Laskar Gerhana
Detik-detik Indah GMT dari Perairan Belitung
Sabtu, 12 Mar 2016 10:56 WIB

aneppaoji1
Jakarta - Rombongan detik.com yang tergabung dalam Laskar Gerhana Belitung berkesempatan melihat fenomena langka gerhana. Inilah detik indahnya dari Belitung.Detik-detik momen Gerhana Matahari Total (GMT) Rabu (9/3/2016) menyedot perhatian seluruh dunia. Bukan saja astronom dan ilmuwan, namun para turis penikmat GMT, baik lokal dan mancanegera berbondong-bondong mendatangi spot-spot di Indonesia yang dilintasi GMT.Mereka ingin menjadi bagian dalam sejarah astronomi, sebagai saksi keindahan fenomena alam itu secara langsung oleh mata kepala sendiri. GMT 9 Maret 2016 juga menjadi pantauan khusus para Laskar GMT yang diberangkatkan Detik.com ke Ternate dan Belitung. Saya termasuk di dalamnya dan tergabung dalam Laskar GMT Belitung. Rasa istimewa bagi saya dan laskar GMT Detik.com lainnya. Bukan saja karena bisa menyaksikan GMT di titik gerhana total, melainkan berkesempatan menyambutnya di atas Kapal di Perairan Bangka-Belitung yang indah. Kesempatan yang tidak bisa dikatakan mudah.Satu kapal bernamaΒ Bintang Laut milik Badan Keamanan Laut (Bakamla) disiapkan dan berlayar membawa rombongan Laskar GMT. Para laskar dan crew Detik.com yang beranggotakan sekitar 50 orang itu melaju dari Pelabugan Tanjung Batu sekitar pukul 03:00 WIB dini hari.Menunggu matahari terbit, mendapat kesempatan menelusuri situasi kapal dan bisa menyaksikan bagaimana para penjaga keamanan laut itu bekerja berhari-hari di dalam kapal. Bagaimana nakhoda mengemudi, menavigasi hingga para awak yang sibuk dengan tugas masing-masing. Kami juga diperkenankan memasuki ruang mesin kapal dalam kondisi mesin sedang beroperasi. Tak terlupakan, para laskar GMT mendapat kesempatan bernyanyi di ruang karaoke kapal. Lagu Laskar Pelangi bergema, di samping deru mesin.Lagu tersebut merupakan soundtrack Film Laskar Pelangi yang diadaptasi dari judul novel yang sama karya Andrea Hirata, penulis asalΒ Belitung yang mampu melambungkan nama kota itu ke kancah nasional.Meski nampak gagah, namun terlalu besar kapal tersebut. Panjang Kapal 48 meter dengan lebar 7,8Β meter, tinggiΒ 4 meter. Kapal patroli ini mampu menampung minyak 60 ton, menggunakan mesin 1800 HPPX2 dengan kecepatan maksimal mencapai 24 knot/jam. Terdapat ruang kemudi di bagian atas depan, lambung, dek kapal dan buritan.Menelusuri lorong kapal dan pernak-perniknya membuat waktu begitu cepat. Waktu memasuki subuh. Para awak dan laskar menunaikan sholat yang dipimpin Ustad Uci Sibromilci dari Kemenag Belitung yang didatangkan langsung oleh pihak Bakamla untuk mengimami sholat gerhana.Β Sholat pun tidak seperti biasa. Imam dan jemaah dalam posisi duduk, menyiasati goncangan kapal karena ombak.Waktu terus berjalan, perlahan mata hari muncul dari arah Timur. Momen yang indah di pagi hari. Para fotografer dan blogger mengabadikannya, membuat suasana di atas kapal semakin meriah.Ufuk Timur mulai menguning kemerahan, menandakan matahari segara terbit. Sayang, begitu waktunya sunrise awan menggelayut, membuat matahari tidak jelas.Melihat gelagat tersebut, pihak Bakamla terus memacu kapal, mencari posisi yang tepat untuk menyambut GMT. Cukup lama berlayar hingga menemukan titik yang tepat.Memasuki waktu pukul 06:21 WIB, pertemuan bulan matahari mulai terjadi. Sedikit demi sedikit, matahari seolah ditelan