Sempu, Pulau Cantik yang Dilindungi di Malang

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Sempu, Pulau Cantik yang Dilindungi di Malang

Moh Taufik Asrofie - detikTravel
Senin, 22 Feb 2016 14:50 WIB
loading...
Moh Taufik Asrofie
Keindahan pantai Ngliyep dari atas bukit karang
Surga kecil di Pulau Sempu
Samudera Hindia dari bukit karang di Pulau Sempu
Matahari Terbenam di Pantai Sendang Biru
Saya dan Host
Sempu, Pulau Cantik yang Dilindungi di Malang
Sempu, Pulau Cantik yang Dilindungi di Malang
Sempu, Pulau Cantik yang Dilindungi di Malang
Sempu, Pulau Cantik yang Dilindungi di Malang
Sempu, Pulau Cantik yang Dilindungi di Malang
Jakarta - Di Malang, ada pulau yang masuk kawasan dilindungi bernama Sempu. Di sana, traveler bisa melihat betapa indah dan asrinya pulau tersebut. Malang, kota yang terkenal dengan apelnya mempunyai suasana yang sejuk dan nyaman serta mempunyai magnet yang sangat kuat untuk disinggahi terutama bagi para backpacker. Bagi para backpacker seperti saya, pengalaman membaur dan hidup sebagai warga lokal adalah satu hal yang wajib dilakukan selama traveling. Pada kesempatan traveling kali ini saya pada awalnya akan berkunjung ke Bromo. Namun mengingat pada waktu itu bertepatan dengan hari kemerdekaan bangsa kita, Indonesia tercinta maka saya urungkan niat ke salah satu gunung terindah itu. Hal ini bukan tanpa alasan, melainkan pada hari tersebut pasti Bromo penuh dengan para pendaki yang merayakan upacara bendera di puncaknya. Maka saya mengalihkan destinasi menuju Pulau Sempu. Ya, Pulau Sempu yang belum banyak disinggahi orang ini memiliki pemandangan yang luar biasa, bisa dikatakan sebagai Koh Phi Phi-nya Malang.Saya berkunjung ke Pulau Sempu bersama seorang "host" yang saya kenal melalui jejaring Couchsurfing, Sabda Ardhana. Kami berangkat menggunakan sepeda motor dari kota Malang pukul 14.30 WIB. Di tengah perjalanan, kami disuguhi pemandangan yang sangat menakjubkan yang tidak pernah saya lihat sebelumnya. Hamparan bukit yang sangat hijau dan jalan yang berliku mengingatkanku seperti yang terdapat dalam film-film luar negeri. Setelah dua jam berlalu tanpa lelah, sampailah kami di pantai Sendang Biru. Setelah memarkirkan kendaraan, kami segera menuju balai konservasi setempat untuk meminta izin berkunjung ke surga tersembunyi itu.Setelah izin didapatkan, ternyata perahu terakhir akan segera berangkat untuk menyebrang ke Pulau Sempu. Tanpa pikir panjang, kami berusaha untuk bernegosiasi dengan rombongan backpacker dari Jakarta yang sudah dahulu menyewa perahu tersebut agar kami diijinkan untuk bergabung dalam rombongannya. Kamipun akhirnya diijinkan untuk bergabung dengan rombongan tersebut yang tentu kami bisa berhemat untuk biaya sewa perahu. Dalam perjalanan menyebrang, kami disuguhi pemandangan yang luar biasa indah, laut biru jernih dengan pulau-pulau kecil yang tersebar di kanan kiri perahu kami. Pada saat itu, sore hari pukul 17.15 dan kami beruntung sekali. Bisa berkesempatan menikmati matahari terbenam di balik pulau Jawa yang memberikan nuansa jingga keemasan.Setelah 20 menit berlalu, tibalah kami di pulau Sempu. Karena pada waktu itu laut sedang surut, perahu yang kami sewa tidak bisa terlalu dekat merapat ke daratan Sempu. Kamipun akhirnya berjalan menyusuri lahan bakau yang masih alami. Dalam perjalanan menyusuri hutan Pulau Sempu, kami disuguhi pemandangan yang sangat memanjakan mata dan telinga. Terdapat pohon-pohon besar, gua batu yang cukup besar, dan yang tak kalah menarik adalah suasana dan suara khas hutan yang sangat ramai dengan suara para penghuninya, seperti burung dan serangga, serta deburan ombak samudra Hindia yang terpecah menabrak tebing karang di pulau ini. Setelah satu jam berlalu, sampailah kami di pantai Ngliyep, tempat kami bermalam dengan alas dan bekal seadanya tanpa persiapan tenda maupun api unggun. Setelah itu, kami segera sholat Maghrib dan Isya dengan tayamum karena dinginnya air di pulau ini.Malam hari di pulau ini sungguh sangat luar biasa, bintang-bintang sangat jelas bersinar. Setelah malam yang cukup singkat untuk dinikmati, akhirnya fajar mulai menyingsing. Setelah kami menjalankan kewajiban sholat Subuh, kami mulai berjalan mengelilingi tempat sekitar. Kami menjumpai kawanan monyet liar yang seakan menyambut kedatangan kami. Matahari pun akhirnya muncul dan di depan mata sudah tersuguhkan pemandangan yang luar biasa sangat indah yang belum pernah saya dapatkan selama ini. Air yang sangat tenang, jernih, biru kehijauan yang seakan memancing kami untuk bermain dengannya. Setelah puas berenang dan menikmati pemandangan Pantai Ngliyep dan samudera Hindia dari tebing karang yang cukup tajam, kami putuskan untuk meninggalkan tempat ini.Tepat pukul 10.00 WIB kami kembali menyusuri hutan untuk menyeberang ke Pantai Sendang Biru, tempat kami menitipkan kendaraan. Dengan sangat terpaksa kami harus meninggalkan surga kecil ini tepat pukul 11.00 WIB untuk kembali ke kota Malang. Dua setengah jam pun berlalu, akhirnya kami sampai di Kota Malang. Kami mampir sejenak untuk menikmati santap siang di salah satu warung soto yang cukup murah bagi dompet backpacker dengan harga Rp 5.000/porsi namun mempunyai rasa yang sangat lezat. Setelah santap siang, perjalanan kami lanjutkan menuju ke tempat tinggal host yang saya singgahi. Waktu sudah menunjukkan pukul 13.30 dan kami akhirnya istirahat dan santai sambil memutar layar kamera yang sudah penuh dengan pemandangan pulau Sempu. Saat pukul 16.00 tiba saatnya bagi saya untuk menuju ke stasiun kereta api untuk kembali menjalani kehidupan sehari-hari di Kota Tegal.Karena kawasan konservasi, tentu pengunjung tidak bisa sembarangan selama di sana. Tidak ada sampah yang boleh ditinggal, dan tak ada hewan atau tanaman yang dirusak. Menjaga alam sudah jadi kewajiban kita saat menjelajah alam.
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads