Jakarta - Ruang-ruang di sana diberi nama sesuai dengan tokoh Laskar Pelangi, yakni ruang Ikal, ruang Lintang, dan ruang Mahar. Isi ruangan itu pun disesuaikan dengan nama ruangan itu sendiri. Selamat datang di Museum kata Andrea Hirata.Tahu film Laskar Pelangi yang melegenda itu bukan? Ya, film hasil dinginnya tangan Riri Riza dan Mira Lesmana itulah yang mengubah Belitung yang semula sepi mendadak menjadi destinasi wisata andalan di negara ini. Hanya saja,bukan hanya Riri Riza dan Mira Lesmana yang berperan mengangkat popularitas pulau terbesar kedua di Kepulauan Bangka Belitung itu. Sala satunya,siapa lagi kalau bukan Andrea Hirata, orang asli Belitung yang tak laina dalah penulis novel Laskar Pelangi. Sekarang, kisa perjuangan anak-anak Laskar Pelangi dan suksesnya novel dan film Laskar Pelangi, bisa dikenang pada sebua museum yang kini selalu ramai dikunjungi oleh para pelancong.Setelah sukses Laskar Pelangi, baik novel maupun filmnya, Pulau Belitung memang selalu diidentikkan dengan Laskar Pelangi. Seingga tak heran, bila kemudian orang sering menyebut Pulau Belitung sebagai Bumi Laskar Pelangi. Hal yang sama juga terjadi di Gantung (orang lokal menyebutnya Gantong), sebua kecamatan di Belitung Timur, tempat kisah Laskar Pelangi bermula. Sala satu ruas jalan di daerah ini pun diberi nama Jalan Raya Laskar Pelangi. Nah, di jalan inilah Museum Kata Andrea Hirata berada, tepatnya di Jalan Raya Laskar Pelangi No.7, Gantong, Belitung Timur, Kepulauan Bangka Belitung.Hal apa yang bisa didapatkan saat menapaki museum sastra pertama di Indonesia ini? Hal pertama yang psti kita rasakana dalah sensasi perjuangan anak-anak Laskar Pelangi yang terlukis dengan apik pada setiap sudut ruangan museum. Museum ini bercerita perihal perjuangan Ikal dan kawan-kawan yang kala itu bersekolah di SD Muhammadiyah Gantong, sekolah Islam pertama di Pulau Belitung, hingga akhirnya kisah perjuangan itu diabadikan Andrea Hirata dalam sebuah novel, dan difilmkan beberapa tahun kemudian. Hal ini terpampang jelas pada setiap foto yang tergantung dengan gagah pada setiap dinding.Semakin lama berada di dalam museum ini, menelusuri setiap sudut museum, sensasi Laskar Pelangi semakin kental terasa. Bukan hanya foto yang sebagian besar diambil dari adegan dalam film Laskar Pelangi, deretan kalimat inspiratif yang diambil dari novel Laskar Pelangi itu sendiri, termasuk novel Sang Pemimpi, Edensor, dan Maryamah Karvov, tiga novel lain yang menjadi bagian dari tetralogi Laskar Pelangi. Salah satu kalimat terkenal dari seorang Andrea Hirata yang terpajang di sini adalah " βBermimpilah karena Tuhan anak memeluk mimpi-mimpimuβ. Kalimat inspiratif inilah yang menyambut kedatangan kita di museum. Selain itu,, masih di museum yang sama, kita bisa melihat aneka tampilan sampun novel Laskar Pelangi yang sudah diterbitkan di berbagai negara di dunia.Museum ini sangatlah unik, merupakan sebuah museum sekaligus potret keadaan rumah Melayu Belitong zaman dahulu. Hal ini terlihat dari sejumlah perkakas, termasuk lemari zaman dahulu, yang berdiri kokoh di ruangan utama museum. Selain itu, tata letak museum dengan beberapa buah ruangan (yang sebetulnya adalah kamar bila dianalogikan dengan rumah orang Melayu), semakin memperjelas potret Melayu itu. Ruang-ruang ini diberi nama sesuai dengan tokoh Laskar Pelangi, yakni ruang Ikal, ruang Lintang, dan ruang Mahar. Isi ruangan itu pun disesuaikan dengan nama ruangan itu sendiri. Pada ruangan Ikal misalnya, lebih banyak diceritakan perihal Ikal yang tak lain adalah potret Andrea Hirata kecil di Belitung.Nah, ada satu hal lagi yang unik di museum didirikan sendiri oleh Andrea Hirata ini, yakni warung kopi yang ada di bagian dapur museum. Setelah puas dan lelah mengelilingi museum, pengunjung bisa membeli kopi khas Belitung yang langsung diracik di dalam museum. Menarik bukan? Selain itu, masih di bagian yang sama, kita bisa mengirimkan kartu pos dengan nuansa Laskar Pelangi pada kenalan dimana pun mereka berada. Cukup membayar beberapa rupiah saja, kita sudah bisa mengungkapkan rasa persaudaraan kita dengan mengirimi mereka kartu pos langsung dari tempat lahirnya cerita Laskar Pelangi.Sungguh suasana museum yang menarik bukan? Segeralh atur waktu liburan Anda untuk datang ke Pulau Belitung. Pilihlah waktu yang tepat biar bisa memperoleh harga tiket yang terjangkau, dan menghindari musim penghujan. Setelah puas menjelajahi keindahan alam Pulau Belitung, selanjutnya singgahlah di museum yang diresmikan pada Bulan November 2012 ini. Apalagi, untuk bisa menikmati suasana Laskar Pelangi, pengunjung tidak dipungut biaya, kecuali biaya sukarela sebagai bentuk dukungan kita terhadap perkembangan sastra dan pariwisata negeri ini. Salam pariwisata!!!
Komentar Terbanyak
PHRI Bali: Kafe-Resto Putar Suara Burung Tetap Harus Bayar Royalti
Traveler Muslim Tak Sengaja Makan Babi di Penerbangan, Salah Awak Kabin
Kronologi Penumpang Lion Air Marah-marah dan Berteriak Ada Bom