mahluk raksasa. Melalui kacamata khusus matahari nampak seperti sabit.Sekitar 10 menit berlangsung, ketika posisi matahari terhalang bulan sekitar 1,4 persen, sholat garhana digelar. Menurut ustad Uci, sholat gerhana dilakukan secepatnya supaya ketika GMT berlangsung peserta masih bisa menyaksikan.Dalam ceramah Ustad Uci menyebutkan, gerhana merupakan fenomena astronomi di mana matahari, bulan dan bumi dalam posisi sejajar garis lurus. Dalam pemahaman agama, terjadi gerhana merupakan tandaβtanda kekuasaan Allah SWT, supaya manusia ingat akan kebesaran-Nya. Sementara kesibukan menghadirkan suasana riuh seisi kapal. Para blogger dan fotografer siap dengan senjata kamera dan ponsel masing-masing untuk menangkap momen langka itu. Para blogger juga banyak yang mewawancarai diri sendiri dengan video phonenya, serta selfie untuk keperluan laporan dan sharing media sosial.Momen yang dinantikan semakin dekat. Udara berhembus terasa perlahan, suasana disekeliling makin meredup. Ufuk timur, barat, utara dan selatan terlihat seperti lembayung sore hari. Air laut pun bergerak lebih tenang.Tepat pukul 07:22 WIB suasana gelap. Wajah-wajah hanya terlihat temaram. Semua orang yang sudah lama menunggu di atas kapal terpana. Inilah momen yang ditunggu-tunggu, Gerhana Matahari Total (GMT) Rabu, 9 Maret 2016 itu sedang terjadi.Beberapa detik suasana hening, lalu terdengar takbir dari Ustad Uci di ujung kapal disambut takbir. Allohu akbar, Allohu Akbar, subhanalloh serta ungkapan takjub lainnya. Saya sendiri terus memuji keagungan Allah, sambil mata tak berkedip memandangi matahari yang sirna. Suasana hening, takjub sekaligus menegangkan. Sementara dari samping ruang kemudi kapal terdengar teriakan kecil para awak sambil memukul-mukul bilik kapal. Sepertinya gelap berlangsung sekitar satu menit lebih, lebih cepat dari perkiraan. Perlahan matahari bergeser, cahayanya semburat, tajam dan begitu terang. Konon cahaya inilah yang membuat rusak lensa mataΒ jika ditatap langsung tanpa pelindung. Matahari keluar dari kegelapan, teriakan bahagia terdengar. Alhamdulillah dibarengi suasana riuh, memenuhi ruang kapal. Hingga pada pukul 08:35 WIB, gerhana berakhir. Para blogger dan fotografer memamerkan foto terbaik hasil jepretan masing-masing.Menurut Kolonel Maritim Arif Medianto, Kepala Kantor Pengelolaan Informasi Marabahaya Laut Badan Kemanan Laut (Bakamla), untuk menyaksikan GMT di atas laut awalnya sempat terhalang oleh awan.Menurutnya, Kapal Bakamla berangkat dari Pelabuhan Tanjung Batu, menuju selat Gelasa yang terletak antara Belitung dan Babel.βPada saat kapal berangkat, awan sudah terlihat. Namun Alhamdulillah, semakin mendekati waktu gerhana total posisi semakin bagus dan kita bisa melihat dengan jelas. Selain cuaca cerah, tinggi gelombang kurang dariΒ ΒΌ meter. Sebelumnya ada prediksi akan hujan, ini sepertinya tidak terjadi,β katanya.Sementara salah seorang blogger yang tergabung dalam Laskar GMT DetikCom, Arif Ramadhan menyebutkan, sangat istimewa dapat menyaksikan GMT langsung di atas kapal. Ia juga mengaku sangat terkesan karena dapat menyaksikan GMT langsung juga bisa melaksanakan sholat gerhana dalam posisi terombang-ambing ombak di atas kapal.βIni pengalaman pertama kali. Shalat gerhana di atas kapal, selain menyaksikan Gerhana Matahari Total,β ungkapnya bangga.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!