Melihat Rumah Pengasingan Bung Karno di Berastagi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Melihat Rumah Pengasingan Bung Karno di Berastagi

Rudi Chandra - detikTravel
Senin, 11 Jan 2016 10:23 WIB
loading...
Rudi Chandra
Rumah pengasingan Bung Karno di Berastagi
Patung Bung Karno di pelataran depan
Bangunannya masih asli dan terawat
Dijadikan Mess Pemprovsu
Saya berfoto di depan rumah pengasingan Bung Karno
Melihat Rumah Pengasingan Bung Karno di Berastagi
Melihat Rumah Pengasingan Bung Karno di Berastagi
Melihat Rumah Pengasingan Bung Karno di Berastagi
Melihat Rumah Pengasingan Bung Karno di Berastagi
Melihat Rumah Pengasingan Bung Karno di Berastagi
Jakarta - Tak hanya punya iklim dingin dan pemandangan indah, Berastagi juga menyimpan kisah sejarah. Di sini ada rumah pengasingan Bung Karno. Berastagi merupakan kota wisata dataran tinggi beriklim dingin di Sumatera Utara yang cukup indah. Di sini terdapat berbagai potensi wisata yang sangat menarik, mulai dari wisata alam, agrowisata, kuliner, budaya dan berbagai wisata lainnya. Sehingga kota ini menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Sumatera Utara yang selalu ramai dikunjungi wisatawan, terutama di akhir pekan.Di sini juga terdapat beberapa bangunan bersejarah, bahkan terdapat satu bangunan yang menyimpan saksi sejarah perjuangan Bung Karno dalam melawan Kolonial Belanda. Tepatnya Di Desa Lau Gumba, Berastagi, Kabupaten Karo, ada satu rumah tua dan sederhana yang pernah menjadi lokasi pengasingan Bung Karno oleh pihak Belanda pada agresi Militer II. Rumahnya bergaya Belanda dan dibangun pada tahun 1719, dulunya rumah ini tempat tinggal seorang perwira Belanda. Rumahnya terbuat dari kayu jati dan berukuran 10 x 20 meter dengan cat putih dan seng berwarna merah. Di pelataran depan terdapat pula patung Bung Karno dari perunggu setinggi 7 meter dengan posisi duduk sebagai penanda bahwa rumah ini pernah menjadi saksi sejarah perjuangan Bung Karno.Berdasarkan sejarahnya, pada Agresi Militer Belanda II, tepatnya pada tanggal 22 Desember 1948, tiga pemimpin Republik Indonesia, yakni Bung Karno, Sjahrir, dan Haji Agus Salim, ditangkap Belanda di Yogyakarta kemudian dibuang ke sini. Mereka ditahan di sini selama 12 hari sebelum dipindahkan ke Parapat karena masalah keamanan. Meskipun saat itu penjagaan Bung Karno cukup ketat, namun sepertinya Belanda memilih memindahkan Bung Karno ke Parapat. Karena pada saat itu di Tanah Karo terdapat basis perjuangan kemerdekaan yang dikenal dengan nama laskar rakyat.Meski hanya tinggal 12 hari di sini, tetapi Bung Karno telah mendapat tempat khusus di hati masyarakat Karo. Bahkan mereka menjuluki Bung Karno sebagai Bapak Rakyat Sirulo yang berarti Bapak Lambang Kemakmuran Rakyat. Masyarakat Karo mencintai Bung Karno karena ajaran-ajaran beliau sama dengan nilai-nilai masyarakat Karo seperti gotong royong, pluralisme dan solidaritas.Sampai sekarang rumah ini masih berdiri kokoh dan terawat baik. Keaslian bangunan ini masih terjaga, termasuk furnitur di dalam rumah seperti tempat tidur, lemari pakaian dan perabotnya masih sama seperti dulu. Namun rumah ini tidak dibuka untuk umum seperti rumah pengasingan Bung Karno di tempat lain. Karena rumah ini dijadikan sebagi mess pemprov Sumatera Utara. Sangat disayangkan, karena seharusnya rumah ini bisa menjadi sumber belajar perjuangan Bung Karno bagi generasi penerus bangsa.
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads