Kacang Barandang, Oleh-oleh Khas Puncak Lawang
Rabu, 17 Feb 2016 11:55 WIB

Muhammad Catur Nugraha
Jakarta - Main ke Puncak Lawang di Sumatera Barat, wisatawan bisa membeli oleh-oleh kacang barandang. Kacang ini disangrai dengan pasir dan memakai tungku kayu bakar.Saat melintasi Jalan Taman Panorama Puncak Lawang yang merupakan akses menuju Puncak Lawang, saya melihat di kanan kiri jalan terdapat beberapa tempat bertuliskan 'Usaha Kacang Barandang' dan biasanya diikuti dengan nama dari si pemilik usaha. Salah satu warga di Jalan Panorama Puncak Lawang yang memiliki usaha ini adalah Nini.Pagi itu sembari menunggu kabut hilang dari pandangan di Puncak Lawang, saya singgah terlebih dahulu di sebuah tempat yang menyerupai bedeng di mana Usaha Kacang Barandang milik Nini biasa melakukan aktivitasnya.Kedatangan saya disambut dengan ramah oleh Nini. Saya pun diajak untuk melihat proses pembuatan kacang barandang. Kacang tanah yang digunakan berasal dari Palembayang, sebuah kecamatan yang masih berada dalam Kabupaten Agam.βDi sana sejuk, dan kacang tanah tumbuh dengan subur,β tutur Nini.Kemudian kacang tanah tersebut dijemur terlebih dahulu untuk mengurangi kadar air yang terkandung pada kacang. Setelah itu kacang dipilah-pilah berdasarkan jumlah biji kacangnya. Ada yang kacang bijinya hanya 2 dan ada juga yang berisi 3 atau lebih.Kacang yang telah dipisahkan tersebut kemudian dimasak dengan cara disangrai menggunakan pasir di atas kuali yang berukuran besar. Kompornya menggunakan tungku dari tanah liat sedangkan untuk bahan bakarnya masih menggunakan kayu bakar.βNah itulah mengapa disebut kacang barandang, barandang itu artinya disangrai. Ibu yang ini dia masak yang biji dua, kalo yang satunya masak yang biji tiga atau lebi,hβ kata ibu Nini.Lalu kacang yang sudah matang disangrai ditaruh untuk selanjutnya ditampi menggunakan nyiru mirip seperti ketika menampi beras. Kacang-kacang berkualitas rendah akan jatuh dan dipisahkan namun tidak dibuang begitu saja. Kacang tersebut nantinya masih bisa digunakan sebagai bahan untuk bumbu pecel atau gado-gado.βYang ini sudah matang, masih hangat, gurih, ayo dicoba,β tutur Nini sembari memberi saya beberapa kacang yang masih dalam keadaan hangat. Kacang ini memang terasa manis dan gurih apalagi yang isinya dua. Saya pun membeli kacang barandang buatan Ibu Nini sebanyak 5 liter sebagai oleh-oleh yang per liternya dijual Rp 12 ribu.Kacang barandang ibu Nini ini nantinya akan dibeli oleh penjual kacang yang menjual kacangnya di Matur, itulah mengapa nama kacang barandang ini lebih dikenal dengan nama Kacang Matur karena sudah sejak lama kacang tersebut dijual di wilayah Matur.βDulu sebelum Puncak Lawang menjadi obyek wisata yang ramai dikunjungi orang, kami jual kacang barandang ini seluruhnya ke Matur, Bukittinggi, dan Payakumbuh, kini kami juga menjual sendiri kepada wisatawan yang berkunjung ke Puncak Lawang,β tutur Nini dipenghujung pembicaraan kami.
Komentar Terbanyak
Bisa-bisanya Anggota DPR Usulkan Gerbong Rokok di Kereta
Turis China Serang Petugas Imigrasi, Jilbab Ditarik Sampai Lepas
Kagetnya Hotel Syariah di Mataram, Putar Murotal Ditagih Royalti Rp 4,4 Juta