Begini Serunya Jalan-jalan Keliling Bangkok

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Begini Serunya Jalan-jalan Keliling Bangkok

Fery Setiawan - detikTravel
Senin, 31 Mar 2014 09:25 WIB
loading...
Fery Setiawan
Foto-foto di Bangkok
Suasana di Bangkok
Begini Serunya Jalan-jalan Keliling Bangkok
Begini Serunya Jalan-jalan Keliling Bangkok
Jakarta - Bangkok adalah destinasi liburan yang tersohor di Thailand. Ada banyak objek wisata menarik yang bisa Anda datangi di sana, mulai dari Grand Palace sampau Wat Pho. Bangkok pun menjadi surga wisata belanja. Yuk, jalan-jalan keliling Bangkok!Sejak pukul 06.00 pagi, saya sudah terjaga. Tadi malam saya sudah merencanakan dengan seksama mengenai tempat-tempat yang akan saya kunjungi. Saking niatnya, malam hari saya menyusuri tempat-tempat seperti Wat Arun Wat Po dan Grand Palace.Pukul 06.00 bangun, lalu pukul 07.00 saya sudah mulai keluar hotel. Kemudian saya jalan kaki dari Khaosan ke Wat Pho. Benar saja, suasana masih sepi. Saya lihat terpampang di dua gerbang masuk, yang satu bertuliskan Foreigner, yang satu bertuliskan aksara Thailand. Di sebelahnya ada tulisan tiket 100 Baht.Saya hanya duduk selama 15 menit di pintu gerbang melihat keadaan. Ternyata tulisan aksara Thailand tadi artinya kurang lebih orang Thailand, dan saya melihat banyak orang Thailand masuk tanpa ngobrol dan tanpa bayar, langsung masuk.Bermodalkan wajah Thailand, saya langsung saja ke pintu khusus orang Thailand. Jantung saya berdegup seperti petasan tahun baru. Petugas tiket melirik saya, namun saya pun berjalan dengan santainya, ternyata berhasil, hemat 100 Baht, lumayan.Ternyata di dalam sini terdapat patung Buddha emas besar yang sedang berbaring, dengan mengenakan sehelai selendang menutupi auratnya. Di dalam ruangan seluas Lapangan voli itu, saya mendengar kalimat tak asing di telinga saya. Saat menoleh ada sebuah keluarga kecil sedang berfoto.Dari tampangnya saya langsung bisa menebak, mereka adalah orang Indonesia. Langsunglah saya sodorkan kamera pocket yang menggantung di leher saya pada mereka dan meminta untuk di foto. Sebagai gantinya, saya memotret mereka pula.Berputar-putar di Wat Pho, saya menyadari bahwa di sini saya mendengar banyak sekali bahasa yang paling dominan adalah Bahasa Indonesia. Mulai dari logat Jakarta, Sunda hingga Jawa. Salah satu yang paling mencolok dan saya emui adalah lima orang rombongan pria 'aneh' dan dua orang wanita berbadan tambun.Aneh karena dua orang dari mereka berbadan kekar, mirip mas-mas ditempat fitness. Satu memakai tanktop ketat dan bawahan mirip hotpants yang dikenakan mbak-mbak SPG rokok yang ketat. Satu lagi memakai pakaian ketat transparan dan memakai celana skinny ngepress body. Terlihat tonjolan otot-otot mereka, namun yang aneh gayanya itu mirip ladyboy yang saya temui di Khaosan. Tiga orang sisanya sudah paruh baya.Sejam saya berputar-putar menikmati lucunya para wisatawan Indonesia, mulai yang memakai monopod (tongsis) foto dengan biksu, hingga yang paling lebay adalah foto monyong bersama dengan background Candi di Wat Pho. Pernah saat saya di KL melihat sekelompok orang Indonesia meminta foto dengan Bule di depan umum sambil monyong-monyong. Kelompok yang terdiri dari 3 orang itu bergantian minta foto dengan bule berlogat Amerika satu persatu.Setelah puas mengelilingi Wat Pho, saya langsung menuju pintu keluar. Persis sebelum tulisan exit, saya melihat dua orang berhijab ala-ala Inneke Koesherawati, Mereka mengklaim itu adalah ala Dian Pelangi.Mereka berdua terlihat bingung. Saya pun langsung menghampiri dan bertanya, "Orang Indonesia?" Langsung dijawab iya.Dari percakapan saya dengan mereka, rupanya satu orang bernama Eti dan satunya Lita. Mereka bekerja di perusahaan swasta di Jakarta. Usut punya usut, mereka tidak tahu menahu tentang Bangkok. Rasa iba dan gentleman saya muncul, saya mengajak mereka berkeliling Bangkok. Dengan harapan saya bisa punya teman ngobrol Bahasa Indonesia, dan mereka dapat seorang guide tampan dan baik hati.Eti dan Lita sepakat untuk pergi bersama saya. Saya menjelaskan sedikit tentang sejarah-sejarah Wat Pho yang saya pelajari di internet. Puas di Wat Pho, kami beranjak ke Grand Palace. Di Grand Palace mulut kami menganga melihat kemegahan bangunan-bangunan di sini.Kami yang sejak pagi belum mengganjal perut pun serasa kenyang dengan pemandangan di depan kedua mata kami. Lita yang disepanjang perjalanan perutnya protes, sekarang pun terdiam dan sibuk menekan tombol kameranya. Sesekali kita saling memfoto.Setelah sejam mengitari Grand Palace, ternyata perut kami pun sudah tidak bisa berkompromi. Kami pun segera beranjak keluar dari Grand Palace sambil sesekali berhenti untuk mengambil foto. Di perjalanan, Eti melihat sebuah museum tekstil. Maklum naluri wanita, pasti kalau urusan tekstil langsung matanya terbelalak dan langsung menggeret kami masuk.Di sini terdapat koleksi pakaian Queen Sirikit, mulai jaman dulu sampai yang sekarang. Queen Sirikit adalah salah satu dari ratu Thailand. Ternyata baju-baju beliau memang keren. Kain tenunnya buatan tangan. Desainnya glamor sekali. Puas di museum tekstil kita langsung keluar untuk mencari makan. Langsunglah kita mencari warung di pinggir jalan dengan alasan cepat pelayanannya dan murah.Sudah tiga warung kita masuki dan semua kursinya penuh. Terakhir kita bertemu dengan warung yang harganya lumayan murah. Walaupun bagi saya yang pernah ke Thailand sebelumnya agak mahal, namun saya harus cepat menemukan tempat makan.Lantaran Eti dan Lita sudah terlihat lemas dan pucat. Di warung itu, kami memesan nasi goreng, menu aman disegala negara. Eti dan Lita memesan teh hangat, saya hanya pesan air putih dingin.Selesai makan kita langsung ke Wat Arun. Langkah kita sekarang cepat, Karena perut sudah penuh. Lita yang tadi lemas sekarang memimpin langkah kami di depan. Setelah 10 menit berjalan dari Grand Palace, kita sampai di tepi sungai Chao Praya. Untuk mencapai Wat Arun, kita harus menyeberang Chao Praya, dengan 2 Baht kita bisa menyebrang sungai kebanggaan Thailand ini.Wat Arun artinya adalah Candi senja, menurut guide yang berbahasa (mirip) Inggris. Raja Siam sembahyang di sini pada waktu senja. Puas ke Wat Arun kami sepakat untuk menyudahi perjalanan ini dan memulai shopping. Ternyata Eti sudah tahu di mana kita harus berbelanja. Maklum, wanita sangat suka berbelanja. Terbukti mereka tidak tahu Grand Palace, namun lancar jika di tanya Platinum Mall (shopping Mall tujuan kami).Jalanan Bangkok hari itu terik dan macet. Beberapa kali kita melihat MOB atau demonstran yang melakukan demonstrasi besar-besaran. Banyak akses jalan utama yang ditutup. Karenanya waktu yang ditempuh menjadi lebih lama.Sampai di Platinum Mall, ternyata mall ini berada di Jalan Pratunam. Ternyata Platinum itu plesetannya Pratunam. Mall berlantai 5 ini adalah pusat belanja murah di Bangkok. Eti dan Lita sudah mengantongi list barang-barang yang harus dibeli.Hanya lima belas menit saya bertahan menemani berbelanja para wanita yang lapar belanja ini. Kami pun sepakat untuk berpencar dan berjanji untuk bertemu di McDonald pukul 6 sore. Saya pun langsung menuju gerai pakaian pria. Saya memang membutuhkan beberapa potong baju dan celana, lantaran tidak membawa satu baju ganti selain yang menempel di badan.Setelah beberapa jam, saya melongok jam dan waktu menunjukkan 17.30, saya segera mempercepat langkah dan segera ke McDonald untuk menemui Eti dan Lita. Sesampai di McDonald, saya langsung memesan kentang dan ayam, duduk di sebelah pintu sambil terus mengawasi setiap pengunjung yang masuk.Waktu sudah menunjukkan 18.30 namun Eti dan Lita tak kunjung datang. Saya menyesal tidak membeli simcard di bandara, jadi saya tidak bisa menghubungi mereka. Saya akhirnya keluar dari McDonald dan beranjak ke Meja diluar McDonald sambil mengawasi orang-orang.Waktu sudah menunjukkan pukul 19.00 namun Eti dan Lita tak kunjung datang. Hampir menyerah, tiba-tiba ada dua orang berhijab dengan kedua tangannya menjinjing plastik besar sedang mengawasi sekeliling. Ternyata Eti dan Lita, akhirnya kami pun kembali ke Mc.Donald untuk membeli makan malam.Karena sudah larut dan sudah letih, kami pun memilih untuk ke Siam Paragon untuk melihat mall yang sedang ramai di Bangkok. Di sini ternyata ada Maddame Tussauds. Eti yang suka dengan Bradd Pitt langsung memotret dirinya disebelah replika Bradd Pitt di pintu masuk Maddame Tussauds, kita tidak bisa masuk karena sudah lebih dari jam bukanya.Saya sempatkan untuk membeli kupluk maroon untuk penahan dingin di Mall ini. Waktu menunjukkan pukul 10 malam. Waktunya kita kembali ke Hotel, karena besok Eti dan Lita akan kembali ke Jakarta sementara saya akan terbang ke Phuket.Kita bertiga jalan kaki dengan menenteng belanjaan masing-masing untuk mencari taxi. Malam itu beberapa taxi yang kita temui tidak mau memasang meter, maka dari itu kita tawar menawar dengan taksi.Hotel Eti dan Lita ada di daerah Latkrabang, dekat dengan Suvarnabhumi dan agak jauh dari Siam Paragon. Eti dan Lita sepakat membayar 400 baht untuk ke sana, sementara saya tetap tinggal dan berjalan lagi untuk mencari taxi di tempat lain.Saya berjalan sekitar 2 km melewati jembatan penyeberangan dan menyeberang jalan besar. Namun jauhnya jarak tidak terasa karena di kanan dan kiri trotoar terdapat banyak penjual, mulai dari pakaian, aksesoris, hingga penjual lotere pun ada. Rupanya orang Thailand suka sekali menjadi pedagang kaki lima.Lelah berjalan, akhirnya saya menyerah dan mencegat taxi. Sopir taxi kali ini bisa sedikit berbahasa Inggris. Dari percakapan kami, saya tahu bahwa umurnya sudah 70 tahun dan bekerja tiap hari tanpa libur mulai pukul 12 siang hingga 12 malam dia bekerja. Wah sungguh kuat sekali beliau ini.Saya tanya apa rahasianya, katanya beliau menikmati pekerjaannya dan tidak pernah mengeluh. Sekitar 15 menit, taksi sampai di Khaosan. Langsung saya bayar dan segera berpamitan dengan sopir taxi kuat itu. Sampai di Khaosan seperti biasa, tetap gemerlap, meriah, dan terlihat wanita dan waria sedang berjoget disekitar bar yang berada dipanjang gang ini.Sementara terlihat pula bule-bule yang sedang teler. Serta tak ketinggalan pedagang kaki lima berhamburan dan berteriak menawarkan dagangannya. Saya segera melaju ke penginapan, segera mandi dan bersiap untuk tidur.
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads