang Copong setelah melihat sunset sudah gelap, disarankan untuk membawa senter. Setelah itu harus segera istirahat, karena esok pagi harus menuju Cidaon, padang rumput tempat hewan-hewan liar yang langka merumput.Perjalanan menuju padang Cidaon harus ditempuh dengan perahu motor, karena Cidaon berada di Pulau Jawa di seberang Pulau Peucang. Dari Pulau Peucang menuju Cidaon ditempuh selama 10 menit. Jika beruntung dapat melihat pelangi, sesuatu yang sudah sangat susah dilihat di Jakarta.Sampai di Cidaon, kita akan disambut dengan dermaga yang tak kalah cantik dengan yang ada di Pulau Peucang. Dari dermaga kita harus melakukan treking masuk hutan untuk menuju padang Cidaon. Padang Cidaon adalah sebuah savana tempat hewan-hewan seperti banteng, merak, dan yang lainnya berkumpul untuk mencari makan.Biasanya satwa-satwa melakukan aktivitas merumput di Cidaon antara pukul 06.00-08.00 WIB dan 17.00-18.00 WIB. Jika kita beruntung, di Cidaon kita bisa melihat banteng dan merak sedang merumput dan berjemur. Tidak seperti hewan-hewan di Pulau Peucang yang sudah akrab dengan kehadiran manusia, satwa di Cidaon masih asing akan kehadiran manusia, dan mereka akan segera berlari masuk ke dalam hutan. Jika kurang beruntung, kita masih bisa melihat banteng yang sudah mati dan menjadi tulang belulang karena sakit atau faktor usia di pondok yang ada di Cidaon.Setelah puas bercengkeraman dengan satwa liar di Cidaon, kita harus kembali ke penginapan di Pulau Peucang untuk packing dan menuju destinasi berikutnya, kanoing di Cigenter. Cigenter letaknya dekat dengan Desa Taman Jaya, jadi kita harus menempuh perjalanan jauh lagi mengarungi lautan selama 3 jam.Tidak seperti keberangkatan ke Pulau Peucang, perjalanan ke Cigenter disambut ombak yang tidak bersahabat selama perjalanan. Perahu berguncang terus hampir selama perjalanan, baju hampir basah semuanya. Jadi terbayang bagaimana rasanya perjuangan para imigran gelap dari Timur Tengah yang mau mencari suaka ke Australia, melewati ombak yang mungkin lebih besar dengan ukuran perahu yang sama. Ah, hidup memamg keras.Sebelum kanoing di Cigenter, kita harus mendaftar dulu di Pulau Handeleum yang letaknya tidak terlalu jauh dari Cigenter. Tarif kanoing di Cigenter Rp 50.000, dengan satu kano bisa ditumpangi 5 atau 6 orang ditambah operator kano.Kanoing di Cigenter di mulai dari bibir pantai dan masuk ke Sungai Cigenter. Perjalanan kanoing di Cigenter ditempuh dalam waktu sekitar 90 menit perjalanan pulang pergi. Selama kanoing, jika berutung kita bisa melihat hewan-hewan bergelantungan di atas kita, sungguh rute kanoing yang menantang.Sebenarnya setelah kanoing di Cigenter, ada satu tempat lagi tempat yang harusnya dikunjungi, yaitu Pulau Badul. Tapi, karena ombak yang lagi benar-benar tidak bersahabat, perjalanan ke Pulau Badung dibatalkan. Perlu jadi pertimbangan, karena selama di Pulau Peucang dan sekitarnya tidak terdapat warung nasi, kita bisa menyewa alat dan juru masak selama berada di sana. Biayanya sekitar Rp 350.000.Sebagai penutup, mungkin bisa ditambahkan sedikit tagline untuk motivasi terus mengeksplore indahnya republik ini, "Karena setiap jengkal tanah Indonesia adalah surga." (travel/travel)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads