Liburan ke Makassar Saat Imlek, Mampir ke Daerah Pecinan
Kamis, 04 Feb 2016 19:00 WIB

Saskia Rajayani
Jakarta - Tidak hanya di Jakarta, Makassar juga punya kawasan pecinan. Menjelang Hari Raya Imlek, traveler bisa merasakan meriahnya pecinan Makassar.Pekan lalu saya dan beberapa teman memutuskan untuk jalan-jalan melihat beberapa bangunan tua di Makassar. Tidak afdol rasanya jika hanya mencicipi berbagai macam kuliner khas di kota Daeng ini. Sebagai pemuda pemudi Sulawesi Selatan, sepatutnya harus tahu bangunan-bangunan historical yang ada di kota ini. Berjalan kaki memang cara yang paling pas untuk mengeksplor bangunan tua. Meskipun cuaca sangatΒ terik dan mentari sangat menyengat, tidak menyurutkan langkah kami.Tempat ibadah merupakan satu objek penting yang ada dan hadir di setiap sudut kota. Tempat ibadah juga bisa menjadi objek wisata yang menyenangkan. Tempat ibadah yang pertama kami kunjungi adalah gereja. Gereja Katedral atau resminya adalah Gereja Hati Kudus. Bangunan bergaya gothic klasik ini merupakan rancangan dari salah satu arsitek eropa bernama Swartbol. Gereja yang ada sejak 1898 ini masih mempertahankan bentuk aslinya. Tidak heran, gereja ini dinobatkan menjadi gereja tertua di kota Makassar juga di seluruh Sulawesi Selatan dan Tenggara. Sayangnya, petugas yang jaga pada saat itu tidak mengizinkan kami untuk masuk ke dalam katedral. Tempat ibadah kedua adalah klenteng di pecinan. Salah satu dari banyak klenteng yang ada di kota Makassar adalah Vihara Dharma Loka. Kali ini kami diizinkan untuk masuk ke dalam klenteng. Klenteng ini terletak di jalan Lombok area pecinan. Kami disambut hangat dari beberapa orang yang ada di dalamnya. Bangunan ibadah terakhir adalah masjid yang bernama Masjid Assaid. Masjid yang memiliki pekarangan yang luas bercat putih dan hijau. Tampak sisi bangunan masjid yang catnya sudah terkelupas. Masjid ini memiliki dua buah kubah pada puncak masjid. Kubahnya berbentuk Piramida dan yang satu lagi berbentuk bulat dan berwarna hijau terletak di bagian depan. Di bawahnya tertulis kaligrafi Arab, yaitu Masjid Assaid 1907. Sebuah penanda bahwa bangunan ini dibangun pada tahun 1907. Setelah dicek ternyata bangunan ini dibangun oleh orang Arab dari Hadramaut yang menyebarkan Islam pada awal abad ke-20. Oleh karena itu dikenal dengan masjid arab atau masyarakat setempat menyebutnya sebagai Masigi Saiyyeka. Lokasinya pun berada di sekitar Pelabuhan Sukarno Hatta, tempat yang tidak lain merupakan tempat imigran Arab berlabuh.
Komentar Terbanyak
Forum Orang Tua Siswa: Study Tour Ngabisin Duit!
Pendemo: Dedi Mulyadi Tidak Punya Nyali Ketemu Peserta Demo Study Tour
Study Tour Dilarang, Bus Pariwisata Tak Ada yang Sewa, Karyawan Merana